010. Aku Masih Menjaga Rahasia ini

896 120 3
                                    

"lo ga pa pa?"

"Rafasya?"

Ternyata dia adalah Rafasya. Untung saja Rafasya datang di saat yang tepat, jika tidak entah siapa lagi yang akan datang menolong Jina.

"Muka lo pucet banget"

"Ga pa pa, gue cuman pusing aja kok"

"Ayok gue anter ke UKS"

Rafasya mengantarkan Jina ke UKS dengan menitahnya. Sesampainya di sana, tidak ada siapa-siapa yang berada di UKS. Sepertinya penjaga UKS sedang keluar atau belum berangkat. Rafasya langsung membawa Jina ke salah satu bangsal dan membantu Jina untuk membaringkan tubuhnya. Ia juga melepaskan sepatu Jina dan meletakan tas sekolah Jina di bawah lalu menyelimuti tubuh Jina.

Rafasya pun beranjak dari duduknya untuk mengambil obat yang ada di dalam lemari obat. Tak lupa ia juga mengambil segelas air minum untuk Jina meminum obat. Ia langsung memberikan obat itu kepada Jina dan membantu Jina untuk duduk bersandar di kepala ranjang dengan diganjali sebuah bantal. Jina pun langsung meminum obat yang diberikan Rafasya.

"Lo klok sakit, kenapa berangkat sekolah?" Tanyanya sembari meletakan gelas itu ke nakas dekat ranjang yang Jina tiduri.

"Tadinya gue fine fine aja, tapi pas udah di sekolah tiba-tiba kepala gue jadi pusing gini" jelas Jina. "Thanks ya, Raf. Klok ga ada lo ga tau deh siapa yang bakalan nolongin gue nanti"

"Iya, Na sama-sama"

"Lo sendiri, kok bisa lewat sini?" Tanya Jina balik.

"Ohh, gue tadi mau minta plaster buat tangan gue yang kena cutter. Makanya gue liat lo yang sempoyongan tadi"

"Terus udah lo ambil plasternya?"

"Udah, nih" ujar Rafasya sembari menunjukan jari telunjuknya yang di bungkus oleh plaster berwarna coklat. Jina hanya menganggukkan kepalanya.

"Gue anter pulang aja ya"

"Ga usah. Gue disini aja"

"Lo mau sendirian disini? Penjaga nya juga kayanya pergi deh"

"Ga pa pa"

"Lo yakin? Denger-denger disini ada han-"

"Stop, Raf. Lo jangan bikin gue parno."

"Ya udah gue ijin sama guru dulu ya buat nganterin lo pulang"

"Beneran ga pa pa Raf? Terus klok lo ketinggalan pelajaran gimana"

"Gampang itu mah, tinggal minjem catetan sama yang lain juga bisa"

"Makasih banyak ya Raf"

"Makasih mulu perasaan" Jina hanya tersenyum menanggapinya. Lalu, Rafasya keluar dari UKS dan akan meminta ijin kepada guru untuk mengantarkan Jina pulang karena sakit. Tak sampai menunggu lama, Rafasya pun kembali dan membawa Jina keluar dari UKS. Untungnya Rafasya membawa motor ke sekolah jadi tidak repot harus menunggu bus nanti.

💫💫💫

Rafasya dan Jina pun sampai dirumah Jina. Disana ada Bunda yang sedang menyirami tanaman kesayangannya. Bunda melihat Jina yang pulang lagi bersama dengan teman sekolahnya dan Jina juga jalan sembari di titah oleh temannya itu.

"Loh sayang, kamu kenapa? Muka kamu pucet sekali, Nak?" Seru Bunda sembari menghampiri Jina dan memeriksa kening Jina yang terasa panas itu.

"Aku cuman ga enak badan aja, Bun" Jawab Jina.

"Ya ampun, Athaaa....sini Nak. Bantu bawa Jina ke dalam." Seru Bunda memanggil Athaya yang berada di dalam. Lalu, Athaya pun datang dan langsung mengambil tangan Jina yang sebelahnya. Rasanya Jina ingin sekali menepis tangan Athaya yang menyentuh dirinya. Namun, ia tidak berdaya untuk melakukannya. Ia sangat lemas sekali.

Hadiah Terakhir Kakak [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang