Happy Reading
.
."Kakak Jina bisu"
"Jina, mana kakak bisu kamu"
Seorang gadis yang berusia 8 tahun tengah diejek oleh teman sekolahnya di sebuah taman bermain dekat sekolah. Mereka berjalan mengitari gadis itu sembari terus mengejeknya. Ada sekitar 6 orang teman sekolah – 4 laki-laki dan 2 perempuan yang mengejek gadis itu.
"Aku ga punya kakak bisu, pergi kalian!" seru gadis itu dengan menaikan nadanya sembari menangis.
Lalu, datanglah seorang anak laki-laki yang ternyata ia adalah kakak dari gadis itu. Ia datang dengan membawa kayu ranting dan menghampiri mereka . Anak laki-laki itu, mengarahkan ranting itu pada mereka yang mengejek gadis tadi.
"Eh kakaknya dateng, kabuurrr..." anak-anak yang mengejek tadi pun langsung berlari ketakutan meninggalkan gadis itu dan kakaknya.
Ia pun mendekati gadis itu dan memegang pundaknya sembari berbicara dengan menggunakan bahasa isyarat. "kha mu, gha pha pha?"
(Kamu, ga pa pa?)
"Pergi Kak! Jina ga mau liat Kakak didepan Jina. Jina ga mau diejek terus sama temen-temen Jina karena Jina punya Kakak cacat kayak Kak Athaya!"
Jina menepis tangan Athaya lalu mendorong pundaknya sehingga membuat Athaya memundurkan badannya dan Jina langsung pergi meninggalkannya.
Athaya hanya diam tak berkutik sembari menatap kepergian adiknya yang sudah mulai menjauh dari pandangannya.
💫💫💫
Di pagi hari yang cerah, seorang Ibu sedang sibuk bergulat dengan peralatan masaknya dengan dibantu putra kesayangannya yang mempunyai keterbatasan fisik atau masalah di pita suaranya. Namanya Athaya Abinaya.
Athaya sudah lulus sekolah 1 tahun yang lalu dan sekarang ini dia bekerja di sebuah Cafe milik temannya yang terletak di persimpangan kota. Jarak yang ditempuh juga lumayan jauh jadi mengharuskannya untuk menaiki kendaraan, berupa angkutan umum.
Kini hidangan sarapan telah selesai mereka buat. Athaya membantu menyusun peralatan makan di atas meja makan yang sudah ada sang ayah yang sedang duduk seraya menyesap kopi hitam bikinan sang bunda.
"Tha, sana kamu panggil adik kamu buat sarapan!" seru sang Bunda dan dibalas anggukan oleh Athaya sebagai jawaban.
Athaya memiliki seorang adik yang sangat ia sayangi meskipun adiknya itu membenci dirinya karena fisiknya tersebut. Namanya Tsabita Jina Aqilla. Umur Athaya dan Jina hanya berbeda 2 tahun saja. Saat ini Jina masih duduk dibangku sekolah menengah atas kelas 3 IPA 2 di SMA Karya Bakti Bandung.
Dulu sewaktu Athaya masih sekolah, mereka selalu satu sekolah. Akan tetapi, saat di sekolah mereka seolah tidak mengenal satu sama lain. Jina selalu menjauh dari Athaya tentu kalian tau apa alasannya. Iya, karena Jina tidak menginginkan kehadiran Athaya. Baginya, Athaya hanya akan membuat dirinya malu karena mempunyai kakak yang cacat sepertinya.
Kini, Athaya sudah berada di depan pintu kamar Jina. Baru saja ia hendak mengetuk pintu, pintu tersebut telah lebih dulu terbuka oleh Jina dari dalam. Jina lantas keluar dari kamar nya dan menutup pintunya kembali, lalu pergi begitu saja. Jina mengabaikan Athaya yang masih berdiri di depan kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hadiah Terakhir Kakak [END]
FanfictionApakah dengan adanya perbedaan akan membuat kerugian bagi siapapun? Di dunia ini kita hidup dengan adanya perbedaan. Tidak ada yang sempurna selain sang pencipta sendiri. Apa yang membuat kalian merasa malu? Apa yang membuat kalian merasa dirugikan...