Yang belum follow wp aku, follow dulu yaks putrijng_
Follow tiktok, disana juga ada spoiler-spoiler tentang cerita ini @ putrijng_
Follow ig aku juga ya @ putrijng_ dan IG RP @ abimzal_
Happy Reading
.
.
.Abim dan Athaya masih terus mencari Jina dan sekarang mereka kembali di depan warung Mang Ujang tempat mereka bertemu tadi. Mereka saling memberitahu bahwa mereka belum juga menemukan keberadaan Jina. Athaya sangat khawatir sekali dengan adiknya itu. Waktu juga sudah menunjukan pukul dua belas malam dan mereka masih belum menemukan Jina.
Dari kejauhan, ada yang memperhatikan mereka dan langsung menghampiri Abim dan juga Athaya. Ia pun menyapa mereka.
"Kak Abim? Kak Athaya?" Sapanya.
"Juna?"
Dia adalah Juna. Ia langsung turun dari motornya dan juga melepas helmnya.
"Kalian kenapa kayak lagi cemas gitu?" Juna mulai bertanya kepada mereka karena wajah mereka memang terlihat seperti orang kebingungan dan ada rasa khawatir di baliknya
"Lo liat Jina ga?" Tanya Abim langsung kepada Juna.
"Jina? Tadi aku anter dia kerumah Zie. Sebenarnya ada apa, Kak?" Jawab Juna.
Abim dan juga Athaya menghela napasnya lega. Akhirnya Jina di temukan walau berada di rumah Zie, temannya. Dan untungnya bertemu dengan Juna.
"Te ri ma kha sih ya, Jun. Un thung sa ja Jhi na ber the mu de ngan mu"
(Terima kasih ya, Jun. Untung saja Jina bertemu denganmu)
"Tapi sebenarnya kenapa, Kak? Tadi aku liat Jina kayak abis nangis" Juna semakin penasaran tapi kedua lelaki dihadapannya ini belum juga menceritakannya.
"Gue juga ga tau, Athaya belom cerita"
"Jha di..."
💫💫💫
Esok paginya di rumah Zie, Jina terbangun dari tidurnya. Ia juga sudah tidak menemukan Zie yang berada di sampingnya. Mungkin dia berada di bawah. Lalu, pintu kamar Zie dibuka dan menampakan Zie dari balik pintu.
"Jina Jina, di bawah ada Kak Abim. Dia dateng ke rumah gue Na, Aaaa." seru Zie.
"Hah? Kak Abim? Ngapain dia di sini?" Tanya ulang Jina. Apa dia tidak salah dengar? Tetapi, Zie menganggukan kepalanya.
"Jemput lo katanya" jawab Zie. "Kak Abim emang idaman banget sih, duhh jadi pingin macarin"
Jina pun langsung turun kelantai bawah mengabaikan Zie yang sedang mengkhayal itu. Dan benar yang dikatakan Zie, ada Abim yang sedang duduk di ruang tamu rumah Zie.
"Kak Abim?" Panggil Jina. Abim pun berdiri dari duduknya. "Ayok pulang!" Ujarnya sambil berdiri dari duduknya dan hendak melangkahkan kakinya.
"Ngga, aku ga mau"
"Batu banget sih. Orang rumah khawatir sama lo"
"Buat apa aku pulang, toh aku juga udah ga di pedulikan lagi disana"
Zie yang berada di belakang Jina pun langsung berdiri di samping Jina. "Sebenarnya kenapa sih, Na? Semalem lo bilang lo lagi gabut doang di rumah makanya lo nginep di rumah gue. Lo utang cerita sama gue, Na"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hadiah Terakhir Kakak [END]
FanfictionApakah dengan adanya perbedaan akan membuat kerugian bagi siapapun? Di dunia ini kita hidup dengan adanya perbedaan. Tidak ada yang sempurna selain sang pencipta sendiri. Apa yang membuat kalian merasa malu? Apa yang membuat kalian merasa dirugikan...