Chapter 4
"I got you."
*
Ally tidak mau berbohong kalau terkadang dia masih mendapati dia memanggil nama Jared, bermimpi soal Jared, bahkan berharap terbangun dengan sosok Jared di sebelahnya. Namun dia hanya tersenyum seraya menggeleng pelan. "Jared sedang bekerja, kendalikan dirimu, Ally." Lantas dia memulai harinya dengan mengurus Luca, membersihkan rumah, dan juga memasak.
Kehidupan berumah tangga memang berbeda dari kehidupan sebelumnya, Ally tahu dia memang bukan ibu atau istri terbaik tapi setidaknya ia berusaha.
Luca suka mandi. Jadi, setelah bangun dan bersiap, dia akan memasuki kamar putra pertamanya untuk mendapati Luca telah terbangun namun tidak menangis. Dengan hati-hati, Ally pun mengangkat tubuh Luca dan mengendongnya sebelum dia menyiapkan air hangat dan bathup untuk Luca mandi.
"Putra Mommy yang tampan," ia menciumi pipi Luca, gemas, sekaligus kagum dengan pertumbuhan putranya yang semakin hari semakin menakjubkan. Sekarang Luca sudah bisa mengenggam dan meremas sesuatu. Selain itu, dia mengerti jika diajak bicara, dari sorot matanya yang berbinar seakan dia ingin menyahuti atau ikut berbicara juga.
Seseorang mendorong pintu setelah Ally melepaskan seluruh pakaian Luca dan mulai memandikan tubuh bayi itu. "Hei, pagi," sapa Esme seraya mengucek matanya. Ia berjongkok. "Oh, lihatlah, siapa yang tengah mandi di sini?"
Luca tergelak dengan tawa khasnya, sedangkan Ally ikut tersenyum. Wajahnya miring. "Kau akan pergi hari ini?"
"Tidak tahu, aku masih menunggu James. Dia bilang akan mengantarkanku ke toko, aku harus membeli kado untuk temanku. Kalian mau ikut?"
"Entahlah, tapi sepertinya Luca akan senang."
Esme terkekeh, dia ikut membantu menuangkan sabun, sedangkan Luca sudah asyik dengan bebek mainan di tangannya, memekik sesekali karena air yang menyiram bagian punggung dan tangannya. "Tentu saja, bayi besar ini akan senang." Ia mencium pipi Luca berulang kali.
*
Ally memandangi bagaimana James menggendong tubuh Luca, dan di hadapan pria tersebut Esme nampak menggerakan boneka tangan. Mereka bertiga tertawa bersamaan sedangkan Ally mulai mengangkat senyum separuhnya.
Perlahan, wajah Esme, dan James memundar digantikan oleh wajahnya dan wajah Jared. Mereka bertiga berkumpul, dan saling tertawa seakan dunia di sekitar tidaklah berarti.
Andai kau di sini.
Ally menghela napas panjang, sebelum terhenyak dari lamunannya. Esme telah memandanginya. "Ada apa, Ally? Apa kau sakit?"
"Ah, tidak."
James ikut menoleh, senyuman terhias di bibirnya. "Lihatlah, Luca, ayo lihat Mommy." Ia mengarahkan bayi gemuk itu pada Ally, sampai akhirnya Luca melebarkan tangan dan meracau.
"Oh, anak Mommy yang tampan.." Ally melebarkan senyum lantas meraih tubuh Luca. Bayi itu langsung jatuh di dekapannya, dan menepuk kedua pipinya. Ally tersenyum. "Yah, aku juga merindukan Daddy, tapi dia akan baik-baik saja di sana."
Esme menyentuh tangan Ally. "Kalian akan terbiasa dengan semua ini."
"Ya."
"Tidak perlu merasa kesepian, apalagi ada kami," timpal James. Ally mengangguk dan menunduk pada Luca yang telah nyaman di pangkuannya. Dia mengusap rambut putranya lembut. "Luca adalah anak yang baik."
Ally mengecup puncak kepala Luca. Setidaknya, dia punya Luca disini, dan Jared akan baik-baik saja lalu menemui mereka secepatnya.
"Nah, darimana bersedih bagaimana kalau kita jalan-jalan sekarang?" Ia menarik tangan James untuk bangkit. "Ayolah," ia turut menarik lengan Ally perlahan.
