Chapter 6

1.7K 69 2
                                    

Chapter 6

"Want you to be back."


*

"Daddy pulang, Luca!" teriak satu orang di lantai bawah sampai menggema ke lantai atas. Ally buru-buru keluar, menuruni anak tangga heboh, sampai akhirnya jatuh dalam dekapan Jared. "Aku pulang," gumamnya seraya mengusap rambut Ally.

"Aku merindukanmu."

Jared mengecup puncak kepala Ally. "Di mana Luca?" ia mendongak, dan Ally langsung mengandeng tangannya untuk naik. "Barang-barangku ada di luar, aku akan menyusul."

"Cepatlah," katanya kemudian berjalan lebih dahulu.

Jared muncul setelah beberapa menit dengan satu koper. Dia beralih pada Luca yang tenang dalam dekapan Ally, "Baby, Daddy telah pulang, sayang," dan Luca langsung melebarkan tawanya seperti biasa. "Aku menyanyangimu. Siapa yang rindu Daddy?" Ia menimang-nimang tubuh putranya perlahan.

Ally telah menunduk pada koper di hadapannya. "Kau membawa apa? Terlihat banyak sekali."

"Buka saja, Ally."

Koper terbuka setelah Ally menahan kedua sisi, dan muncul beberapa kotak belanjaan berisi baju-baju Luca. "Kau membeli semua ini?" tanya Ally kemudian mengambil salah satu baju berwarna biru. Jared menghujani Luca dengan ciuman. "Sungguh? Ini terlihat mahal.."

"Tenanglah, itu pemberian anak bosku, dia sangat baik," sahut Jared. Sementara itu, Jared pun asyik mendekat pada jendela untuk mengajak bicara Luca yang nampak semangat, Ally terus membongkar koper tersebut.

Satu kemeja baru yang berwarna biru pun ada di sana. "Kau membeli baju juga, sayang?" tanya Ally kembali.

"Sungguh? Aku tidak ... itu pemberian dia juga sepertinya," jawab Jared kemudian. Ally mengeluarkan satu kemeja dengan celana hitam itu, bahannya begitu lembut dan sejuk.

Dia pasti orang kaya sekali.

Tidak hanya itu terdapat jaket yang pas untuk Esme, dan sepasang sepatu kets untuk James. Sementara Ally mendapatkan syal berwarna oranye. Ia menyisihkan beberapa barang itu, mendorong koper agar berada di dekat pintu, dan menaruh beberapa kotak belanja di atas meja tempat mengganti popok Luca. Satu sapu tangan berwarna merah muda terjatuh dari dari salah satu bungkusan pakaian kotor.

-V

Satu huruf itu terjahit di tepian sapu tangan, warna benangnya merah terang dan Ally mengusapkan jarinya di sepanjang lekuk huruf tersebut. V?

"Ally, apa ada sesuatu?" tegur Jared membuat Ally tersadar. Wanita itu buru-buru menutup koper dan mendekap seluruh bungkusan yang ada.

"Tidak, tidak ada." Tidak lupa, ia mengantongi sapu tangan tadi.

*

Menjelang siang, Luca telah tertidur lagi. Akhir-akhir ini Luca jadi lebih tenang, sehingga Ally bergegas menyiapkan makan siang. Sementara Esme dan James masih pergi ke luar entah untuk makan atau bagaimana, mereka sudah pergi sejak pagi. Jared pun dengan setia menemani istrinya.

Sekembalinya Jared kemari ia ingin pria itu menikmati masakan rumahan dan bernyaman-nyaman di sini sebelum kembali bekerja. Ally pun memotong sayuran dan kentang, memasukkan ke dalam panci yang telah berisi kuah kaldu dan menunggu sampai matang.

Setelah itu, Jared mulai membalikkan ayam goreng di atas wajan yang panas. Diliriknya Jared yang berada di ruang tengah, sibuk menelpon seseorang.

"Yah, saya akan kembali besok pagi-pagi sekali."

Ally menutup pancinya, dan menoleh.

Jared mendekatkan ponselnya ke telinga dan berjalan pelan. "Iya, tentu saja, saya tidak akan terlambat, saya akan bekerja lebih giat lagi. Saya hanya pulang sebentar." Mendengar itu, perasaan Ally tumpang tindih antara dia harus senang akhirnya Jared nyaman dengan pekerjaan barunya, berbeda dari apa yang ia khawatirkan, atau justru sedih karena waktu mereka yang begitu terbatas.

"Hei, kau melamun lagi," tegur Jared telah mendekapnya dari belakang. Ally otomatis mengecup rahang Jared sebelum sibuk membalikkan ayamnya. Jared memandang lurus. "Apa ada masalah?"

"Kau akan kembali besok?"

"Yah, Bosku bilang mereka akan ada perjalanan penting jadi aku harus buru-buru." Jared memutar tubuh Ally setelah Ally mematikan kompornya. Ia mengusap wajah istrinya. "Aku akan kembali secepatnya."

Ally mendekatkan tubuh mereka, lantas bersandar nyaman. "Jaga dirimu. Aku akan merindukanmu."

Jared mendongakkan wajah Ally untuk mendaratkan ciuman lembut. "Tentu saja, istriku." Ia tertawa pelan, sebelum mereka kembali memasak besama. Jared meraih apron untuk menyiapkan mangkuk dan piring sedangkan Ally membua kabinet meraih mangkuk lebih besar.

Apakah dia harus menanyakan sapu tangan itu?

"Well, apakah anak Bosmu itu—" Ally menunduk untuk membawa mangkuk besar dan menyerahkan pada Jared yang cepat meraihnya. "—orang yang baik sekali?"

"Yah. Tentu saja, dia orang yang baik."

Ally mengangguk lantas terdiam beberapa saat. Wajahnya tertoleh. "Jadi, dia laki-laki yang baik, kalian bersahabat?" Jared tertegun, dia mengelap meja kaca mereka dengan wajah yang tidak terbaca. "Begitu kan?"

"Dia gadis yang baik."

Sesuatu menancap di dada Ally secara mengejutkan. Seorang gadis? Yang memberi hadiah pada Jared dan Luca putranya? Ally menyelipkan rambutnya, kemudian berbalik setelah ia mengambil mangkuk lain untuk supnya.

"Dia gadis yang baik, dan perhatian. Dia menganggapku seolah aku adalah kakaknya," lanjut Jared. Ally masih membelakangi, nampak mengangguk samar, sebelum sibuk menuangkan sup ke dalam mangkuk di tangannya.

Seorang gadis. Berisinial V. Pasti sangat cantik, dan kaya.

[]

Breaking White (2017)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang