#13

2.3K 113 3
                                    


Brughhh
Zee terjatuh di depan laci itu,membuat Gibran juga tersentak kaget melihatnya.

"Ya Tuhan,kenapa lagi sih Zee."
"Sini biar gue bantu berdiri ya-"
"Pelan-pelan."

Gibran membantu Zee menuju tempat tidurnya dengan hati-hati.
"Kenapa bisa jatuh? Tadi juga udah baik-baik aja." Tanya Gibran.

"Gatau tiba-tiba pusing dan gelap-" Jawab Zee sedikit mengisakkan tangisnya.

"Yaudah lo istirahat dulu,biar gue panggilin dokternya-" Gibran lalu cepat-cepat berlari keluar memanggil dokter di sana.

Tak lama kemudian dokter pun datang di ruangan Zee. Setelah memeriksa keadaan Zee,sepertinya dokter tersebut ingin berbicara serius dengan Zee. Tapi,belum sempat dokter itu membicarakan sesuatu-

"Sorry kamu bisa keluar dulu ngga?" Pinta Zee menatap Gibran yang tengah berdiri disampingnya.

"Eem iya gue keluar-" Gibran lalu meninggalkan ruangan itu.

"Maaf dok,tadi mau bicara soal apa?" Tanya Zee.

"Soal penyakit mbak..,sebetulnya mbak ini-" belum sampai dokter itu menyelesaikan pembicaraannya,namun Zee langsung memotong pembicaraan.

"Iya dok,gausah diterusin Saya udah tau kok- tapi gapapa ko dok,saya baik-baik aja sejauh ini."

"Keluarga mbak tau kan soal sakitnya mbak ini?"

"Eem engga dok,saya emang sengaja ngga mau kasih tau mereka." Lirih Zee.

"Loh,harusnya ngga gitu dong mbak-"

"Ngga dok,saya gapapa. Tolong jangan kasih tau temen saya yang tadi ya?"

"Yaudah,sekarang mbak istirahat aja ya. Jangan banyak gerak dulu."

"Makasih dok." Jawab Zee sembari tersenyum pada dokter itu.

Tak lama setelah dokter tersebut pergi,Gibran kembali memasuki ruangan itu lagi.

"Gimana tadi? Kenapa? Gue khawatir." Ucap Gibran buru-buru menghampiri Zee yang masih terbaring.

"Engga papa,cuma gaboleh banyak gerak aja sih-"

"Tapi kok dokter tadi serius banget?"

"Udah ah. Engga papa." Jawab Zee meyakinkan.

*********
Dua hari setelah kejadian itu,keadaan Zee mulai membaik. Dan di pagi yang cerah saat itu ia mendapat kabar jika ia sudah diperbolehkan pulang oleh dokter yang selama ini merawatnya.
Tidak menunggu lama Gibran yang selama Zee dirawat di rumah sakit selalu menjaga dan membantu Zee melakukan apapun sekarang juga ikut lega mendengar kabar tersebut.

"Akhirnya pulang juga,huh. Cape ngurusin cewe sakit." Celetuk Gibran.

"Loh,ko gitu- ga ikhlas nolongin Aku nya? Hmm maaf ya udah nyusahin." Lirih Zee mengerucutkan bibir nya.

"Gusah dimasukin hati lah. Orang bercanda juga."

Zee hanya diam.

"Yaudah gue beresin barang lo dulu. Lo bisa siap-siap sekarang." Ucap Gibran.

"Maaf ya- jadi ngerepotin terus."

"Yaelah-"

Gibran lalu dengan cekatan membereskan semua barang-barang mereka disana. Sementara Zee mulai bersiap untuk kembali pulang hari ini. Setelah mereka berdua soap untuk pulang mereka kemudian beranjak keluar dari ruangan itu.

"Zee-"

"Iya?"

"Lo ke mobil dulu aja,biar gue ngurus administrasi dulu."

Assalamualaikum CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang