Saran : Latar Halaman berwarna putih
Selir hati
T.R.I A.D
Suara daun pintu yang terbuka sama sekali tidak berpengaruh untuk seseorang yang sedang duduk dibawah ranjang sembari memetik dawai dengan nada yang lembut. Mengalun seperti lagu kesedihan. Mungkin irama itu menjadi perwakilan suara hati.Tidak tau kenapa hanya mendengarnya saja seolah ikut kedalam emosi si pemain. Mungkin itu juga berkaitan dengan ikatan batin saudara.
Walaupun sekedar sepupu.
Yeji fikir bukan pilihan yang tepat untuk menghampiri dan menghujani sepupunya itu dengan rentetan kalimat panjang yang pasti seperti Dejavu di pendengaran Hyunjin.
"Udah makan?". Tanya Yeji yang sudah berdiri tepat disamping Hyunjin bermain gitar.
Sedangkan yang diajak berbicara sama sekali tidak membalas sepatah katapun.
Sebenarnya sama dengan apa yang dirasakan kedua orang tua Hyunjin, Yeji juga sudah bosan mengulang ulang kalimat yang sama untuk menyudahi kenakalan suadaranya itu.
Yeji mengambil posisi untuk ikut duduk disamping Hyunjin. Daripada sekedar sepupu sebenarnya mereka lebih pantas jadi anak kembar saja. Tapi kembar dilihat dari visual saja, tidak dengan karakternya.
"Coba cerita sama gue".
"Udah hafal gue pasti nanti akhirnya kalimat itu lagi yang gue dengar".
"Just let me hear, bro". Yeji menepuk bahu kirinya.
Gitar itu sekarang dipindahkan disebelah kanan Hyunjin dan disandarkan dengan ujung ranjang. Sedangkan si pemilik mulai menaruh kepala di bahu sepupunya.
"Papa bandingin gue sama anaknya Om Donghae, gue bahkan punya nilai raport yang lebih baik dari dia. Tapi kenapa papa harus banding bandingin gue sama dia?. Karena dia penurut gue enggak?, Apa harus gue sama persis kayak dia?. Mending sekalian adopsi aja dia daripada pengen jadiin gue duplikat anaknya Om Donghae".
Seperti yang ia katakan, Yeji hanya mendengarkan setiap apapun yang dikatakan Hyunjin. Memang tidak sepenuhnya Hyunjin benar. Tapi bukan berarti sepupunya itu tidak salah, ia salah, ia ingin menasehati atau lebih tepatnya mengoreksi apa yang salah dari Hyunjin. Tapi terkadang seseorang hanya ingin didengarkan. Tidak selalu ditanggapi.
"Hampir setiap hari terlambat!. Kalian itu disekolah punya aturan tidak bisa seenaknya sendiri. Udah tau bel masuk malah masih asyik tongkrongan diparkiran". Ujar salah satu guru muda yang menjadi bagian dari kesiswaan.
"Nduk, kenapa terlambat?!". Tanya seorang lainnya untuk satu satunya siswi yang terlambat diantara siswa yang menjadi langganan teguran Kesiswaan itu.
"Saya berangkat sama kakak saya pak, tadi nunggu dia dulu". Ucapnya sambil menunduk.
"Terus?, Tidak bawa kendaraan sendiri?".
"Kakak saya bangun kesiangan pak. Dan saya tidak bisa naik motor".
Bapak itu berlalu meninggalkan si siswi dan bergabung dengan rekannya yang lain.
"Saya sudah catat nama nama kalian, setelah ini kalian langsung pergi ke ruang BP dan mengisi buku ketertiban mengerti!!?". Dan itu dijawab dengan seruan kompak dari para siswa.
"Ambil posisi jongkok sekarang!!". Seluruh siswa pun menurutinya.
"Jalan jongkok sampai tengah lapangan basket". Tidak ada yang berani melawan dan hanya melakukan seperti perintah."Eh nduk, kamu langsung ke ruang BP aja, tetap dapat poin tapi tidak usah jalan jongkok". Kata si bapak tadi menghampiri si siswi yang sudah berjalan jongkok beberapa langkah.
"Tidak pak, saya tetap dihukum saja biar jera, biar tidak mengulangi lagi". Jawabnya.
Si Bapak guru terkekeh mendengar jawaban siswi yang terdengar polos itu. "Lihat seragam kamu, pakai jas, rok sempit, sepatu pantofel. Kalo kamu malah nyusruk dijalan, ya bapak malah repot". Katanya.
"Tidak apa apa pak saya bakal hati hati".
"He, nak Hyunjin!, Bukannya jalan malah ndodok disana!, Ayo jalan!". Suruh orang yang sama ketika melihat salah satu siswa malah berdiam ditempat padahal yang lain sudah lumayan jauh didepan.
"Biar jera katanya?, biar tidak mengulangi lagi?, Bakal jadi murid kesayangan guru itu!, Apalagi papa, pasti kalo tau dibanding-bandingin lagi sama gue".
Annyeong.
Cuma berharap,
Bisa konsisten sama cerita ini dan nggak buntu ditengah jalan. 💚🌱
KAMU SEDANG MEMBACA
On Track (ft. 00 line)
Fiksi Penggemar❝𝐵𝒶𝒽𝓀𝒶𝓃 𝑜𝓇𝒶𝓃𝑔 𝒷𝑜𝒹𝑜𝒽 𝓅𝓊𝓃 𝓉𝒶𝒽𝓊, 𝓀𝒶𝓂𝓊 𝒶𝒹𝒶𝓁𝒶𝒽 𝒽𝒶𝓁 𝓉𝑒𝓇𝒷𝒶𝒾𝓀 𝓎𝒶𝓃𝑔 𝓅𝑒𝓇𝓃𝒶𝒽 𝒶𝓀𝓊 𝓂𝒾𝓁𝒾𝓀𝒾❞.