019. Rahasia Lainnya

775 103 5
                                    

Athaya dan juga Abim sudah sampai di rumah Athaya. Mereka tadi mendapatkan pesan dari Juna soal Jina yang saat ini sedang bersamanya di apartemen milik nya. Jadi, dengan begitu langsung membuat Athaya dan juga Abim merasa lega.

Mereka pun masuk ke dalam rumah dan ternyata di rumah mereka kedatangan seorang tamu wanita. Tapi tunggu, kenapa Bunda dan juga wanita itu sama-sama menangis dan juga raut wajah Ayah terlihat sedih juga.

"Bhun da, ke na pa me na ngis?"

(Bunda, kenapa menangis)

Namun tanpa babibu, wanita yang sedang duduk bersama dengan Ayah dan Bunda itu langsung memeluk tubuh Athaya sembari menangis.

"Naufal..." panggil wanita itu yang langsung memeluk tubuh Athaya dengan begitu erat. "Ini Mama sayang, maafin Mama karena sudah membuang kamu di panti asuhan" tambah wanita itu yang masih memeluk Athaya. Athaya terkejut dan kebingungan dan juga kenapa wanita itu memanggilnya dengan nama Naufal? Ia pun berusaha melepas pelukan wanita itu.

Abim yang juga kebingungan pun langsung bertanya kepada Ayah dan Bunda.

"Om, Tante, ini ada apa sebenarnya?" Tanya Abim.

"Di-dia i-ibu kandungnya Athaya" jawab Ayah.

"Mak sud A yah?"

(Maksud Ayah?)

"Maafkan Ayah dan Bunda, Nak. Kami sudah merahasiakan hal sebesar ini padamu. Sebenarnya, kamu bukan anak kandung kami. Dulu sewaktu kamu masih berumur 2 bulan, kami memutuskan untuk mengadopsimu dan menjadikan kamu sebagai anak pancingan karena Bunda susah untuk mempunyai anak pada saat itu. Dan kami sama-sama membuat kesepakatan, kalau kami harus merahasiakan ini sampai menunggu waktu yang tepat untuk memberitahukan kamu yang sebenarnya"

Ucapan Ayah mampu membuat Athaya merasa sangat hancur sekarang. Kenapa hidupnya harus seperti ini?

"Dia Mayang, Ibu kandung kamu yang sebenarnya. Dia datang karena ingin menemui kamu. Dia juga akan membawa kamu ikut pulang bersamanya" tambah Ayah.

Mayang pun mengusap pipi Athaya sembari menangis di sana. "Maafkan Mama sayang. Mama menyesal, seharusnya Mama ga buang kamu begitu aja."

"Sebentar Om. Kalau emang dia Ibu kandungnya Athaya, lalu kenapa dulu ia malah membuangnya begitu saja dan sekarang tiba-tiba dia datang mau bawa Athaya ikut bersamanya." Seru Abim yang tak terima kalau Athaya harus ikut dengan wanita yang mengaku sebagai ibu kandungnya itu.

"Saya mengaku salah dan saya menyesal. Waktu itu, keadaan saya sangat kacau. Keluarga saya tidak mau menerima saya karena saya telah melahirkan Naufal. Dengan keegoisan saya agar saya bisa di terima di keluarga saya lagi, saya terpaksa meninggalkan Naufal di panti asuhan" jelas Mayang.

"Tetapi, Anda tidak bisa seenaknya membawa Athaya begitu saja setelah sekian lama anda menelantarkannya. Saat ini, anda tidak ada hak untuk mengambil Athaya lagi"

"Iya, saya tau. Tapi Naufal itu anak kandung saya" ujar Mayang tak mau kalah.

"Kalau anda ibu kandungnya, Athaya. Seharusnya dulu anda tidak menelantarkannya begitu saja. Seharusnya kalian jalani kehidupan sama-sama" ucapan Abim kali ini mampu membuat Mayang bungkam. Bagaimanapun juga, ucapan Abim ada benarnya.

Bunda masih terduduk sembari menangis dengan tangan yang ia gunakan untuk menutup wajahnya. Athaya pun berjalan kearah Bunda dan duduk dilantai tepat di hadangan Bunda. Athaya meraih tangan Bunda disana.

"Bhun, i ni ti dak be nar khan? Kha sih ta u a ku, ka lau i ni ti dak be nar"

(Bun, ini tidak benar kan? Kasih tau aku, kalau ini tidak benar.)

Hadiah Terakhir Kakak [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang