#14

2.1K 107 3
                                    

Tak menjawab, Gibran hanya tersenyum.

"Pantesan kalo Zee liat,mas Gibran jadi beda setiap liat rumah itu."

"Bedanya?"

"Ya beda aja,kek ada something gitu."

"Gue sayang banget sama dia,tapi- huft yaudah lah,mungkin udah qodratnya kaya gitu."

"Sabar mas,harusnya mas gaboleh berlarut-larut dalam kesedihan. Mau gimanapun kan hidup kita bakal terus maju kedepan,jadi harus lebih semangat jalaninnya- yaudah minum dulu tho,keburu dingin."

"He-em." Gibran meminum secangkir coklat panas buatan Zee.

Setelah beberapa menit mereka berdua dealing bicara di gazebo itu tiba-tiba langit mendung,sehingga Gibran harus segera bergegas pulang.

"Emm gue balik dulu ya,mau ujan deh keknyaa." Ucap Gibran.

"Iya,makasih banget ya. Maaf Zee cuma bisa bilang makasih sama mas Gibran."

"Oh iya-" Gibran mengulurkan handphone nya kw depan Zee.

"Kenapa?"

"Lo bisa tulis nomor WhatsApp lo disini,ntar gue miscall lo. Kalo misal ada apa-apa lo bisa telpon gue."

Zee mengetikkan nomor WhatsApp nya di handphone Gibran.
"Udah-"

"Yaudah,gue balik dulu. Jaga diri lo."

"Iya..."

"Assalamualaikum jangan?" Goda Gibran.

"Assalamualaikum dong-" jawab Zee polos.

"Waalaikumsalam." Sahut Gibran tersenyum.

"Lah,ga jelas ihh."

Tak menghiraukan ucapan Zee, Gibran lalu pergi meninggalkan tempat itu. Sementara Zee masih di sana sembari melihat Gibran melajukan mobilnya.
Setelah Gibran melajukan mobilnya,Zee masuk me Kamar kost-an nya. Hari itu hanya ada dia di kamarnya, karena Acha mungkin sudah berangkat ke kampus sedari pagi. Sekitar satu jam setelah Zee membereskan barang-barang nya,saat dia baru saja selesai menge-charge handphone nya tiba-tiba ada notif dari nomor tak dikenal,Dan ternyata itu adalah-

"Assalamualaikum." Isi pesan dari nomor tak dikenal itu.

"Waalaikumsalam, dengan siapa ya?" Balas Zee.

"Selamat pagi menjelang siang mbak,Saya dari pihak PLN ingin menyampaikan kalau anda sudah telat bayar listrik selama dua bulan."

"Loh Pak, urusan bayar listrik harusnya bapak hubungin ibu kost Saya tho? Kan yang biasa urus ginian ibu kost saya Pak."

"Ngga bisa mbak- memang ini sudah aturannya. Mbak harus tanggung jawab."

"Bapaknya becanda kan? Saya beneran gatau loh Pak,soal yang listrik ini."

Tak menjawab,tapi nomor WhatsApp tak dikenal itu tiba-tiba menelfon Zee.
Belum sempat mas-mas yg mengaku pihak PLN tadi berbicara,tapi-

"Pak,saya Kan udah bilang kalau Saya ngga tau soal ini. Jadi silakan bapak hubungi ibu kost saya aja ya,nanti Saya kasih nomornya. Terimakasih Pak,assalamualaikum..."

"Eittss tunggu-tunggu jangan dimatiin dulu."

"Kan udah Saya jelasin tho Pak...,ya Allah Kariim..."

"AHAHAHHAHA GUE GIBRAN- AHAHAHA. Lo ga ngenalin suara gue masaak?"

"Astaghfirullahal'adziim...,iihh nyebelin banget. Gamauuuuu. Ko jahat sii? Zee udah kringet dingin loh ini mas-"

"AHAHAHA iya iya sorry,lagian elo sih-"

Assalamualaikum CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang