26 : Morse

40 10 2
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Sejak dari rumah sampe didepan gerbang sekolah Jaehyun hanya memasang raut muka kesal karena Minggu paginya yang sangat berharga harus direnggut sepupu perempuannya karena seperti biasa, ia harus mengantarkan Dara ke sekolah. Tentu untuk pergi ekstrakulikuler bukan sekolah, jadi Jaehyun yang seharusnya bisa bangun siang jadi terpaksa harus pergi juga.

"Kalo bukan Abang sama siapa lagi coba adikmu ini pergi". Dara memelas supaya Jaehyun nggak marah lagi.

"Pacar".
"Abang nggak pernah ya nyuruh Lo belajar naik motor sendiri atau gimana tapi ya kan bisa cari pacar kan?, Kalo pacar pasti nggak bakal ngeluh disuruh antar jemput". Protes Jaehyun sembari menyibakkan Helaian rambutnya yang sebenarnya sedari tadi jadi pusat perhatian anak perempuan yang juga datang untuk ekstrakulikuler.

"Nanti giliran gue punya pacar Abang cemburuuu". Goda Dara.
"Nanti nggak ada adek yang perhatian lagi sama Abang dong, perhatiannya sama pacarnya". Katanya sambil terkekeh.

"Ya beda Ra, yang ada karena gue sering sama Lo jadinya Nggak ada yang mau deketin gue karena dikira gue udah punya cewek". Protes Jaehyun.

"Lhoh, nggak punya ya?". Tanya Dara sedikit kaget.

"Putus".

"Oh pantess jadi agak sensi, padahal biasanya fine fine aja Minggu diminta anterin". Ucap Dara sambil bersedekap melipat tangan didepan dada.

"Udahan sana masuk jangan godain gue Mulu". Suruh Jaehyun sembari mendorong badan Dara menjauh lalu Dara hanya tertawa renyah sedangkan Jaehyun yang kesal memutuskan untuk balik arah dan pulang.

Saat Dara akan masuk kelas, ia tidak mengira kalau ternyata Kegiatan sudah dimulai dan itu artinya dia terlambat. Benar saja saat ia lihat arlojinya itu sudah jam 8 lebih 10 menit. Sekalipun dia sudah menjadi pengurus harian pun peraturan tetap peraturan jadi dia buru buru masuk ke kelas yang semuanya sudah duduk di bangku masing masing, tanpa disuruh ia langsung ambil posisi untuk melakukan squat sebanyak 20 kali.

"Berdoa dulu kak". Perintah seseorang yang duduk di bangku depan, sesaat setelah Dara menoleh ia terkejut siapa yang ada disana, tapi ketika orang itu mengulangi ucapannya Dara langsung menunduk dan berdoa didepan kelas.

Selesai berdoa, dia menghampiri rekannya yang duduk didepan lalu berjabat tangan. "Renjun, Lo kapan pulang?". Tanya Dara lirih.

"Semalem".
"Gue tau Lo kaget tadi bukan karena tau gue. Mikirin yang satunya lagi ikut pulang apa nggak kan?, Tenang orangnya ada di Sanggar. Sekarang temenin gue dulu handle kegiatan". Ucap Renjun lalu menggeser tempat duduk untuk meminta Dara duduk di sebelahnya.

Sekarang waktunya Break, beberapa Kali Renjun bilang ke Dara kalau dia disuruh ke Sanggar tapi Dara bilang dia lagi nggak ada kerjaan apa apa buat dilakuin di sanggar padahal sebenernya itu dalih karena ia tau tujuan Renjun menyuruhnya pergi ke sana adalah karena Jaemin ada disana. Sebagai Teman sekamar Jaemin tentu Renjun sudah mendengar banyak bagaimana tentang mereka berdua. Dan mengapa Dara menolak pergi, karena merasa canggung kalau harus bertatap muka langsung dengan seseorang yang belakangan ini makin rajin hubungin dia, Suka ngobrol di telfon sampe berjam - jam. Rasanya ada sesuatu yang ditabuh didalam dada setelah tau orang yang sebelumnya di kejauhan itu sekarang ada disini. Perasaan antara excited mau ketemu, tapi ada malu malu kucingnya juga.

"Ra, pergi sana mumpung istirahat. Oh apa jangan jangan Lo sengaja mau berduaan sama gue?". Tanya Renjun.

"Dih pede banget ya Jun orang gue lagi mager aja mau jalan, lagian kenapa sih Lo maksa". Protes Dara.

"Ini tuh momentum yang sangat tepat, dan waktunya nggak banyak duh bisa bisa gagal rencananya". Omel Renjun sedangkan Dara malah bingung apa maksud Renjun.

"Rencana apa yang gagal?". Tanya Dara.

"Wow sepasang Kerani gue akur banget Sampek yang lain istirahat malah berduaan di kelas". Kata seseorang yang baru saja masuk kelas sambil bertepuk tangan. Ketika Dara menoleh kebelakang yang ia dapati adalah Jeno dan Jaemin yang berjalan ke arahnya.

"Jun, leggo". Jeno seperti memberi kode dengan menjentikkan Jemarinya. Renjun lalu bergegas dari bangku lalu berjalan berdampingan dengan Jeno keluar kelas.

Tinggal Dara dan Jaemin sekarang.

"Hai, kak". Jaemin melempar sapa sembari tersenyum. Seketika Dara kembali teringat memori cukup lama saat ia masih belum seakrab sekarang dengan Jaemin. Anak itu selalu memanggilnya dengan 'kak' dulu lalu tersenyum seperti hal biasa yang ia lakukan kepada teman perempuannya yang lain. Namun sekarang, setelah Dara melewati cukup banyak hal dengan Jaemin. Perlahan sendirinya mulai meyakinkan diri, kalau ia tidak dianggap sama seperti teman perempuannya yang lain, Ia lebih dari itu.

"Tau tau udah disini?".

"Sengaja nggak ngasih tau biar jadi kejutan".

"Wow, gue terkejut banget Na". Kata Dara sembari terkekeh merespon Jaemin dengan candaan.

"Eh gue masih ada kejutan satu lagi, gue kasih lihat". Katanya lalu berjalan kesisi papan tulis mengambil sebatang kapur tulis lalu menuliskan beberapa garis dan titik disana.

".- -.- ..- / ... ..- -.- .- / -.- .- -- ..-".

Selesai menulis itu Jaemin kembali meletakkan kapurnya ke tempat semula. Selanjutnya ia malah tertawa melihat ekspresi Dara yang baginya sangat lucu saat ini. "Hei, malah bengong. Bisa baca Morse kan?". Tanya Jaemin.

"Bisa bisa". Jawab Dara sambil manggut - manggut, sebenarnya dia masih shock karena baru saja mendapatkan ungkapan kalimat yang tidak terduga dari seseorang.

"Ra, gue bingung mau pake cara gimana lagi. Gue bukan ahli dalam hal ini. Gue harap Lo paham maksud gue". Katanya sembari menatap Dara dalam.

Terdengar riuh banyak suara yang akan segera masuk kedalam kelas karena memang sebentar lagi kegiatan dimulai kembali.

"Ra, ". Panggil Jaemin seolah meminta jawaban.

"Gue sama, Na". Bertepatan dengan itu semua anak langsung masuk kelas dan duduk di bangku masing masing.

"Kak Jaem itu kakak yang nulis?". Tanya seseorang dari kelas 10.

"Hah?".

"Cie ada yang barusan ditembak".

"Jadian dong".

"Apaan woy?".

"Itu di papan tulis baca".

"Aku Suka Kamu".
"Itu bukan sih tulisannya?".

Seketika kelas riuh karena Jaemin lupa menghapus apa yang tadi ia tulis di papan, dengan ini hari pertama seluruh anggota ambalan jadi tau kalau Pemangku adat putra, Dan kerani putri mereka, jadian.

Seketika kelas riuh karena Jaemin lupa menghapus apa yang tadi ia tulis di papan, dengan ini hari pertama seluruh anggota ambalan jadi tau kalau Pemangku adat putra, Dan kerani putri mereka, jadian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Singkat banget buat chapter kali ini
Entah kenapa mood buat nulis itu kadang ada kadang hilang.

On Track (ft. 00 line)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang