Chapter 16
"For better."
*
Air mata mengucur deras bagaikan air terjun di kedua pipi Ally. Dia menunduk dalam hingga air matanya terjatuh di atas rok biru gelapnya. Untuk beberapa menit ini, dia terus menangis bagaikan air matanya tidak akan pernah habis. Esme sudah duduk di sebelahnya untuk menenangkan namun tidak begitu ampuh.
Luca masih berada di ruangan rawat intensif. Dokter baru memeriksanya dan menuliskan laporan perkembangannya. Mereka belum memberikan penjelasan secara detail mengenai Luca, namun tetap saja, bayi itu nampak menderita dengan panas tubuh yang tidak wajar, dan butuh penangan medis serius untuk beberapa waktu.
Mendadak suara Jared kembali terputar di kepalanya. "Ini semua gara-gara kau! Aku sudah bilang padamu untuk hati-hati—astaga, Ally—dan kau lengah lagi. Luca adalah anak kita, apakah kau tidak sadar akan hal itu? Mengapa kau bisa seceroboh itu?"
Ally terisak keras, lantas menutup wajahnya sendiri.
Jared yang muncul dengan amarah; Jared yang penuh api di matanya.
"Kalau sampai sesuatu yang buruk menimpa Luca," ia mengertak keras. "Aku tidak akan pernah memaafkanmu, Alicia!" Setelah itu, dia berlalu, sembari menendang salah satu meja lain. Ally terlonjak kaget, lantas roboh di dekat dinding. Dipandanginya sekitarnya dengan pandangan yang banjir air mata.
"Luca..."
Ally membuka tangannya, saat suara Jared tidak terdengar lagi dari pikirannya. Ini salahnya, selalu salahnya. Padahal saat itu, dia sudah mengatakan pada Jared bahwa semuanya tidak separah itu. Luca terbangun seperti biasanya, kemudian suhu tubuhnya naik tidak terkira.
"Tenangkan dirimu," gumam Esme seraya merangkul tubuh kakaknya. "Luca adalah bayi yang kuat, dia tidak akan menyerah."
Ally hanya menangis, sesenggukkan.
"Soal Jared, kau tidak perlu memasukkannya dalam hati. Dia berkata demikian karena dia terbawa emosi saja. Maafkan aku karena aku yang menghubunginya."
"Tidak, Esme, ini salahku."
"Sudahlah," Esme memiringkan wajahnya pada Ally. "Kau seharusnya tidak terus menerus menyalahkan dirimu. Sekarang, kau hanya harus berada di sini dan berdoa untuk kesembuhan Luca."
Ally cepat mendekap tubuh Esme, "Aku menyayangi putraku. Aku tidak sudi kehilangannya, dan kalau sampai aku terus seceroboh ini—" Esme mengusap rambut Ally perlahan "—aku tidak akan memaafkan diriku."
"Tidak akan. Ini tidak akan terjadi lagi."
*
*
Ally masih menunggu di depan ruangan di mana putranya berada, mungkin sekitar setengah jam lagi Dokter akan mempersilahkannya untuk menengok Luca. Malam kian larut sedangkan Ally belum makan dari siang tadi, rasanya dia tidak berniat untuk membuka mulut sama sekali. "Ada kantin di dekat sini, aku akan belikan kau roti? Tidak apa-apa? Atau kalau ada makanan lain, aku akan bawakan," gumam Esme.
"Terima kasih."
Esme mendekap dan menghapus air mata kakaknya kemudian bangkit membawa serta tas dan dompet bersamanya. Tidak banyak yang berlalulalang di sana, dan Ally hanya terdiam dengan kebekuan yang mencekam sampai suara derap langkah berat itu mengeinterupsi.
"Bagaimana keadaannya?"
Ally mengangkat wajahnya dengan mata sembab. "Untuk apa kau kemari? Hah?"
"Tentu saja untuk melihat anakku!" pekik Jared. Dia sudah menekuk wajahnya dengan tatapan menghunus. "Aku bersumpah, Ally ..."
"Bisakah kau diam saja?!" Wanita itu memekik keras dan bangkit. "Kau tidak membantuku sama sekali! Kau sialan! Aku tidak pernah sudi melihatmu setelah ini!"
"Oh ya? Dan itu perkataan dari wanita yang seharusnya menjaga anakku!" bentaknya, tak kalah keras.
Ally tercekat, kemudian mengepalkan tangannya. Sementara itu, Jared kian mendekat. Ally tidak pernah sadar bagaimana dia mendapatkan sebongkah keberanian yang muncul di dadanya namun dia benar-benar tidak terima terus menerus mendengarkan makian dan ucapan penuh kemarahan dari Jared! Demi Tuhan! Ini bahkan bukan di bawah kendalinya. Apapun yang terjadi kepada Luca adalah kecelakaan dan bukan kesengajaan!
"Aku tahu beberapa waktu terakhir ini hubungan kita memang memburuk tapi setidaknya, kau tidak perlu membuat Luca menderita. Dia masih bayi! Masa depannya masih sangat panjang dan dia seharusnya tidak mendapatkan dampak buruk apapun. Aku bekerja di Maine, Alicia! Aku tidak bermain-main! Aku bekerja siang malam demi kalian agar dapat hidup dengan baik!"
"Oh ya? Bagaimana dengan Veronica? Kau bisa jelaskan?"
"Mengapa kau membahas Veronica sekarang? Aku tengah membahas soal kita!"
"Tapi Veronica yang membuatmu seperti ini! Karena Veronica ... kita ... kau ... astaga ..." Ally tidak sanggup melontarkan kalimat yang bagaikan batu besar di tenggorokannya. "Pergi. Aku sudah bilang kepadamu, kalau kau tidak membantu..."
"Kau hanya bersikap berlebihan."
"Aku?"
"Ya, kau! Saat ini kau terus saja mengungkit masalah tidak penting padahal Luca tengah berjuang di dalam sana! Aku sudah tidak mengenal Alicia yang--"
Plak
Satu suara memecah ketegangan di tengah keduanya. Ally bernapas keras dengan tangan yang masih menggantung di udara. Rasa panas menyebar di telapaknya karena tamparan keras tersebut, dan Jared masih terguncang untuk merespon.
"Aku? Kau terus bilang aku yang bersikap berlebihan? Kau pikir aku ... bodoh? Kau dan Veronica punya hubungan berbeda. Aku tahu, aku tidak berlebihan soal itu! Mengapa aku mengungkitnya? Karena itu yang terus mengangguku dan mengubahmu! Kau tidak seperti yang aku kenal dan kau tidak membuatku sama sekali! Kau yang berbeda! Dan jika memang ..." Ally memejamkan matanya dengan napas tercekik. "Kau bisa mencari pengacara dan kita ajukan perceraian itu. Sesegera mungkin."
"Ally!"
Wanita itu menggeleng. "Ini sudah di luar batas."
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Breaking White (2017)
RomanceJared Hawton sudah menikah dengan Alicia Fritz. Segalanya berjalan baik hingga Jared mendapatkan pekerjaan di Maine untuk menjadi seorang bodyguard. Pada awalnya, mereka pikir hal itu menjadi langkah yang menakjubkan; Jared bisa mendukung kebutuhan...