CHAPTER DUA PULUH TUJUH
Luca bukan bayi yang rewel.
Di waktu menjelang siang, sebelum Esme pergi kuliah dan Ally akan berada di rumah, Luca biasanya akan bermain di karpet, menggapai mainan apa pun yang dapat dijangkau seraya merangkak dengan pekikan melengking. Dari jauh, Ally akan memantaunya dan tersenyum. Luca juga seolah tidak mencari keberadaan Jared—itu melegakan.
Hari ini, akan berbeda. Ally menarik wajahnya dengan bekas ciuman itu masih membuat bibirnya melepuh. Dia meneguk ludahnya, sedangkan Dante sudah tersenyum kecil. "Apakah kau akan ikut ke rumahku?"
"Kau tidak keberatan, kan?"
"Kau mau bertemu putraku?"
"Sangat," jawabnya. Dante langsung melebarkan tangan seraya menarik tubuh Ally agar merapat padanya. "Ini mungkin baru untukmu. Tapi kau tidak sendiri, ini juga baru untukku. Kita akan hadapi bersama." Ada rasa lega yang menyeruak kala mendengar ucapan Dante. Ally menghirup dalam aroma musk dari tubuh Dante. Aneh. Pria ini yang dahulu Ally hindari, tapi di sini lah sekarang. Ally mendongak, menatap wajah Dante yang juga menunduk lantas Dante mengecup jahil ujung hidung Ally.
"Aku.. aku tahu kita belum resmi berkencan, tapi rasanya nyaman, kan? Di dekatku?"
Ally merasa wajahnya agak memanas. "Yah, mungkin."
"Akui saja, Sayang. Jangan membuat dirimu sulit. Kalau kau mau, katakan langsung." Dante terkekeh pelan. "Katakan sejujurnya."
Jared sudah membuat lubang mengaga di hati Ally. Kemarin-kemarin, dia berusaha gigih menambal lubang itu dengan banyak hal; sibuk dengan Luca, sibuk dengan pekerjaan, sibuk mengoceh dengan Esme, bahkan merecoki James dan Esme yang selalu berduaan di rumah mereka. Tapi, tetap saja, ada yang mengaga. Sekarang, lubang itu mendadak tertutup. Lambat namun pasti.
Dante?
Jawabannya?
Ally melipat bibirnya. "Dia mengancamku, katanya dia bisa saja menculi Luca dariku. Bagaimana menurutmu? Aku, sejujurnya, agak takut. Jared tidak main-main kalau sudah bertekad, dan kau tahu, dengan jabatannya sebagai pengawal, dia jelas sangat sanggup menculi siapapun bahkan anak kami."
Dante memandang dengan serius. Luca tidak boleh sampai di tangan Jared, apalagi bayi sekecil itu. Dante dapat melihat Ally yang bisa saja menangis kalau sampai bencana itu terjadi. "Aku akan melindunginya. Kita akan cari jalannya."
"Apakah tidak merepotkanmu?"
"Apa maksudmu?" pekik Dante. "Aku siap direpotkan olehmu. Apakah kau ini belum sadar juga? Aku ingin bersamamu. Kau tahu itu?" Ally sejenak tidak berkata apapun. "Aku akan fokus padamu."
"Aku ingin memastikan semuanya jelas, jadi kau tidak punya kekasih? Maksudku, kau serius ingin memulai denganku?"
"Aku dan ... kekasihku yang terakhir sudah putus kontak sejak lama. Sejujurnya, hubungan kami tidak bisa dipertahankan, dan aku jelas melihat peluang di tengah kita. Aku tidak akan menjadikanmu yang kedua atau apapun, cukup fokus denganmu, itu lebih dari cukup."
Ally menunduk, menautkan jemarinya di sela jemari tangan Dante. Asing. Canggung. Mengejutkan. Ally tidak tahu akan ada kedepannya, tapi entah bagaimana, dia ingin yakin bersama Dante. Dante dan Jared jelas berbeda. Mereka tidak akan pernah sama.
.
.
Esme memekik girang kala mobil itu berhenti di garasi rumah Ally. Di gendongannya, Luca tengah menyandarkan kepala dengan nyaman. "Luca! Mom sudah pulang!" Tidak berapa lama, Esme tercekat kala tahu bahwa Ally tidak sendirian. Satu pria tinggi dan seksi muncul di sebelahnya dan tersenyum kala mereka jalan ke dekat Esme.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breaking White (2017)
RomanceJared Hawton sudah menikah dengan Alicia Fritz. Segalanya berjalan baik hingga Jared mendapatkan pekerjaan di Maine untuk menjadi seorang bodyguard. Pada awalnya, mereka pikir hal itu menjadi langkah yang menakjubkan; Jared bisa mendukung kebutuhan...