CHAPTER TIGA PULUH TIGA
Madam Lou terlihat muda dan segar. Bayangan yang semula merayapi benak Ally langsung lenyap. Dia cantik. Dia terlihat menyukai Ally di pertemuan pertama. "Jadi Dante sudah menceritakannya. Kalian akan bersiap untuk menikah."
Ally tersenyum tipis. "Sebenarnya ini agak mendadak. Maksudku, baru sekitar tiga bulan terakhir aku bercerai dari mantan suamiku."
Netra wanita itu mengerjap. "Oh ya? Dia tidak cerita." Madam Lou mulai menyerahkan katalog gaun untuk Ally lihat. Madam Lou tersenyum. "Menurutku tidak masalah. Kalian saling menyukai kan?"
Sebenarnya tiap ditanya seperti itu Ally bingung. Hatinya gamang. Dia memang menyukai Dante, tapi membina rumah tangga (lagi!) adalah perkara berbeda. Sebanyak apa pun Ally yakin pada Dante, dia tidak dapat menyangkal bayangan buruk yang pernah terjadi di pernikahan sebelumnya yang terus bermunculan di kepala.
Ally memandangi gambar gaun-gaun indah itu. Mereka semua berwarna putih bersih—suci. Ally mengingat gaunnya sewaktu dia menikahi Jared. Kembali hatinya gamang.
"Nyonya."
"Ya?"
"Untuk awal yang baru, harus ada yang diperbaiki, kan? Kurasa kau harus meluangkan waktu untuk dirimu sendiri. Terlepas dari semuanya. Sendirian dan mendengar kata hatimu sendiri," kata Madam Lou. Tidak lama, kucing Persianya melompat ke pangkuan. Wanita itu terkekeh, mengecup sayang kucing gemuk berbulu lebat itu, sedangkan Ally hanya memandanginya terdiam.
Kata hatiku?
.
.
Mansion keluarga Dante mulai terlihat.
Dari jendela mobil, Ally mulai merasa gugup. Suaranya tersedot habis sedangkan napasnya tertahan. Keluarga Dante jelas dari keluarga sangat berada. Keluarga Dante jelas akan terkejut dengan Ally yang muncul di hari ini demi bertemu mereka dan meminta restu.
Dante berdeham seraya tersenyum sewaktu Ally menoleh padanya. "Siap?"
"Dante, apakah ibumu akan menyukaiku?"
Satu pertanyaan itu mencuat. Ally meremas tangannya. Pengalamannya waktu bertemu mertua adalah berusaha bersikap sopan dan apa adanya. Tapi keluarga Dante nampak berbeda dari banyak keluarga. Jelas, status mereka cukup berseberangan sekarang—Dante sangat kaya, sedangkan Ally hanya wanita biasa yang punya satu anak dan beru bercerai. Penghalang di tengah mereka adalah hati Ally sendiri.
"Tentu saja. Dia akan langsung suka padamu. Kalian sama-sama cantik dan hangat," jawab Dante. Akhirnya, sopir membukakan pintu mobil untuk mereka berdua.
Ally dibantu keluar lantas mengumamkan terima kasih. Dante berdiri di belakangnya, tegap dan tinggi. Dante yang berada dekat di belakangnya memicu rasa gugup Ally sampai dia hampir limbung.
"Ally, kau tidak perlu gugup, oke? Mereka akan menerimamu jika itu yang kau khawatirkan."
"Ya."
Sepanjang jalan menuju mansion, Ally melihat sekitar takjub. Ada balkon luar, serambi yang menakjubkan, halaman dengan kebun bunga mawar putih, jendela berbingkai empat raksasa. Ally belum pernah secara langsung bertamu di mansion sebesar ini. Ally mulai merasa wajahnya lebih rileks sesaat Dante mulai meraih tangannya, menenangkan.
Pria ini yang siap menikahimu. Pria ini yang menerimamu, anakmu, dan siap menjalani pernikahan yang lebih baik denganmu.
Ally sering dengar kau akan bertemu seseorang yang tepat di tempat terbaik. Mereka? Justru bertemu di bar Erico. Dengan status Ally sebagai pelayan baru, dan Dante sebagai sahabat Erico. Tidak pernah Ally bayangkan ada kejutan seperti ini dalam hidupnya. Sementara itu, Ally juga belum sempat membayangkan Luca yang akan dapatkan ayah baru.
Sekarang, mimpi itu sedekat nadi. Ally akan melangkah ke jenjang lebih serius bersama pria yang lain—Dante.
Bayang-bayang Jared masih membekas. Ally mengisi paru-parnya dengan udara bebas. Kemudian, langkahnya mematung.
Dante juga berhenti sewaktu pintu membuka dan wajah tidak asing terlihat.
Alexis berdiri, mengenakan gaun pendek dan hiasan rambut. Dia mulai memindai penampilan Ally, beralih pada Dante yang cukup terkejut. Wajah pria itu menegang. "Hai, selamat datang."
"Apa yang kau lakukan?"
"Aku?" Suaranya amat menjengkelkan. "Bertemu calon mertuaku? Ibumu sangat merindukanmu dan ingin mengobrol banyak hal," akunya sombong. Dan Ally cukup sadar ucapan itu cukup menohok dan ditujukan padanya. "Aku selalu diterima di rumahmu, Dante."
Tidak lama, suara ramah menyambut mereka. Ibu Dante terlihat cantik seperti peri dalam balutan gaun kremnya. Dia tersenyum pada putranya, berdiri di sebelah Alexis yang masih memicingkan mata. Sementara itu, Ally balas tersenyum.
"Oh? Siapa ini, Dante? Kau... tidak pernah bawa teman wanita lain selain Alexis ke rumah." Wajahnya agak bingung, namun dia tetap tersenyum ramah pada Ally. Dia memandang Dante dan Ally bergantian, menaikkan satu alis.
"Aku kekasih Dante, Ma'am."
"Dia calon istriku, Mom. Kami datang untuk memberitahu kalian tanggal pernikahan kami."
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Breaking White (2017)
RomanceJared Hawton sudah menikah dengan Alicia Fritz. Segalanya berjalan baik hingga Jared mendapatkan pekerjaan di Maine untuk menjadi seorang bodyguard. Pada awalnya, mereka pikir hal itu menjadi langkah yang menakjubkan; Jared bisa mendukung kebutuhan...