030. Dia Datang

908 98 12
                                    

Saat ini, Juna dan Abim sudah berada di depan rumah Jina sembari membawa seekor anak anjing kecil nan lucu yang berwarna coklat. Dan juga ditangannya membawa sebuah kado kecil berwarna peach. Lebih tepatnya, Juna yang menggendong seekor anak anjing itu, karena Abim punya alergi terhadap bulu hewan. Dan ia meminta tolong kepada Juna untuk membawakan anak anjing itu ke rumah Jina.

Anak anjing itu, adalah titipan hadiah ulang tahun dari Athaya untuk Jina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Anak anjing itu, adalah titipan hadiah ulang tahun dari Athaya untuk Jina. Hadiah yang sudah lama Athaya beli dan dititipkan di rumah Abim. Abim harus mati-matian menahan alerginya ketika akan memberi makan anak anjing itu. Untung saja dirumah ia dibantu oleh Mama Abim untuk memandikannya dan memberinya makan.

"A khu thi thip di a pha da mu ya, A bim"

(Aku titip dia padamu ya, Abim)

"Tha, yang bener aja dong. Lo kan tau kalau gue punya alergi sama bulu hewan"

"Ma af, a khu lu pha kha lau kha mu phu nya a ler gi"

(Maaf, aku lupa kalau kamu punya alergi)

"Kha lau kha mu thi dak bi sa, la lu a khu ha rus me ni thip khan nya ke pa da si a pa?"

(Kalau kamu tidak bisa, lalu aku harus menitipkannya kepada siapa?)

"Hmm, oke gini aja. Gue yang bakalan jagain dia"

"Tha pi a ler gi kha mu?"

(Tapi, alergi kamu?)

"Udah lo tenang aja. Gue bisa pakek baju APD biar aman"

"Bi sa sa ja kha mu, Bim"

(Bisa saja kamu, Bim)

Abim dan Juna pun segera masuk kedalam rumah Jina. Di dalam sana terasa begitu aneh, seperti sosok Athaya masih terasa ada di sana. Apalagi Abim karena hampir setiap hari mereka selalu bersama. Jadi, bayang-bayang Athaya masih terukir jelas di ingatannya.

Lalu, mereka pun mendapati Ayah yang habis dari dapur sembari membawa minuman untuk Bunda. Keadaan Bunda saat ini juga drop. Tekanan darahnya naik kembali. Bagaimana tidak, ia sudah menyaksikan kematian putra kesayangannya tepat di matanua dan juga harus mendengar kabar kalau putranya itu telah tiada.

"Loh Abim? Juna?" Seru Ayah sembari berjalan menghampiri keduanya.

"Selamat pagi, Om" sapa mereka. "Iya pagi juga. Ada apa ya pagi-pagi kemari? Ohh mau ketemu Jina ya?"

"I-iya, Om"

"Itu, kenapa kalian bawa anak anjing kemari?" Tanya Ayah lagi karna sadar ada seekor anak anjing di gendongan Juna.

Hadiah Terakhir Kakak [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang