20 : Spesial

70 11 3
                                    

Iringan dawai gitar berpadu sempurna dengan lirik lagu yang Jeno nyanyikan malam ini, menemani Jaemin terbang dalam lamunan dan memori yang membuatnya sesekali tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iringan dawai gitar berpadu sempurna dengan lirik lagu yang Jeno nyanyikan malam ini, menemani Jaemin terbang dalam lamunan dan memori yang membuatnya sesekali tersenyum. Tidak lupa dengan secangkir kopi hitam yang sama sekali tidak manis kesukaannya. Katanya biar kopinya pahit tidak jadi masalah karena senyumnya yang membuat apapun menjadi manis.

Jeno tidak suka meminum kopi, tapi ia sesekali menyesap rokok,  kata Papanya itu tidak jadi masalah, dia anak lelaki jadi dia boleh merokok asal ia tahu waktu dan tempat untuk melakukannya. Berbanding terbalik dengan Jaemin yang sama sekali tidak pernah menyentuh gulungan tembakau itu.

Tuhan Engkau tahu aku mencintainya
Dan tak ada yang bisa mengganti dirinya
Tuhan hanya dia yang selalu ada
Dalam angan ku dalam benakku

Suara mereka berdua berpadu menyanyikan sebait empat baris lagu itu, Jeno hafal diluar kepala, sedangkan Jaemin memang hanya hafal bait itu saja karena ia sering mendengar dari Jeno.

Ada hal lain yang menjadi sebab mengapa Jaemin bisa menyanyikan lagu itu tanpa pernah menghafalnya. Pengalaman.

Lagu yang ia rasa menceritakan tentangnya, lebih tepatnya lagu itu jadi ramalan untuknya, karena bahkan lagu itu dari satu dekade yang lalu, namun menggambarkan keadaanya saat ini.

"Dahlah galau Lo". Tiba tiba Jeno berhenti memetik gitarnya dan menyandarkan di dekat kursi ia duduk.

"Mainin lagi lah, lagi asik menghayati nih". Protes Jaemin.

"Ogah!, Weh malem ini tuh gue ngajak Lo ngopi biar tenang pikiran Lo besok udah mau berangkat ke kota orang bukannya malah nge galau begini". Kata Jeno sambil menjentikkan abu rokoknya.

"Jen".

"Apaan?".

"Tiap hari gue inget dia".

Jeno menoleh kepada Jaemin yang sedang menatap lurus dengan tatapan sendu. Ia menyesap rokoknya untuk yang terakhir kali lalu membuangnya dan menginjaknya untuk mematikan api. "Gue juga pasti kayak Lo kalo ada di posisi ini". Ia memberikan jeda sejenak. "Lo udah ngelakuin hal yang bener sejauh ini. Percaya deh, kalo Lo bahagia dia juga pasti bahagia".

"Nggak ada salahnya memulai semua dari awal Jaem, walaupun nggak sama orang yang sama". Pungkas Jeno.

"Gue pikir juga gitu, tapi rasanya pasti bakal aneh kalau gue lakuin. Beda, nggak akan sama. Tapi gue nggak bakal bisa berharap sama orang yang sama".

"Gue tau ada seseorang lain yang ada di pikiran Lo Jaem".

"Ada".

"Kalo gitu pengganti itu harus dia, Lo tau kenapa?, Dari beberapa yang kenal dan Deket sama lo sejauh ini, nggak ada yang bisa bikin fikiran Lo terbagi antara masa lalu Lo dan orang lain selain Dia, ini sih saran gue dan nggak ada salahnya kalau Lo coba, awalnya mungkin aneh tapi lama lama bisa terbiasa kok". Tutur Jeno.

On Track (ft. 00 line)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang