Chapter 7

1.7K 74 8
                                    

Chapter 7

"I thought you loved me."

*

Esme begitu sibuk. Dia bilang akan kembali nanti sore bersama James. Sementara itu, setelah Jared pergi pagi-pagi sekali, Ally kembali ke rutinitasnya. Luca telah asyik di kursi dudukannya sedangkan Ally mulai membuka penutup mesin cuci, mengisi air, dan menyiapkan deterjen di pagi itu. Ia membuka bungkusan pakaian kotor Jared, memasukkan satu persatu pakaian ke dalam mesin tersebut. Satu kemeja teronggok di lantai, Ally pun hendak memasukkannya.

Namun satu noda mencolok mengejutkannya. Dia menatap lekat lekuk leher kerah itu, dan tertegun beberapa saat. Noda merah berbentuk lipstick tebal. Apa-apaan ini?

Napas Ally menderu namun dia menggeleng lemah sebelum memasukkan kemeja itu, dan memutar bagian atas mesin agar pakaian langsung tercuci sempurna.

Lipstick wanita?

Dipandangnya Luca untuk sejenak sebelum dia menambahkan deterjen. Tidak, Ally, jangan berpikir yang macam-macam. Jared itu tengah bekerja di sana, apa yang kau pikirkan?"

"Ma ... ma!"

Ally menarik senyum. Setelah pakaian bersih, ia mulai memindahkan pakaian itu ke sisi lain lantas memutar bagian atas lagi untuk menyalakan pengering. Sementara mesin bekerja, dia meraih tubuh Luca untuk kemudian dipandangi wajah putranya. "Putra Mommy sudah pintar bicara."

Luca mengecup pipinya, dan Ally menghadiahinya dengan banyak ciuman lain. "Yah, Mommy sudah berlebihan."

*

Seusai menjemur di taman belakang—sejak memiliki Luca dan tidak ada pembantu—memang tempat menjemur mereka dialihkan menjadi taman belakang. Bagian loteng terlalu mengerikan apalagi pagar besinya belum terpasang sempurna. Ally mengusap keringat sebelum mengangkat tubuh Luca.

Telepon berdering keras dan dia menyambarnya. "Hallo?"

"Aku akan tiba sore nanti, Ally, aku ada kelas tambahan," jawab satu suara di sana. "Aku akan membawa makanan bersama James."

"Tentu saja, jaga dirimu, Esme," Ally menyerahkan gagang telepon pada Luca. "Baby, kau ingin bicara?"

"Oh, di mana keponakan tertampanku?"

"Ma! Ma!" Sontak Esme dan Ally tertawa pelan. Ally kembali menempelkan gagang telepon di telinganya.

"Jaga dirimu, kami akan menunggu. Oh, ya, katakan pada James untuk tidak terlalu lelah pula. Kemarin aku kasihan karena dia begitu kelelahan setelah dari sini."

"Tentu saja. Sampai jumpa," Ally pun menutup telepon. Sebelum dia melangkah jauh, suara ponsel menyandarkannya. Dia memeriksa sofa dan meja untuk mencari ponsel yang ternyata tergeletak di dekat meja dapur.

Ah, ponsel Jared! Bagaimana bisa dia melupakan benda penting ini?

Ally memandangi ponsel itu sebelum akhirnya mengangkatnya.

"Sayang, mengapa lama sekali? Apa kau masih di rumahmu atau bagaimana? Kau bilang akan kembali dalam waktu cepat. Ah, ya, bagaimana dengan baju untuk Luca, baby? Apakah dia menyukainya? Oh ya, aku sebenarnya tidak berniat membeli yang lain tapi hadiah untuk adik-adikmu itu pun perlu. Mereka menyukainya juga kan?" Suara wanita itu mengisi gendang telinga Ally untuk beberapa saat. "Baby, Daddy bilang kau harus segera bekerja. Temui aku di apartemenku secepatnya. Ah ya, bawakan juga pakaianku yang kemarin tertinggal di mansion, aku ingin di apartemenku saja agar kita punya tempat privat."

Telepon terputus begitu saja. Ally menyahut Hallo berkali-kali namun suara wanita itu tidak lagi di sana. Matanya mulai memanas, dengan detak jantungnya yang memuncak. Si—siapa wanita ini?

Apartemen .. apa?

[]

Breaking White (2017)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang