Anak lelaki itu tersenyum lebar sembari menunggu seseorang tepat didepan gedung tempat ia akan tampil bersama regunya. "Bintang suka banget lihat gue Pake SPL, apalagi seragam gue banyak atributnya pasti dia bangga banget nanti lihat gue tampil, apalagi sama abangnya juga". Batin Jaemin dengan sesekali melihat ponselnya menanyakan sudah sampai Mana orang yang ditunggu.
"Jae, tinggal 3 peserta lagi kita tampil". Ucap Soobin yang baru saja datang.
"Bentar nunggu Bintang Dateng dia udah dijalan kok".
"Bintang kesini?, Sama Beomgyu?".
"Iya mungkin dia nggak bilang mau sama siapa kesini".
Tidak terlalu lama mereka menunggu, Seseorang yang turun dari Taksi diseberang jalan melambai lambai dengan senyum merekah diwajahnya, tidak lupa dengan 2 buket bunga yang khusus ia siapkan untuk 2 orang spesial yang akan ia temui.
Tapi sayang, bunga itu tak pernah sampai kepada yang dituju, hancur bersama Tubuh yang terhempas dengan keras. Warna merah mawar yang bertambah merah dengan linangan darah.
"Bintang!!!".
.
.
."Som".
Tanpa ia sadar ada seseorang yang sudah duduk menunggunya di ruang tamu sejak beberapa saat yang lalu, Tentu Somi hampir tidak percaya dengan apa yang ia lihat dan benar saja ternyata didepan pun ada motor yang sedang terparkir, dia hanya tidak menyadarinya saat pulang tadi.
"Lo ngapain disini?". Tanyanya ketus.
"Gue mau ngomong sebentar, duduk sini". Somi pun tidak melawan saat Haechan menarik tangannya untuk duduk bersama. "Som, gue minta maaf. kali ini gue bakal bener bener berubah. Kasih gue kesempatan lagi okey?". Pinta Haechan sembari menggenggam tangan Somi, tapi tidak cukup lama Somi langsung menepisnya.
"Gue terima permintaan maaf Lo, gue udah lupain semuanya. Tapi soal permintaan Lo yang kedua sorry gue nggak bisa". Balas Somi.
"Som satu kali lagi, kita bisa mulai semuanya dari awal. Gue bener bener nyesel, gue baru ngerasain cuma Lo yang bisa ngertiin gue Som". Haechan memohon mohon tapi sayangnya Somi bahkan enggan untuk menatapnya.
"Gue yang selalu bertahan selama ini. Sedangkan Lo selalu nyakitin gue. Ini semua udah selesai Chan. Nggak ada yang namanya kesempatan kedua, gue harap Lo paham. Dan Ya, gue nggak bakal doain Lo bahagia, buat apa juga. Sesekali Lo juga harus tau gimana rasanya sakit hati".
.
.
.Renjun sedang membereskan beberapa barang barang milik papanya diruang guru saat Hyunjin tiba tiba masuk. "Jin". Panggil Renjun.
Rasa bersalah tiba tiba muncul saat ia melihat Renjun, bagaimana pun juga ia rasa semua ini terjadi karena kesalahannya, Kalau saja ia tidak harus pergi dan Pak Chanyeol harus mengejarnya. Wajar mungkin kalau Renjun juga akan sangat benci padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
On Track (ft. 00 line)
Fanfiction❝𝐵𝒶𝒽𝓀𝒶𝓃 𝑜𝓇𝒶𝓃𝑔 𝒷𝑜𝒹𝑜𝒽 𝓅𝓊𝓃 𝓉𝒶𝒽𝓊, 𝓀𝒶𝓂𝓊 𝒶𝒹𝒶𝓁𝒶𝒽 𝒽𝒶𝓁 𝓉𝑒𝓇𝒷𝒶𝒾𝓀 𝓎𝒶𝓃𝑔 𝓅𝑒𝓇𝓃𝒶𝒽 𝒶𝓀𝓊 𝓂𝒾𝓁𝒾𝓀𝒾❞.