Radena

868 102 155
                                    

Saran : Latar Halaman berwarna Putih

Sebagai pemanis, lihat FMV nya dulu ya ^ ^

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perahu kertasMaudy Ayunda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perahu kertas
Maudy Ayunda


Bagi sebagian orang, mungkin yang disebut cinta monyet itu hanya kisah kekanak kanak an yang sangat lucu.

Bertemu saat usia masih belia dan berlaku seolah orang dewasa. Mereka mulai menulis sebuah buku bahkan sebelum membuka lembarannya.

"... Nanti kalau besar saat mereka ingat tingkahnya saat ini pasti terasa menggelikan".

Ia hanya duduk sambil melihati lalu lalang siswa siswi yang bergantian meninggalkan area sekolah, tidak jarang dia melambaikan tangan dan membalas sapaan seseorang yang ia kenal, sebaliknya, ia juga menyapa dulu seseorang yang ia kenal.

"Nggak capek apa itu gigi meringis terus?!".

Yang diajak bicara masih tetap ditempat sambil menunjukkan deretan gigi rapihnya. Lia benar, anak itu sudah hampir setengah jam ditempat itu sambil melakukan hal yang sama terus menerus. Tersenyum, melambaikan tangan, menyapa. Itu yang Lia lihat dari jendela kelasnya sedari tadi. Manusia terlalu ramah.

"Kenapa?, Mau disenyumin juga?". Tawar Jaemin menggoda teman perempuannya itu.

"Dih males".
"Nggak pulang Lo Jaem?".

"Nunggu".

"Nungguin gue?".

"Percaya dirinya besar sekali kakak ini". Jawab Jaemin dengan nada mengejek.

Lia rasanya perlu melayangkan Bogeman maut untuk menutup mulut si cowok berseragam biru tua itu. Tapi lebih baik dia langsung pergi saja kembali ke kelas daripada berlanjut disini dan berpotensi mengakibatkan adu mulut lebih panjang lagi itu.

"Cabut gue".

"Tunggu lah". Kata Jaemin menahan.

"Apa ha apa?". Tanya Lia kesal sembari menyilangkan kedua lengannya didepan dada.

"Lo kelas apa?".

"OTKP 2, kenapa?".

"Yang satu kemana?".

"Ngajak bercanda ya?, Pertanyaan Lo aneh". Oceh Lia.

"Serius elah gue".

"Ga ada". Jawab Lia singkat. Berbalik badan lagi untuk kembali ke kelasnya tapi lengan bajunya ditarik kembali oleh Jaemin. "Apasih?".

"Kok nggak ada?".

Sebelum menjawab Lia menghembuskan nafas lewat mulutnya. "Yaiyalah, anda tidak sadar apa kita sekolah di SMK?, Sudah kelas sebelas, kalo tidak sekolah berarti ya di tempat Praktek Kerja!". Jawab Lia dengan suara meninggi.

"Oh. Santai dong tidak usah ngegas anda. Mirip teman saya yang namanya Renjun aja lama lama". Kata Jaemin sambil senyum senyum tidak jelas.

"Masa bodo sekali". Ucap Lia dan benar benar pergi dari depan Jaemin yang sudah menertawakan teman lamanya itu.

"Nggak ada disini ternyata".

Pagi itu aula siswa belum cukup penuh diisi seluruh anggota Ambalan yang akan ikut serta dalam Musyawarah Ambalan tahun ini.

Didepan ruangan itu diletakkan sebuah meja dan 2 bangku yang disediakan untuk menerima kehadiran. Sedangkan yang mengisinya adalah dua orang bertopi baret dan bertopi pet. yang satu adalah senior yang satu adalah adik kelas.

"Nggak Capek apan Jaem tiap ada yang lewat disenyumin aja?". Tanya seniornya, Kak Lana.

"Senyum kan ibadah kak".

"Alah kalo yang disenyumin salah paham mampus anda!, Senyum sembarangan. Kalo bukan cuma cewek tapi cowok juga yang baper lucu tuh". Omel Lana sambil menghitung berapa anggota yang belum hadir.

"Jangan lah kak, merinding gue jadinya". Kata Jaemin sambil mengusap kedua lengan atasnya.

Lana terkekeh melihat tingkah juniornya itu. "Tuh, mending disenyumin lagi mumpung yang Dateng gerombolan cewek". Kata lama sambil menunjuk arah dimana terlihat 4 siswi berseragam Pramuka lengkap berjalan kearah mereka.

"Hai kak!". Sapa salah satunya.

"Hai juga, loh pulang ya, Ra?". Tanya Kak Lana.

"Iya kak, kan sayang kalo nggak ikut musyawarah tahunan".

"Tanda tangan kehadiran dulu ya, kak". Ucap Jaemin sambil menyodorkan Selembar kertas didepan Kak Lana.

"Ra, kalo kamu udah selesai prakerin nya, hati hati sama anggota kamu yang satu ini. Siapa aja dikardusin dia". Kata Kak Lana mengarahkan ekor matanya untuk seseorang yang ada disampingnya itu.

"Bukan kerdus kak, ramah". Jaemin membela diri.

Yang diajak bicara hanya tersenyum canggung dan memutuskan untuk berpamit masuk kedalam aula disusul 3 junior lain dibelakangnya.

"Sekedar pengen tahu aja, masa sih susah bisa senyum?" .

On Track (ft. 00 line)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang