"Ehh elo- ya ampun lo diserang sama ular yang tadi." Ucap Gibran terkejut melihat Zee menggenggam tangan kirinya yang baru saja diserang oleh ular itu.
Gibran lalu menyobek asal kain yang sengaja ia lilitkan pada dahinya sedari tadi. Dengan cekatan ia langsung mengikat kain yang cukup panjang itu pada tangan Zee agar racun ular tersebut tidak menyebar ke tubuh Zee.
"Zee! Ya ampun lo gapapa kan? Tanya Acha sangat cemas mendekati Zee.
"Zee- ya ampun," ucap Dara juga.
"Udah-udah kalian tenang." ujar Gibran menenangkan.
Zee hanya diam,sepertinya ia masih syok dengan kejadian barusan,dan nampaknya sekarang ia mulai terkulai lemas.
"Kita turun aja ya Zee- lo harus dapet penanganan di rumah sakit,ular yang tadi berbisa soalnya." Ujar Gibran berada di depan Zee yang tengah duduk bersenderkan pohon besar itu."Ngga-k aa aku gapapa ko-g" jawab Zee sambil menahan tangan kirinya.
"Ngga papa gimana? Orang ular yang matuk lo tadi tuh berbisa-"
"Yaudah kita turun aja sekarang,kapan-kapan masih ada waktu ko buat muncak lagi." Ucap Wildan
"Ga gapapa,kalian lanjut keatas aja- biar gue yang antar dia ke rumah sakit,sayang juga kan- udah sampe sini."
Zee hanya diam tak berkutik,menahan rasa sakit bekas gigitan ular tadi.
"Acha ikut-" timpal Acha.
"Yakin?" Tanya Gibran
"Ya iya dong- aku khawatir sama Zee."
"Yaudah ayok.""Sini Zee,biar aku bantu bangun." Acha membantu Zee untuk berdiri.
Zee memang lemas,tapi setidaknya ia masih bisa berjalan untuk menuruni lereng gunung itu.
"Biar gue bawain tas lo-" Gibran mengabil tas yang di gendong Zee.
Acha memapah Zee,sementara Gibran berjaga-jaga di belakang mereka berdua.
Setelah sekitar 30 menit perjalanan ke bawah,sepertinya Zee sudah tidak bisa lagi untuk melanjutkan perjalanan nya,tubuhnya terasa sangat lemas,wajahnya juga pucat,dengan napas yang terengah-engah Zee seperti sudah menyerah akan keadaan saat ini.
"Zee-? Kamu gapaa kan? Masih kuat kan?"
Alih-alih menjawab,Zee malah semakin lemah tak berdaya sampai Acha kewalahan menopang tubuh Zee.
"Ya ampun- ko dia jadi pucet banget? Gue khawatir kalo bisa ular tadi udah nyebar ke tubuh Zee." Ujar Gibran khawatir.
"Aduh- jangan bikin Acha takut dong-" balas Acha.
"Zee- lo masih kuat ngga buat jalan? Gue gendong ya-?" Tawar Gibran semakin khawatir dengan keadaan Zee.
Zee menggeleng pelan.
"Aa-ku sama Aa Acha aaja-" jawab Zee terbata."Kasian Acha nya juga Zee,dia udah bantu kamu dari atas tadi-" timpal Gibran.
"Udah gapapa ko kak,Zee ga biasa sama cowo soalnya." Ujar Acha menjelaskan.
"Oo-oohh oke-"
Tiba-tiba,
Bughhh...Acha terhentak jatuh karena Zee tiba-tiba pingsan tak kuasa menopang tubuhnya sendiri.
"Ya ampun,Zee! Zee bangun Zee! Jangan buat Acha khawatir-" celetuk Acha meneteskan air matanya.
"Aduh!" Gibran panik.
"Yaudah biar gue aja yang bawa Zee,mau gimana lagi? Ini darurat,taruhannya nyawa." Ucap Gibran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Captain
Teen FictionAzzura Yaquta Hamra, Gadis millenial,pandai,berparas cantik yang selama ini hidup di kalangan pondok pesantren modern. Tahun ini adalah tahun terakhir ia menuntut ilmu di pesantren masyhur itu,dan dari sini lah kisah kehidupan gadis yang biasa di pa...