"Gib? Lo kenapa bisa gini? Gue bener-bener khawatir tadi pas Dara telfon gue dan kasih tau kalo lo dirawat disini." Tanya Maya sambil terus memeluk Gibran erat.
Gibran hanya diam dan yang dipikirkannya sekarang adalah jangan sampai Zee lihat kalau Maya memeluknya sekarang.
"Engga kok,gue gapapa-" Gibran berusaha melepaskan pelukan Maya.
"Please, biarin gue peluk lo sebentar aja. Gue khawatir banget sama lo."
Gibran hanya bisa pasrah dan menepuk-nepuk punggung Maya pelan.
"Gue nggak apa-apa May, seriusan." Kata Gibran.Dan benar saja,saat posisi Gibran masih dalam pelukan Maya, Zee membuka pintu kamar mandi dan melihat pemandangan yang mungkin akan membuatnya merasakan kecemburuan. Namun,Zee berusaha untuk mengontrol sikapnya dihadapan mereka berdua dan berusaha tersenyum. Walaupun Gibran tau jika Zee tampak tersenyum,tapi ia juga tau kalau hatinya sedang menahan api cemburu. Gibran yang semakin merasa canggung karena adanya Zee yang masih berdiri didepan pintu kamar mandi pun melepaskan pelukannya dengan Maya.
"Udah,lo gausah khawatir. Gue baik-baik aja."
"Ngga ada yang jagain lo disini?" Tanya Maya.
"Ee- tadi ada sih, Wildan. Tapi baru aja keluar cari makan." Jawab Wildan sambil mengisyaratkan Zee yang masih berdiri didepan pintu kamar mandi untuk jangan keluar dulu dari sana, mungkin bisa saja terjadi masalah jika Maya mengetahui keberadaan Zee disana.
"Aduh tapi sorry banget gue ngga bisa lama-lama Gib. Soalnya tadi gue sama mama, kebetulan dia juga lagi jenguk temennya di rumah sakit ini." Jelas Maya.
"Santai aja kali, gapapa-"
"Emm lo udah makan?"
"Belum sih,lagi ngga nafsu aja."
"Gue suapin ya?"
"Ee-nggak gausah gapapa. Lo kan juga lagi buru-buru, mending sekarang lo susulin mamah lo aja. Dia tau kalo lo jenguk gue kesini?"
"Nggak sih,gue belum sempet bilang."
"Emm yaudah susulin aja gih, takutnya nanti mamah lo cari-cari kan kasian."
"Gue tinggal gapapa ya? Sorry banget ya gabisa lama-lama."
"Iya santai aja."
"Yaudah gue balik,cepet sembuh. Daah-" ucap Maya sambil melambaikan tangannya.
Gibran hanya mengangguk.
Sesaat setelah Maya pergi dari sana,Zee mulai keluar dari kamar mandi itu. Tanpa mengucapkan apa-apa,ia hanya tersenyum dan kembali duduk di sofa kamar tersebut. Ia terdiam dengan sekedar memainkan ponsel yang ada di tangannya. Sementara Gibran, berusaha untuk membuat suasana menjadi normal kembali.
"Kok duduknya disitu?" Tanya Gibran.
"Kenapa?"
"Laper."
"Ya makan toh?"
"Gabisa. Harus ada yang nyuapin, kan aku lagi sakit."
"Yaudah,makan ntar aja. Biar disuapin Wildan."
"Orang lapernya sekarang coba. Ya lagian aku ga mau lah- masa Wildan yang disuruh nyuapin? Jeruk makan jeruk dong."
Zee tak menjawab, justru sibuk dengan ponselnya.
"Aw aw aawww! Perut aku sakit-" Gibran tak kehabisan cara untuk mendapatkan perhatian dari Zee.
"Gausah gitu,aku udah tau kalo kamu bohong." Jawab Zee cuek.

KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Captain
Teen FictionAzzura Yaquta Hamra, Gadis millenial,pandai,berparas cantik yang selama ini hidup di kalangan pondok pesantren modern. Tahun ini adalah tahun terakhir ia menuntut ilmu di pesantren masyhur itu,dan dari sini lah kisah kehidupan gadis yang biasa di pa...