Chapter 12

1.6K 80 12
                                    

Chapter 12

"You're breaking that white--our marriage. Breaking our promise. Me."

*

Jared mendekap Ally begitu erat. Mereka sudah terlelap di malam tersebut di dalam kamar yang sama. Kejadian pagi tadi masih mengusik, apalagi Jared terlihat begitu marah sampai akhirnya Trevor perlu buru-buru pergi dari rumah mereka. Jared mengecup lembut puncak kepala Ally. "Aku minta maaf. Aku tidak dapat menahan diriku."

Ally memejamkan matanya, menahan air matanya. Sampai kapan dia harus menangisi Jared? Ally tidak merasa marah separah itu. Tapi mendapati suaminya yang membisu setelah Ally terus mencerca dengan banyak pertanyaan soal Veronica ... itu justru memberikannya tanda; Jared tidak akan pernah bisa mengelak. Dia akan terus menerus membela Veronica yang sudah ia anggap sebagai majikannya yang begitu baik.

"Tidurlah, Ally."

Ally menarik dirinya dan memunggungi suaminya. Dia menahan isakannya dan menekan dadanya yang makin terasa sesak. Dia berusaha mengigit bibirnya kuat-kuat seraya berusaha tertidur. Jared mendekapnya dari belakang, menaruh wajahnya di lekukan leher Ally yang terbuka. "Jangan seperti ini. Aku mencintaimu, kau tahu itu." Ia mengecup Ally pelan dan mulai ikut memejamkan mata.

*

Lusa itu bukan hari yang Ally tunggu lagi. Esme pun sepertinya mengerti kalau Ally tidak ingin diganggu di hari ini apalagi Jared akan persi secepatnya, dia sudah mengatakannya sejak semalam. "Aku akan pergi besok untuk dua bulan. Ayah Veronica akan tinggal di Brazil untuk beberapa bisnisnya, dan aku diminta untuk menemani."

"Tidak perlu pulang lagi."

"Apa?"

Ally berbalik dan pandangan mereka bertemu. Ally menatapnya datar. "Aku tidak mau bertemu denganmu, kalau kau pergi, pergi saja. Aku akan menjaga Luca." Setelah itu, dia pun berjalan melewati Jared yang masih termangu di tempatnya.

"Tunggu, Ally," ia mencekal tangan wanita itu. "Kita harus bicara."

"Kau harus bersiap-siap untuk pergi."

Jared menggeleng, dia menarik Ally kasar ke dekat sofa. "Dengarkan aku, dahulu, maafkan aku. Aku benar-benar tidak bisa berpikir jernih dan ... ini pekerjaanku ingat? Kau yang memintaku pula—"

Ally terisak pelan, namun dia hanya bangkit. Jared mengekorinya. Ketika Jared berhasil mencapai tangannya, Ally membuang wajahnya ke samping. Apa arti beberapa hari ini? Ally tidak ingin terdengar manja atau cengeng, tapi waktu sepertinya memang berjalan lebih cepat daripada yang ia dapat perkirakan. Jared akan kembali ke perempuan itu lagi! "Tidak perlu menjelaskan padaku. Itu pekerjaanmu dan kau bebas melakukan apapun."

Jared mendekatkan wajah mereka. "Aku minta maaf." Sorot matanya nampak kelam, namunselain itu, Ally tidak menemukan ekspresi lain selain lelah. "Aku minta maaf. Jangan kau pikirkan soal aku maupun Veronica. Aku berjanji, aku tidak akan ... ini hubungan profesional semata. Aku menyesal untuk tempo hari, perlu berapa kali aku perlu meminta maaf?"

"Tidak perlu."

"Tapi aku menyesal."

Ally menghempaskan tangan Jared dari tangannya. Dia bergerak untuk merai hminum, sampai Jared mendekapnya dari belakang. "Aku tahu kau marah padaku tapi aku minta maaf, ini kesalahanku. Kumohon, beri aku kesempatan." Ia membalikan wajah Ally dan mengecup pipi istrinya.

"Tidak."

"Kumohon." Ia merengkuh wajah Ally begitu dekat. Jared dengan bola mata emas bersinarnya, penuh binar kadang memang mematikan namun kali ini, Ally merasa tersesat. Sinar itu tidak lagi membuncah dalam dadanya atau membuatnya tenggelam. Sinar itu seakan hilang menjadi kosong.

Ally terisak. "Aku tidak mau membicarakan ini lagi, Jared. Lagipula kau hanya membuang waktu. Kupikir, ini memang saatnya untuk masing-masing dari kita merenungi hubungan ini." Ia menundukan wajahnya seraya mendorong tubuh Jared perlahan.

"Tapi, aku tidak mau kehilanganmu." Ia mengecup leher Ally lembut. "Kumohon, mengertilah untuk sekali ini saja. Aku akan tetap kembali. Aku selalu kembali kepadamu."

[]

Breaking White (2017)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang