Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jeno menghembuskan nafas lega sambil menatap tidak percaya amplop coklat cukup tebal ditangannya. Baginya ini adalah awal yang cukup baik untuk masa jabatannya. Tapi tidak kadang juga dia merasa takut kalau saja tidak bisa menjalankan tanggung jawab dengan benar dan mengemban amanat untuk memimpin teman temannya.
"Ra makasih ya udah nyelesaiin proposal ini".
Benar, kali ini bahkan untuk pertama kali yang harus pergi untuk mengajukan proposal adalah Dara, karena Renjun tiba tiba tidak masuk hari ini. Dia bahkan tidak menyiapkan apapun jika saja ketika berhadapan dengan wakil kepala sekolah dan diajukan pertanyaan seputar agenda mereka itu. Untung saja Jeno bisa menangani semuanya tanpa minus sedikit pun.
"Ngomong apasih, ya karena gue udah jadi sekretaris Ambalan tanggung jawab gue ya itu, beda lagi sama tanggungjawab Lo. Ngomong ngomong gue deg deg-an parah sih Jen, jangan ajak gue lagi deh kalo mau mengajukan proposal lagi". Oceh Dara.
Jeno cuma terkekeh sambil menunjukkan kedua lengkung bulan sabit nya. Pikirnya dia tidak salah memilih orang orang yang benar benar bisa ia percaya dan ajak kerjasama untuk membangun organisasinya.
"Kita udah nggak ikut satu jam pelajaran nih, sekarang balik ke kelas. Nanti jangan langsung pulang ya, kita kumpul di sanggar dulu. Gue usahakan nanti minta surat Dispensasi karena pulang gue sore". Kata Jeno.
"Oke siap".
"Nak tunggu".
Sebenarnya Mereka masih belum beranjak dari depan ruang Wakil kepala sekolah. Dan dari dalam ruangan datang orang yang sama, yang tadi berhadapan dengan mereka ketika mengajukan proposal. Pak Wakil Kepala Sekolah.
Pak Taecyeon.
"Kamu, bisa bapak bicara sebentar?".
"Ehm, gue ke kelas dulu ya".
...
Jam istirahat sudah lewat 5 menit. Dara hanya menunggu titipan makanan dari temannya. Sengaja ia tidak pergi ke kantin sendiri hari ini.
Sebenarnya dia cukup resah bingung bagaimana cara memulai suatu percakapan.
Dia hanya duduk di bangkunya sambil menscroll bolak balik layak ponselnya tanpa ada tujuan apa apa. Sembari melihat lurus kearah depan tempat dimana ia biasa duduk sebelumnya.
