Rafasya dan Jina, benar-benar berada di Toko Buku. Mereka pun langsung berkeliling mencari buku yang hendak dibeli Rafasya. Lalu, Jina pun berjalan sendiri meninggalkan Rafasya yang sedang memilih bukunya. Ia berjalan terus sembari melihat-lihat buku yang tertata rapih di setiap rak-raknya.
Lalu, ia melihat sebuah buku yang berjudul My Sister's Keeper Karya Jodi Picoult. Novel yang berasal dari Amerika itu, bercerita tentang seorang anak yang berusia 13 tahun, menggugat orang tua nya atas hak medis padanya. Selama bertahun-tahun, anak itu selalu menjadi pendonor tunggal bagi kakak perempuannya yang mengidap penyakit leukimia sejak kecil.
[Cari aja di google novelnya]
Jina pun sesaat memikirkan kakaknya setelah membaca sinopsis dari novel itu yang tertera di belakang bukunya. Ia pun meletakan kembali buku novel itu ketempat semula saat Rafasya datang menghampirinya.
"Buku apa itu, Na?" Tanya Rafasya saat sudah berada di samping Jina.
"Ini, cuma buku novel aja. Udah dapet bukunya?"
"Iya udah. Yuk pulang" Jina hanya menganggukan kepalanya dan ikut berjalan di belakang Rafasya yang akan pergi ke kasir untuk membayar bukunya.
Setelah dari toko buku tadi, mereka berdua pun berjalan di trotoar dalam diam. Tak ada yang membuka suara baik itu Jina maupun Rafasya sendiri. Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.
Ditengah perjalanan mereka, tiba-tiba mereka dihadang oleh sekelompok orang didepannya. Jina melihat kearah orang itu dan mulai menyipitkan matanya, ia sangat mengenal ketiga orang itu. Iya, Jina kenal betul.
"Kak Erick?" Gumam Jina. Benar, mereka adalah kelompok Erick, kakak kelas nya dulu. Orang yang selalu merundung Athaya di sekolah yang selalu Jina abaikan ketika kakaknya itu disiksa oleh kelompoknya Erick ini.
"Gue tunggu seminggu lagi, kalok sampe lo lewat dari itu. Gue ga segan-segan buat habisin lo" bisik Erick ditelinga Rafasya. Lalu, ia melihat kearah Jina sembari tersenyum dan menyapanya.
"Hi, Jina. Udah lama ga ketemu ya, apa kabar?" seru Erick menyapa Jina dengan nada yang sangat lembut, membuat Jina merasa geli mendengar kalimat yang di lontarkan Erick. Lelaki yang sudah membuat Kakak nya menjadi pesuruhnya itu.
"Not bad" jawab Jina.
"Oke, gue tunggu ya Raf dan, Bye Na"
Erick beserta kedua temannya itu pun pergi meninggalkan Jina dan juga Rafasya. Rafasya merubah ekspresi wajahnya menjadi cemas dan bingung setelah mendapatkan bisikan dari Erick tadi. Jina pun menatap bingung kearah Rafasya.
"Lo kenal sama Kak Erick, Raf?" Tanya Jina, membuyarkan lamunan Rafasya.
"Gue anter lo pulang ya" ujar Rafasya mengalihkan pertanyaan Jina. Jina hanya menurut untuk diantar pulang oleh Rafasya.
💫💫💫
Jina pun sampai dirumahnya setelah diantar Rafasya. Rafasya juga langsung pulang tanpa mampir sebentar dirumah Jina. Setelah kepergian Rafasya, Jina pun masuk kedalam rumahnya. Namun baru saja dirinya hendak membuka pintu rumahnya, ada suara yang sangat melengking memanggil namanya. Siapa lagi kalau bukan Zie dan juga Akmal, sahabatnya.
"Jinaaa...."
Mereka berdua berlari kearah Jina. Zie pun langsung memeluk Jina, begitupun dengan Akmal. Akan tetapi, Zie mendorongnya.
"Kenapa sih Zie, gue kan juga mau meluk Jina" gerutu Akmal.
"Ga ga ga, lo tuh cowok. Jangan main peluk-peluk aja" ujar Zie yang masih memeluk Jina. "Aahh Jina, kelas sepi ga ada lo tauukk"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hadiah Terakhir Kakak [END]
FanfictionApakah dengan adanya perbedaan akan membuat kerugian bagi siapapun? Di dunia ini kita hidup dengan adanya perbedaan. Tidak ada yang sempurna selain sang pencipta sendiri. Apa yang membuat kalian merasa malu? Apa yang membuat kalian merasa dirugikan...