Setelah beberapa bulan berlalu,tiba saatnya Zee untuk berangkat ke Jakarta untuk melanjutkan sekolah-nya di Univ. Jakarta seperti mimpinya sejak kecil,ia akan mengambil jurusan kedokteran. Perasaan sedih menghampiri karena mengharuskan ia meninggalkan orang tua nya di luat kota,tapi di sisi lain ia juga merasalan kebahagian karena dapat diterima di fakultas yang ia inginkan,apalagi melalui jalur beasiswa.
"Nduk,kamu hati-hati disana. Jaga diri baik-baik. Jangan pulang malam-malam. Kuliahnya yang rajin biar cepat lulus. Nanti kalau udah sampai di Jakarta jangan lupa kabarin Ummi sama Babah ya." Ummi Zee tampak mengecup beberapa kali pipi Zee membuat Zee tak kuasa menahan butiran bening yang akan terjun dari matanya.
"Iya Ummi...,Zee berangkat dulu ya Mii,doa-in Zee." Rintih Zee memeluk Ummi-nya erat.
"Iya nduk,hati-hati ya. Jaga diri baik-baik." Tampak Babah mengelus kepala putrinya yang masih berbalut jilbab berwarna hijau army itu.
"Assalamualaikum..." ucap Zee setelah berputar meyalami Babah,Ummi,Kakak,juga adiknya.
"Waalaikumsalam..." ucap mereka serentak.
Setelah pesawat yang dinaiki oleh Zee take off semua anggota keluarganya mulai meninggalkan Bandara Internasional Achmad Yani di kotanya,yaitu Semarang.
Setelah kurang lebih satu jam penerbangan,Zee kini telah sampai di Jakarta,kota yang dari dulu ia sangat ia idam-idam kan untuk melanjutkan pendidikan tinggi dan ya,sekarang mimpinya menjadi kenyataan.
"Alhamdulillah...,ini bener aku di Jakarta? Ya Allah,nggak percaya rasanya." Zee hanya mengatakan dalam hati.
Ia hanya tidak percaya bahwa dirinya akan hidup sendiri di kota sebesar ini dan seperti kalian tau,Zee bukanlah tipikal anak yang benar-benar mandiri. Entahlah,semoga di sini ia bisa menjaga dirinya. Tak mau berdiam terlalu lama merenungi bagaimana ia akan hidup di Jakarta sendirian,ia langsung menuju kost yang kemarin sempat Babah pesankan.
Saat ia berjalan menyusuri trotoar kota Jakarta,ia tak sengaja menemukan seorang gadis seumurannya yang tengah duduk di salah satu halte di Jakarta. Karena Zee kurang mengetahui betul daerah di sekitar sana,ia lalu bertanya pada gadis itu.
"Permisi,eem... mbak mau tanya. Kalau alamat ini di mana ya? Barang kali mbak tau." Tanya Zee sambuo menyodorkan ponsel nya memperlihatkan alamat yang akan ia tuju.
"Aduh,maaf ya aku juga kurang tau. Soalnya aku bukan orang sini,ini aja aku bingung mau cari kost-an disini."
"Ohh mbak nya juga mau cari kost-an?"
"Iya,sebenernya tadi tuh udah ada alamat kost-an yang mau aku tempatin di handphone aku,tapi baru aja aku kena copet ya ampun." Gersah gadis itu.
"Ya Allah kasihan banget. Tapi cuma handphone kan yang ilang?"
"Iya sih cuma hanphone,untung aja dompet sama kartu-kartu penting aku masih aman."
"Alhamdulillah. Ya udah kalau gitu kamu ikut aku aja,aku kebetulan juga cari alamat kost. Kali aja nanti disana masih ada kamar yang kosong."
"Hufftt ya ampun. Makasih banget ya,untung aja ada kamu. Kalau nggak ketemu kamu aku nggak tau harus gimana lagi disini." Ucap gadis itu masih dengan menenteng koper dan tas ransel.
"Ya udah ayok. Jalan kaki nggak papa kan?" Tanya Zee.
"Ah santai."
Setelah beberapa kali mereka berdua bertanya pada orang di sepanjang jalan kota,akhirnya mereka sampai pada kost tujuan mereka.
"Assalamualaikum Buk. Ibuk kenal nggak sama pemilik kost-an ini?" Tanya Zee kepada seorang wanita paruh baya yang sedang membuang sampah di depan kost-an.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Captain
Teen FictionAzzura Yaquta Hamra, Gadis millenial,pandai,berparas cantik yang selama ini hidup di kalangan pondok pesantren modern. Tahun ini adalah tahun terakhir ia menuntut ilmu di pesantren masyhur itu,dan dari sini lah kisah kehidupan gadis yang biasa di pa...