#15

2.5K 109 0
                                    

"Mas Gibran mau kalau Zee marah sama mas Gibran?"

"Gue minta maaf deh. Sorry sorry sorry-" pinta Gibran sembari menyatukan kedua telapak tangannya.

Tak menjawab,Zee hanya tersenyum.

Belum sempat Zee menjawab sepatah kata pun, tiba-tiba ada seorang perempuan yang tiba-tiba datang menghampiri mereka.
"Oh,jadi ini yang dari kemarin-kemarin buat Lo ngejauhin gue Gib?"

Gibran terlihat seperti orang yang terkejut saat perempuan berkulit putih juga berparas ayu itu tiba-tiba datang mengatakan hal seperti itu.

"Lo tuh luarnya aja keliatan alim ya- padahal dalemnya busuk!" Ucap gadis itu sambil menunjuk-nunjuk ke arah Zee.

Tentu saja Zee hanya bisa diam. Ia bahkan tak tau siapa perempuan itu. Perempuan yang tiba-tiba muncul dan berani berkata seperti itu persis didepannya.

Tak lama,Gibran berdiri dan-
"Jaga omongan lo ya- harus pake cara yang gimana lagi sih gue ngejelasin semuanya ke elo? Ha? Please,jan ganggu-ganggu gue lagi."

Plaaakkk-
Satu tamparan dari tangan perempuan itu mendarat di pipi Gibran. Tentu saja Zee tersentak melihatnya. Tapi apa boleh buat? Bahkan ia tidak tau sebenarnya masalah apa yang terjadi pada mereka.

"Aku nunggu kamu tuh udah lama banget loh Gib- dari kamu masih sama mantan kamu si Della yang udah meninggal itu,sampe sekarang kamu malah sama cewek ini-? Jahat!"

"May- sorry. Sorry banget,tapi gue emang dari dulu gaada rasa sama Lo, please Lo jangan maksain lagi. Karena ini soal perasaan,gabisa diatur gabisa dipaksa. Gue yakin pasti ada kok cowok yang bakal bisa sayang sama Lo lebih dari apapun." Jelas Gibran kepada perempuan yang ternyata bernama Maya itu.

"Engga bisa gitu dong Gib-" tiba-tiba Maya memeluk erat tubuh Gibran. Ya! Di depan Zee.

"Aku sayang sama kamu Gib. Sayaaang banget." Ucapnya lagi

"Mas- maaf. Zee ke kelas dulu. Assalamualaikum." Zee pergi meninggalkan mereka saat itu juga.

Maksud hati,Gibran ingin mencoba mencegah Zee pergi,tapi apa boleh buat? Maya semakin erat memeluknya.

Setelah beberapa saat Maya menerima penjelasan dari Gibran,ia menjadi sedikit tenang dan membiarkan Gibran kembali ke kelasnya.

*********
Siang itu,sekitar jam 13.00 matahari terasa menyengat sekali. Tepat setelah Zee menyelesaikan aktivitas nya di kampus,ia langsung memilih untuk pulang karena tadi Acha juga sempat memberi tahu jika dia akan pulang lebih sore hari ini. Maka dari itu,Zee dibolehkan Acha untuk pulang terlebih dahulu.

Saat itu,saat Zee baru saja melihat taxi online yang ia pesan sudah sampai dan menunggunya di depan gerbang kampusnya,Zee langsung berjalan menuju taxi itu. Baru saja ia akan membuka pintu mobil yang akan ia naiki, tiba-tiba

"Zee! Tunggu- gue mau ngomong." Ucap Gibran yang tiba-tiba menghampirinya dari belakang. Entah mengapa saat dimana ada Zee,pasti juga selalu ada Gibran.

"Jangan sekarang ya mas- Zee lagi capek." Jawabnya sambil membuka pintu mobil yang akan ia naiki.

"Bentaran doang-"

"Gabisa mas- jangan sekarang." Jawabnya lagi. Tanpa berpikir panjang lagi,Zee langsung memasuki mobil itu.

Tapi belum sempat Zee sepenuhnya memasuki mobil itu, Gibran cepat-cepat menariknya tangan Zee keluar dan menutup pintu mobilnya.

"Pak. Ini di cancel gapapa kan? Ini buat bapak." Ucap Gibran pada supir taksi paruh baya itu sembari memberikan uang dua ratus ribu.

"Oh iya mas- terimakasih. Mari." Jawab supir itu kemudian melajukan mobilnya.

Assalamualaikum CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang