Chapter 35

492 43 4
                                    

CHAPTER TIGA PULUH LIMA

Dalam ruangan bercat putih tersebut, ibu Dante memandangi wajah putranya. Raut wajah Dante tenang seperti biasa, sedangkan ibunya nampak memasang senyum tipis. "Kau sangat mencintainya, ya?" tanya beliau lembut.

"Begitulah. Aku merasa sangat yakin."

"Hm, aku paham, Nak. Tapi seperti yang aku singgung sebelumnya, waktu kita berdua di rumah, bahwa status dia agak berbeda. Dia pernah menikah dan punya anak. Kau harus memikul tanggung jawab yang berbeda dari pasangan lain."

Dante menoleh kecil. "Aku tahu, Mom."

"Kau sangat yakin dengan itu?" tanya ibunya dengan hati-hati. Dia menyingkirkan helai rambutnya yang terjuntai membingkai wajah. Sebenarnya, dia tak khawatir akan apa pun; Dante sudah mapan, bertanggung jawab dan terlihat dewasa. Selain itu, Dante tak pernah menimbulkan masalah selain gosip seputar Alexis—yang serius, membuat dirinya agak bingung. Bukankah Alexis yang seharusnya jadi pasangan Dante? Tapi mendadak, Dante muncul mengumumkan tanggal pernikahan dengan wanita lain, sudah pernah menikah pula.

"Ya."

Ibu Dante mengangguk. Dia meminta satu staf penata rias untuk mengambilkan perhiasaannya. Suasana hari ini begitu tenang, meskipun terlihat siapa pun nampak tegang dengan prosesi pernikahan di hari ini. "Aku mendukungmu. Kau tahu itu."

"Ally dan Luca akan jadi prioritasku mulai hari ini," gumamnya. "Kalau kau khawatir aku akan mengabaikan tugasku sebagai ayah dan suami, kau bisa langsung menegurku, atau memarahaiku."

Ibu Dante menarik seulas senyum tipis.

*

*

Dibanding saat pernikahannya dengan Jared yang setengah meriah, sekarang hanya hadir keluarga terdekat dari dua keluarga, sahabat dekat Ally, teman-teman Ally semasa sekolah, dan Jared serta Veronica. Di luar itu, tak ada. Dante memahami bahwa Ally ingin pesta cukup privat dan tak perlu diumbar ke publik. Apalagi ini pernikahan keduanya, jadi tak perlu semegah itu.

Sesuai mengikrarkan janji suci, Dante dipersilakan untuk menyikap tudung tipis yang menutupi wajah cantik Ally. Dia tersenyu sesaat Ally balas menatapnya, dengan berbinar. "Istriku," bisiknya, kemudian melumat bibir Ally lembut.

Pekikan dan teriakan gembira terdengar. Ally pun menarik wajahnya, begitupun Dante yang turut tersenyum. Mereka mulai berdiri bersisian dan menyambut para tamu yang mulai berdansa seiring musik mulai dimainkan. Pesta hari ini memilih konsep terbuka dengan suasana yang setengah sejuk dan angin berembus pelan.

Ally ikut tertawa, kemudian memandangi Dante yang turut memandanginya. "Mau dansa juga?"

Sebelum itu, ayah Ally meminta izin agar dapat mengajak putrinya ke tengah-tengah kerumunan tamu lantas dia memandu Ally untuk berdansa. Pria itu terlihat senang hari ini. Satu tangan Ally diarahkan agar tersampir di bahu pria itu dan tangan lain bergerak mengikuti tangan ayah Ally, sesuai musik yang mengalun. "Nak, kau sangat cantik. Kau bahagia?"

"Tentu." Sekilas Ally melihat ke ujung tempat itu, tepat Dante tengah berbincang dengan para sahabatnya. Pria itu terlihat luar bisa tampan dalam balutan tuksedo putih. Rambutnya dipotong rapi, sedangkan wajahnya terlihat segar. "Sangat."

"Syukurlah. Aku sangat bahagia jika kau bahagia." Ayah Ally membantu Ally berputar dua kali, kemudian mereka kemblai bergerak perlahan, mengikuti yang lain untuk berdansa.

Ibu Ally turut berdansa dengan James, pacar Esme. Sementara Esme menari dengan sepupu jauh mereka, Aston. Seluruh tamu menikmati sesi berdansa dan makan dengan lahap pula. Ally pun beralih berdansa dengan anggota keluarga lain yang turut menggodanya. Luca berada di gendongan ibu Dante, nampak mulai terbiasa. Sepertinya ibu Dante menyukai anak kecil dan terlihat ceria sejak tadi.

Breaking White (2017)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang