Chapter 1

4.1K 122 5
                                    


*

CHAPTER SATU :

"Kebetulan atau bukan, aku yakin, setiap pertemuan kita dengan orang lain pasti menghasilkan sesuatu; entah keajaiban atau pelajaran."

Luca Blue Hawton adalah bayi yang tenang. Jika kebanyakan bayi akan merengek untuk banyak hal, berbeda halnya dengan Luca. Bayi gemuk berpipi gembil itu hanya akan merengek jika haus atau ketika popoknya penuh, selebihnya, dia akan terlelap pulas.

Contohnya sekarang. Takayal, hal itu membuat Alicia, selaku ibu, merasa tenang. Luca sangat mengerti Ally—sapaan akrab Alicia—yang baru merasakan pengalaman fantastis menjadi orang tua, terlebih seorang ibu.

Alicia menaruh tubuh Luca yang telah terlelap di atas boks bayinya. Dia mengusap pipi bulat bayi tersebut dengan tersenyum. "Tidurlah yang nyenyak, sayang," ia bergerak mengambil selimut tebal yang tidak begitu jauh, lantas menyelimuti tubuh bayinya sebelum bergerak menuju pintu. Di kamar ini terdapat walky talki yang aktif untuk memberitahu jika Luca terbangun atau menangis, jadi Ally bisa tetap beraktivitas di bawah. Ia menutup pintu bercat putih itu dengan perlahan sampai terdengar suara dering telepon dari lantai bawah.

Tidak ada pembantu di rumah ini, dia dan Jared bahkan masih mengangsur biaya rumah. Mereka berdua bersepakat bahwa daripada uangnya untuk mengaji pembantu, lebih baik memprioritas kebutuhan Luca, dan keluarga kecilnya ini.

"Hallo?" Ally menempelkan gagang telepon tersebut ke dekat telinganya.

"Apakah ini kediaman Tuan Jared?"

"Yah, saya adalah istrinya, ada apa?" Ally bertanya pelan. Jarang ada yang menelponnya dengan nada seformal itu sebelumnya.

"Tuan Jared pernah mengirimkan lamaran untuk bekerja dengan kami, dan kami memutuskan untuk menerimanya. Perihal kontrak kerja dan kesepakatan lainnya akan kami urus secepatnya. Apakah Anda bisa memberikan kontak ponsel Tuan Jared? Kami akan memberitahukan kabar lebih lanjut kepadanya."

Ally nyaris memekik namun ia cukup sadar sehingga merogoh sakunya untuk membacakan nomor ponsel Jared dengan suara jelas.

"Terima kasih, Nyonya."

"Terima kasih banyak. Saya sangat ... senang, astaga, terima kasih!" Telepon terputus setelahnya. Ally nyaris memekik girang kalau saja dia tidak ingat ada Luca yang tengah terlelap. Tepat saat itu, pintu depan terdorong.

"Sayang, aku tidak bisa menemukan di mana toko yang menjual roti panggang itu, aku sudah berputar—" Ally langsung mendekap tubuh suaminya di ambang pintu. "Hei, apa yang terjadi?" tanyanya dengan terkejut.

"Kau diterima!"

"Apa?" Jared menarik wajahnya, mendapati Ally telah memasang senyuman lebar. "Apa maksudmu? Terima apa?"

"Pekerjaan! Kau ingat pekerjaan yang seminggu lalu ditawarkan Matt pada kita? Kau akan pergi menjadi salah satu bodyguard? Mereka menerimamu!" Ally merengkuh tubuh Jared yang kekar lebih erat. "Aku sangat senang! Kita akan hidup seperti ini lagi, dan lebih dari itu ..." Ally mengusap air matanya. "Mom dan Daddy tidak akan lagi memandang rendah kita, dan selanjutnya, kita akan baik-baik saja. Kau tahu? Aku sangat senang."

Jared melepaskan pelukan Ally untuk mengusap air mata di sudut mata Ally. Wajah pria itu menunduk rendah. "Aku juga sangat senang."

"Aku tidak menyangka akan secepat ini," gumam wanita itu sambil menahan air matanya yang hendak mengalir deras.

Breaking White (2017)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang