#9

2.6K 128 2
                                    

Tanpa babibu Zee langsung terbangun dari tidurnya,waktu menunjukkan pukul 05.15 pagi. Hampir saja ia melewatkan waktu shalat subuhnya. Tanpa berfikir lagi ia segera mengambil air wudlu di kamar mandi dengan tergesa. Dan- ya! Kejadian saat Zee dan Gibran bersama tadi sepertinya hanya-? Mimpi.

"Ya Allah Chaaa,kenapa ngga dibangunin dari tadi si?" Rengek Zee sambil mengenakan mukena berwarna putih.

"Dari mau mandi juga udah aku udah bangunin kali Zee,kamu nya aja yang kalo tidut kek kebo."  Jawab Acha masih menyisir rambutnya.

Zee bersiap ke kampus tentu saja masih dengan hati yang bertanya-tanya kenapa ia bisa sampai memimpikan Gibran dalam tidurnya. Tapi sudahlah,bukankah itu cuma bunga tidur-? Lalu mengapa ia harus berpikir keras atas itu?

Setelah melakukan ritual mereka di pagi hari sebelum ke kampus seperti mandi,sarapan,dan lain-lain kemudian pagi itu Zee dan Acha berangkat ke kampus seperti biasa.

**********
Tak terasa hampir tiga bulan mereka para mahasiswa baru kuliah di universitas itu. Sama halnya dengan Zee dan teman-teman lainnya yang datang dari berbagai daerah mulai terbawa arus bagaimana anak-anak ibu kota biasa menjalankan hidupnya. Tapi,walaupun begitu Zee masih tetap menjalankan kewajiban-kewajiban yang memang harusnya ia lakukan,seperti pesan ibunya dulu- ia tidak boleh meninggalkan sholat dan harus bisa menjaga diri baik-baik selama di Ibu Kota.

"Hai Zee!" Ucap Dara yang tiba-tiba datang dari arah belakang Zee berjalan.

Zee tentu saja langsung menoleh ke arah sumber suara itu.
"Dara-?"

"Sendirian aja nih?"

"Iya, kamu juga sendirian Dar?"

"Iya nih,yang lainnya gatau pada kemana."

"Mau pulang apa baru mau mulai kelasnya?" Tanya Zee.

"Udah selesai sih- ini mau langsung pulang. Lo juga mau pulang kan?"

"Iya-" jawab Zee sambil menampakkan senyum manisnya.

"Yaudah bareng aja sama gue,ntar di anter pulang deh."

"Ee gausah deh Dar,ntar malah jadi ngerepotin."

"Nggak kok,malah seneng kali gue. Atau main aja dulu ke rumah yuk,mau nggak? Mau ya?" Bujuk Dara.

"Ntar malah tambah ngerepotin Dar-,gausah deh-"

"Enggak Zee- sans aja kali,lagian dirumah gaada orang juga. Mama Papa aku jam segini mah belum pulang kerja,paling juga cuma ada Bi  Eni sama adek gue."

"Gimana ya-?"

"Udah ah- yuk!" Dara menarik tangan Zee menuju tempat mobilnya parkir.

Zee sepertinya tak masalah dengan itu,hanya saja ia sungkan- ia kira pasti akan merepotkan.

Mereka membicarakan beberapa hal tentang mata kuliah mereka masing-masing saat di perjalanan menuju rumah Dara. Sampai akhirnya mereka sampai di rumah Dara,rumah dua lantai yang bisa dikata cukup besar.

Baru beberapa langkah mereka akan masuk ke rumah itu,sepertinya Dara melihat satu mobil parkir di samping taman rumahnya. Dan itu tak lain adalah mobil orang yang biasa ia panggil dengan sebutan 'Kak Al-" iya,itu mobil Gibran.

"Ada mobil Dar,kayak kenal mobilnya-" ucap Zee penuh tanda tanya.

"Biasa- mobil Bang Al. Paling didalem juga lagi mabar sama adek gue,Rizki."

"Oh kamu punya adek?"

"Iya punya,baru kelas sebelas sih. Yaudah yuk masuk,panas diluar."

Zee hanya mengangguk dan mengikuti langkah Dara memasuki rumahnya.

Assalamualaikum CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang