Chapter 11

1.6K 76 1
                                    

Chapter 11

"Make it stop."

*

Ally menangis keras di pelataran cafe dekat bandara, sementara Trevor mulai menepuk-nepuk bahunya. Kejadian sebelumnya memang dramatis di mana Jared terus mengelak bagaimana Ally adalah istrinya. Veronica yang terus bertanya membuat Jared mendesak mereka untuk kembali berjalan karena mereka harus segera berjalan menuju kabin. Ally pun terlihat naik pitam.

"Veronica adalah teman lamaku, demi tuhan, aku ingin mencakar wajahnya," Ally kian terisak. Dia terpukul bukan hanya karena Veronica yang muncul saat ini dan mengacuhkannya seakan dia adalah sampah, tapi juga Jared, di sisi lain justru lebih memilih bersama Veronica dan memasang topeng di wajahnya seakan mereka adalah orang asing.

Trevor mengangguk. "Dia memang keterlaluan."

Perlahan, Trevor pun mulai memapah Ally untuk keluar dari area bandara. Ada lebih banyak orang yang memperhatikan mereka, Ally punsudah menutupi wajahnya yang semakin bengkak dan memerah. "Aku mau pulang."

"Aku akan antarkan, oke?"

Ally mengangguk lemah dan mulai terduduk sesaat Trevor membukakan pintu penumpang. Tubuh wanita itu masih lemas terlebih dia tidak menyangka kejadian sebelumnya itu nyata.

Apakah itu betulan Jared?

*

Tidak ada yang berubah di area rumah. Trevor pun akhirnya pamit setelah memastikan Ally berada di pelataran rumah dan Esme menyambutnya. "Astaga, apa yang terjadi?" Ia mengajak Ally masuk. "Ceritakan kepadaku."

"Jared ..." Ally tercekat napasnya. "Aku benar-benar mengikutinya sampai ke bandara lalu ... Veronica."

Esme terperangah di tempatnya. Dia menyodorkan kotak tisu namun Ally hanya menunduk sendu. "Ini tidak bisa dipercaya."

"Demi Tuhan! Aku melihat mereka dan bagaimana Jared justru mengabaikanku! Aku tidak dianggap sebagai istrinya!"

"Cih."

Ally menggeleng. Wajahnya menekuk dalam. "Aku tidak menyangka ternyata dia dapat memperlakukan seperti ini. Memang apa salahku kepadanya? Aku sudah berusaha menjadi istri yang baik, ibu yang baik untuk Luca—" Esme buru-buru mendekap tubuh kakaknya, membiarkan bagaimana Ally kian terisak di dekatnya.

*

*

Luca masih terlelap di dalam kelambunya. Ally memperhatikan bayi tersebut, mengusap pelan pipi bulat Luca dan tersenyum kecut. Ayahmu ada di sana, bersama wanita yang bahkan ingin aku cakar wajahnya kuat-kuat. Dia meninggalkan kita berdua, tega sekali. Dia pikir uang itu segalanya untukku sekarang? Ally tidak dapat menangis lagi. Beberapa hari ini air matanya mengering, dan tubuhnya semakin lemah karena dia enggan untuk makan.

"Kau harus makan! Kau mau sakit lalu Jared semakin asyik bersama wanita itu? Kau mau, Ally? Kau harus kuat untuk menghadapi semua ini."

Yah, Esme menjadi sosok yang lebih cerewet dan mendesaknya untuk makan dan hidup sekarang. Meskipun, Ally masih mendapati dirinya terdiam, melamun dan kembali remuk tiap kali mengulang kejadian tersebut. Seumur-umur, Jared selalu bersikap manis dan hangat kepadanya. Seumur-umur, Jared tidak pernah membentak atau bahkan mengatakan hal menyakitkan.

Itu seperti bukan dirinya.

Apakah itu betulan Jared?

Esme bergerak ketika bel berbunyi. Dia terkesiap mendapati satu sosok yang muncul di pagi tersebut. "Uh? Kau yang kemarin?" Ia menoleh kecil ke arah kamar. "Ally, ada temanmu."

Breaking White (2017)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang