#22

1.6K 82 0
                                    

"Eh eh. Kok marah si? Mas! Mas Gibran! Tungguin,Zee kan belum selesai ngomong." Zee spontan menyusul kearah Gibran pergi, namun tetap saja sepertinya Gibran tak menggubris Zee yang terus memanggilnya.

Saat Gibran keluar dari kantin, ternyata ia menemukan Maya yang tengah duduk di balkon kampus sambil membaca buku,dan tiba-tiba saja ia langsung menarik tengan Maya saat Zee masih sedikit jauh berada dibelakangnya. Melihat hal itu,Zee pun seketika menghentikan langkahnya dan memilih berdiam melihat apa yang akan Gibran lakukan. Dan ya! Gibran malah menarik lengan Maya dan berkata-
"May. Habis ini masih ada kelas ngga?" Tanya Gibran.

"Enggak sih."

"Ikut gue yuk!" Kata Gibran.

"Kemana?" Tanya Maya.

"Udah,ikut aja."

"Yaudah, bentar- gue beresin dulu bukunya."

Kemudian mereka pun pergi meninggalkan Zee yang masih berdiri memaku melihat kejadian itu.

"Kok mas Gibran gitu?"
"Tega sama Zee."
"Hmm yaudah lah-"
"Zee tadi kan cuma mau ngejelasin doang,mas."

Tak mengungkapkan,Zee hanya berkata seperti itu di dalam hati.


*********
Mereka sama sekali tidak saling kontak setelah kejadian itu,sampai pada dua hari berikutnya Gibran mungkin sudah menetralkan perasaannya kembali dan bermaksud berbicara berdua dengan Zee,selain sudah tidak sanggup untuk menahan rasa rindu nya ia mungkin juga akan meminta maaf dengan Zee karena kejadian saat di kantin kemarin,ia mungkin memang tidak berkata kasar pada Zee bahkan  ia tidak berbicara dengan nada meninggi saat itu,namun ia pikir sikapnya saat begitu saja meninggalkan Zee itu yang salah. Sore itu setelah selesai dengan aktivitas di kampusnya Gibran sudah merencanakan untuk bertemu dengan Zee, namun saat ia menemukan Zee dan baru saja berkata-

"Zee. Kita bisa bicara?" Ucap Gibran sedikit canggung.

Zee spontan menghadap kearah suara itu kemudian menundukkan kepalanya setelah tau bahwa itu adalah Gibran. Kemudian ia berkata-

"Maaf mas. Zee ada rapat organisasi." Jawab Zee yang memang sudah mengikuti beberapa organisasi di kampus sejak awal ia kuliah disini.

"Sebentar aja-" mohon Gibran.

"Next time ya. Zee pergi dulu. Assalamualaikum..."

"Waalaikumsalam..."

Dengan berat hati Gibran pulang masih dengan membawa rasa bersalahnya.

*******
Pagi harinya mahasiswa disana kembali memulai aktivitasnya dengan suasana hati yang baru, begitu pula dengan Zee dan Gibran. Gibran yang saat itu sudah yakin bahwa ia akan bertemu dengan Zee hari ini sudah menyiapkan beberapa batang coklat Silverqueen yang akan ia berikan kepada Zee. Ia yakin, pasti Zee benar-benar akan menyukai ini. Tapi semua seolah berubah ketika Gibran lagi-lagi melihat Wildan dan Zee berdua. Jika kemarin Wildan memberikan setangkai bunga dan surat,hari ini ia nampak memberikan sebuah boneka beruang berukuran sedang kepada Zee. Gibran yang melihat pemandangan itu langsung berbalik arah dan mengurungkan niatnya untuk menemui Zee. Zee yang melihatnya pergi- spontan juga ingin mengejar,tapi apalah daya? Gibran mulai menjauh dari pandangan.

"Hufftt... Pasti salah paham lagi." Lirih Zee memandang Gibran pergi.

"Maaf ya mas..."

"Zee nggak bermaksud-"

Setelah itu Zee langsung menuju ke kelasnya,saat ia berjalan di lorong menuju kelasnya- ada satu perempuan yang memberikan beberapa coklat untuk Zee.

"Zee- nih." Ucap perempuan itu sambil memberikan coklatnya.

"Dari siapa?" Tanya Zee.

"Gibran."

Assalamualaikum CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang