007. Kita Beda dari Segalanya

948 130 6
                                    

Halo, boleh tau ga kalian tau cerita ini dari mana? Dari tiktok? Atau dari rekomen temen kalian? Hehe

Yang belum follow wp aku, follow dulu yaks putrijng_

Follow tiktok, disana juga ada spoiler-spoiler tentang cerita ini @ wp.putrijung

Follow ig aku juga ya @ wp.putrijung dan IG RP @ abimzal_

Happy Reading
.
.
.

Waktu sudah menunjukan pukul 9 malam, dan Athaya baru saja pulang dari pekerjaannya yang tiba-tiba mengharuskannya untuk pulang malam. Karena di Cafe sangat ramai tadi. Athaya pun langsung meletakan belanjaannya, seperti biasa yang selalu ia beli sebelum sampai di rumah. Ia selalu memikirkan Jina selama ia bekerja tadi. Ia memikirkan, bagaimana Jina makan malam? Apa yang Jina makan malam ini?

Saat Athaya masuk rumah, keadaan rumah sangatlah sepi dan seperti tidak ada orang di rumah. Setelah dari dapur untuk meletakan belanjaannya, Athaya naik keatas untuk mengecek kamar Jina, apakah Jina sudah tidur?

Sesampainya di sana, Athaya tidak menemukan keberadaan Jina di dalam kamarnya. Atau Jina sedang berada di kamar mandi? Tetapi sepertinya di kamar mandi juga tidak ada karena tidak terdengar suara air mengalir. Lantas kemana perginya Jina? Batin Athaya.

Athaya pun kembali turun ke dapur untuk memasak. Kali ini, Athaya akan memasak Sup Jamur lagi, mengingat Jina yang sangat menyukai Sup itu. Semoga saja, Jina mau memakan dan menghabiskannya lagi. Athaya sangat telaten untuk menyiapkan bahan-bahannya dan membersihkan jamur dari kotoran.

Disela memasaknya, tiba-tiba bel rumah berbunyi. Siapa yang malam-malam begini bertamu? Athaya pun menghentikan aktivitasnya dan beralih untuk membukakan pintu. Betapa terkejutnya ia melihat siapa yang menekan bel rumahnya. Ia adalah Ayah dan Bundanya yang baru pulang dari rumah nenek mereka yang ada di Bandung.

"Athaaa, ya ampun Bunda kangen banget" seru Bunda sembari memeluk Athaya dengan eratnya.

"Kamu ini, baru tiga hari aja udah kayak gini ke anak, gimana klok kita beneran jadi satu bulan di rumah ibu tadi?" Seru Ayah. Bunda pun melepaskan pelukannya pada Athaya.

"Ya wajar dong, Yah. Naluri seorang ibu ga bisa jauh dari anaknya" jawab Bunda. "Oh ya, dimana Jina, Nak?" Tambah Bunda.

"Se per ti nya Jhi na per gi ber sa ma the man - the man nya. So al nya, sa at a khu pu lang tha di di a su dah thi dak a da di ru mah"

(Sepertinya Jina pergi bersama teman-temannya. Soalnya, saat aku pulang tadi dia sudah tidak ada di rumah)

"Ya ampun, Anak itu. Ini sudah malam tapi dia belom pulang?" Seru Ayah. "Lihat saja saat dia pulang nanti, akan ayah memarahinya" tambah Ayah.

"Jhi na ja ngan di a pha - a pha khan, Ai yah"

(Jina jangan di apa-apakan, Ayah)

"Sudahlah mas, biarkan saja dia. Sekarang kita masuk dan aku buatkan kamu teh ya" ujar Bunda menenangkan suaminya.

Mereka pun masuk kedalam rumah dan ayah langsung duduk di sofa ruang tamu dan ditemani oleh Athaya. Bunda langsung pergi kearah dapur untuk membuatkan Ayah teh. Bunda melihat di sebuah pantry terdapat bahan-bahan masakan yang belum selesai di bersihkan. Ia pun langsung memanggil Athaya.

"Nak, ini kamu sedang memasak ya?" tanya Bunda dari arah dapur. Athaya baru ingat kalau ia memang sedang memasak tadi. Ia pun langsung pergi ke dapur.

"I ya Bhun, a khu sam phai lu pha ka lau a khu se dang me ma sak"

Hadiah Terakhir Kakak [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang