"Zee..."
"Aku didepan kostan kamu sekarang."
"Tolong keluar."
"Bentaaar aja."
"Please..."
Tulis Gibran dalam pesan singkatnya.Ia keluar dari mobil dan hanya bisa berdiri menyenderkan tubuh disamping mobilnya. Lebih sakitnya lagi,ia hanya dibuat menunggu dengan centang dua abu-abu yang sudah membiru namun tak berbalas.
"Zee..."
"Aku bakal tunggu."
"Sampai kamu keluar dan nemuin aku."Krititt tik tikkk...
Gerimis itu tak menggoyahkan keinginan Gibran untuk berbicara dengan Zee. Hingga sampai 15 menit kemudian,hujan dia sore itu semakin menjadi-jadi. Membasahi tubuh Gibran yang masih berdiri untuk menunggu gadis yang tengah ia coba perjuangkan ini.Zee yang saat ini tengah berada dalam kamarnya merasa was-was, 'apakah benar ia masih menunggu walaupun dalam keadaan hujan deras seperti ini?' pikirnya. Dengan hati yang gelisah pun ia beranjak dari tempat tidurnya dan mulai melangkah keluar.
"Mau kemana,Zee?" Tanya Acha.
"Mau kedepan. Lihat mas Gibran,dia masih nunggu aku apa ngga-"
"Loh dari tadi belum pulang dia?"
"Gatau.. ini baru mau nengok."
"Aku temenin ya? Kamu kan masih kurang enak badan."
"Gausah.. udah gapapa kok,Cha."
"Saran aku,kamu lebih baik maafin dia deh Zee. Aku lihat kok penyesalan dia kemarin pas dia cerita sama aku. Dia bener-bener nyesel keknya."
"Hmm-" jawab Zee berpikir-pikir.
"Yaudah. Hati-hati ya, awas licin." Ucap Acha saat Zee beranjak keluar.
"He-em."
Zee berjalan menuju luar dengan menenteng payung di tangannya,dan benar saja ia melihat Gibran masih berdiri, bersandar disamping mobilnya. Melihat itu, tidak menunggu lama Zee cepat-cepat menghampiri Gibran yang berada di depan gerbang kost-an nya. Zee mendapati Gibran begitu kedinginan disana.
"Hei!"
"Kenapa masih disini?"
"Ini hujannya deres banget."
"Nanti bisa sakit." Ucap Zee merasa bersalah karena membiarkan pria ini berdiri di tengah hujan seperti ini."Akan lebih sakit kalo kamu nggak mau keluar nemuin aku dan dengerin penjelasan aku."
"Masuk dulu ke mobil,mas." Ucap Zee.
"Nggak. Sebelum kamu mau dengerin penjelasan dari aku,Zee."
"Iya.. Zee dengerin. Sekarang masuk dulu." Pinta Zee.
Kemudian mereka berdua pun masuk kedalam mobil dan mulai membicarakan sesuatu.
"Kamu kok nekat banget toh mas? Ini hujan deres banget, kenapa masih nunggu Zee?"
"Aku mau jelasin soal aku dan Maya kemarin. Zee,kamu salah paham soal itu. Kamu tau kan aku sayang sama kamu? Jujur, waktu aku lihat kamu duduk berdua sama wildan,aku berasa kek kamu lagi permainin perasaan aku,sakit banget rasanya. Aku pikir waktu itu kamu bakal lebih milih Wildan dari pada aku dan waktu itu pas aku pergi gitu aja dari kamu- itu karena aku cuma mau ngebuktiin sama kamu kalo aku bener-bener serius sama kamu,makanya waktu itu aku punya niat untuk bicara sama Maya dan nyuruh dia untuk ngebuang jauh-jauh perasaannya buat aku dan aku berharap waktu itu kamu akan ngikutin aku sama Maya biar sekalian kamu denger pembicaraan aku sama Maya, kalo aku bilang- aku sukanya sama kamu,bukan sama dia. Tapi aku salah, ternyata kamu milih buat ngebiarin aku sama Maya pergi gitu aja dan sama sekali nggak ngejar aku. Aku harap kamu bisa ngerti,posisi aku waktu itu,Zee. Sekali lagi aku mau minta maaf udah sempet ngecewain kamu." Jelas Gibran panjang lebar dengan matanya yang berkaca-kaca,namun tak sampai meneteskan air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Captain
Novela JuvenilAzzura Yaquta Hamra, Gadis millenial,pandai,berparas cantik yang selama ini hidup di kalangan pondok pesantren modern. Tahun ini adalah tahun terakhir ia menuntut ilmu di pesantren masyhur itu,dan dari sini lah kisah kehidupan gadis yang biasa di pa...