Akhirnya mereka meninggalkan cafe mungil tersebut. Luca telah asyik dalam kereta dorongnya, sesekali bayi itu tertawa dalam posisi berbaringnya atau menggerakan mainan berpegangan di tangannya hingga berbunyi. Ally akan membungkuk untuk memasang tawa menggodanya.
Mereka berkeliling, melihat-lihat beberapa butik yang berjejer.
"Ayo, masuk!" ajak Esme. James pun menoleh pada Ally dan tersenyum pula. Mereka masuk, Ally telah mengendong Luca lagi untuk melihat beberapa hiasan dan mainan yang terpajang.
"Ini lucu sekali!"
Esme muncul untuk menunjukkan beberapa potong baju bayi. Ia mengarahkan pada Luca yang memandang dengan bola mata lebarnya. "Lihatlah, siapa bayi tampan sedunia? Aku akan membelikan semua ini."
"Tidak, Esme. Ini bahkan bukan ulang tahunnya, simpan saja uangmu. Kau bahkan sudah memberikan hadiah kemarin!"
"Tidak!" Gadis itu langsung berlalu untuk mengambil keranjang belanja. Ally tidak bisa menghentikan saat pandangan Luca terarah pada bola yang bercahaya, berisi beberapa hiasan ikan. Bayi itu menyentuh permukaan bola untuk beberapa saat.
"Kau suka, sayang?" Ally memandang wajah Luca. "Kita akan beli kalau Daddy pulang, oke?" Ia menciumi pipi Luca sampai Luca menyandar di dekat lehernya. Setelah itu, mereka berkeliling, membeli beberapa mainan karena James yang memaksa, dan beberapa potong baju. "Kau membuatku kapok berbelanja denganmu. Maksudku, ini berlebihan."
"Tidak sama sekali."
"Ini hadiah untuk Luca, dia patut menerimanya." Ally menunduk pada bayi yang telah terlelap itu. Dia memperbaiki selimut Luca sebelum mendorong kereta bayi mereka. Di ujung mall ini, mereka keluar.
James menaruh belanjaan, "Aku akan mengambil mobilnya." Esme mengangguk, begitu pun Esme. Sekitar sepuluh menit kemudian, James muncul untuk membuka bagasi mobil dan mengangkut semuanya. Ally berdiri tidak jauh, ikut memasukkan beberapa belanjaan.
"Tumpuk saja sekalian, tidak perlu ditata nanti pun akan diturunkan lagi," titahnya, dan mereka berdua mengangkut, begitu pun ia yang membantu menumpuknya. Namun matanya lengah sebentar, dia tidak menyadari kereta dorong yang membawa Luca telah bergeser, dan bergerak ke dekat jalanan karena letak parkiran tersebut berada di tempat cukup landai, kemudian turun menuju tempat di mana banyak mobil berlalu-lalang.
Klakson membumbung di udara. Ally tersentak mendapati kereta dorong itu tidak ada di sebelahnya. "Luca? Luca?!" Ia mengedarkan pandangan cepat, dan membelalak mendapati kereta dorong itu tetap meluncur, melewati beberapa mobil yang hendak parkir, menuju jalan raya. James cepat berlari mengejar, begitupun Esme yang meneriaki pengendaraan mobil lain untuk menyinkir.
"Minggir!" teriak James panik. Ally menyusul mereka, memacu langkahnya sampai ia akhirnya melepas heelsnya untuk kemudian berlari lebih cepat. Air matanya menets begitu saja, sedangkan adrenalinya terpompa sampai ke titik teratas. "LUCA!"
"ASTAGA!"
"LUCA! ALLY!"
Ally berlari kencang, merengkuh tubuh Luca sampai kereta dorong meluncur kian cepat. Ia mendekap bayi yang tersentak bangun itu, dan menundukkan wajahnya.
"ALLY!" pekik Esme, dan James ikut menarik tubuh Ally sebelum satu mobil menghadang tubuh mereka.
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Breaking White (2017)
RomanceJared Hawton sudah menikah dengan Alicia Fritz. Segalanya berjalan baik hingga Jared mendapatkan pekerjaan di Maine untuk menjadi seorang bodyguard. Pada awalnya, mereka pikir hal itu menjadi langkah yang menakjubkan; Jared bisa mendukung kebutuhan...