Selamat membaca 💚
•••
"Sekarang, rasanya kalo lihat Bu Hwasa jalan aja gue merinding".
"Sama gue juga, kayak urusan sama Debt Collector".
Ruang yang tidak begitu luas itu sekarang sedang digunakan oleh dua Siswi tahun kedua Menengah kejuruan yang sedang sibuk dengan laptop masing masing yang sekarang telah menjadi bagian dari hidupnya.
"Ini tugas pertama kita setelah Re-organisasi kakak kakak, Proker mereka, Yang bikin proposal mereka, yang dibebani laporan kita, lucu banget ga sih?".
Mari berkenalan dengan profesi mereka dahulu. Yang satu Si pemegang tanggung jawab atas keuangan Ambalan, Sedangkan yang satu lagi harus mulai sabar karena harus bisa jadi tangan kanan yang baik untuk sang ketua.
"Ah kenapa ngga Balance sih, gue yang dasarnya bukan Anak akuntan kenapa dijadiin Juru uang coba?, Partner gue yang jurusan Akuntansi aja dengan tanpa mikirnya bebanin semua ke gue". Geram Lia Frustasi karena jabatan dan tanggung jawab barunya.
"Loh loh, Foto foto kemarin yang udah gue simpen kemana?? Ilang? Jangan donggg". Seolah sudah sepaket dengan sang bendahara, si Kerani baru menjabat juga ikut serta menuangkan kekesalannya. Dara.
Bunyi kenop pintu yang terbuka mengalihkan perhatian keduanya yang sedang berperang dengan Pikirannya masing masing, Ekspresi terkejut muncul dari mimik wajah mereka. Takut takut kalau saja yang datang adalah Ibu pembina yang menuntutnya minta ampun. Bu Hwasa.
"Gue kira Bu Hwasa Anjir".
"Sama".
Yang dikira hanya cengar cengir sambil jalan dan mengambil bangku lalu duduk didepan Teman satu kepengurusannya itu.
"Gimana gadis gadis? Apa menemukan kesulitan?". Sekarang mari kenalkan dia, Renjun. Partner kerja Dara sebagai Sekretaris satu Putra. Kenapa dia bisa dipilih?, Ya tentu saja dia bukan sekedar anggota kaleng kaleng. Dia cukup paten dalam hal Kepramukaan maupun non kepramukaan. Minus nya dia cuma satu. Suka Julid tidak pandang bulu.
"Nggak terlalu susah sebenernya, toh gue juga paham dasarnya. Tapi ya karena ini kali pertama gue acting bingung aja ". Kata si Kerani putri agar tidak terlihat minus didepan partner satu jabatannya itu.
"Bagus dong, Proker selanjutnya kita rolling tugas, biar Lo nyusun proposal gue bagian laporan pasca kegiatannya". Dara cuma membalas Renjun dengan senyum datar yang sangat tidak ikhlas.
Renjun mengangkat sebuah berkas yang belum dijilid ke atas meja. Bahkan Keduanya tidak sadar ketika Renjun datang tidak dengan tangan kosong.
"Oh iya Ra, sebenarnya gue kesini mau jemput Lo".
"Lah tumben, mau ngajak gue ngantin?".
"Siapa yang mau ngajak Lo ngantin?".
"Lha terus".
KAMU SEDANG MEMBACA
On Track (ft. 00 line)
Fanfiction❝𝐵𝒶𝒽𝓀𝒶𝓃 𝑜𝓇𝒶𝓃𝑔 𝒷𝑜𝒹𝑜𝒽 𝓅𝓊𝓃 𝓉𝒶𝒽𝓊, 𝓀𝒶𝓂𝓊 𝒶𝒹𝒶𝓁𝒶𝒽 𝒽𝒶𝓁 𝓉𝑒𝓇𝒷𝒶𝒾𝓀 𝓎𝒶𝓃𝑔 𝓅𝑒𝓇𝓃𝒶𝒽 𝒶𝓀𝓊 𝓂𝒾𝓁𝒾𝓀𝒾❞.