004. Tolong, Bantu Aku!

1.3K 164 12
                                    

Happy Reading
.
.
.

Keesokan harinya, di kelas 3 IPA 2, tampak sangat gaduh sekali. Ada yang berlarian mengitari kelas karena saling kejar-kejaran sehabis dijahili, mengobrol, ada yang membuat vlog tentang keseharian didalam kelas, bahkan ada juga yang mengadakan konser dadakan di pojok kelas.

Lalu, semua aktivitas mereka pun terhentikan karena Pak Yadi selaku kepala sekolah di sekolah itu tiba-tiba masuk ke dalam kelas itu. Semua siswa yang ada di kelas itu langsung kembali ketempat duduk masing-masing dan mendadak hening. Pak Yadi pun langsung berdiri di depan papan tulis.

"Selamat pagi semuanya." sapa Pak Yadi.

"Selamat pagi pak." sapa balik seluruh siswa kelas itu.

"Itu di belakang sana kenapa ada sapu yang tergeletak di lantai?!" Ujar Pak Yadi karena sapu itu merusak pandangannya.

"Eh Oji, itu sapunya dibalikin yang bener!" seru Nara kepada anak yang dipanggil Oji itu. Oji pun membenarkan sapu yang ia mainkan sebagai gitar bohongan saat konser dadakan tadi.

"Maaf pak!" seru Oji kepada Pak Yadi sembari mengembalikan sapu itu ke tempatnya.

"Oke. Hari ini Bapak membawa siswa baru untuk kelas ini. Silakan masuk!" siswa baru itu pun masuk ke dalam kelas setelah Pak Yadi menyuruhnya. Ternyata anak baru itu adalah seorang siswa yang memiliki paras tampan bak Dewa Yunani. Sangatlah tampan sampai membuat para siswi-siswi di kelas itu terpesona dengan ketampanan siswa baru itu.

"Wooo, fiks ini mah bukan manusia." seru Anjani yang merupakan siswi paling centil di kelas itu.

"Akhirnya, mata gue bisa melek juga karena liat yang bening." Seru Yena juga yang sama seperti Anjani. Mereka itu satu frekuensi. Sama-sama centil.

"Silakan perkenalkan diri kamu!" seru Pak Lee kepada anak baru itu.

"Perkenalkan, nama saya Rafasya Gelvino. Saya berasal dari SMA Nusa Indah Surabaya. Mohon bantuannya." sapa Rafasya.

Sebenarnya memang terlihat aneh, Rafasya pindah sekolah di kelas 3 akhir semester. Untungnya, pihak sekolah mau menerima kepindahan Rafasya.

"Silakan kamu duduk di sebelah Jina!" ujar Pak Yadi lagi. "Baik, terima kasih pak." Rafasya membungkukkan badannya 90 derajat kepada Pak Yadi lalu ia pun berjalan kearah meja yang di tunjukan Pak Yadi.

"Bapak tinggal dulu, dan kalian jangan berisik!"

"Baik, Pak."

Pak Yadi pun keluar dari kelas itu. Rafasya sudah berada di sebelah Jina. Jina pun tersenyum ke arah Rafasya dan Rafasya juga membalas senyuman Jina.

"Kita ketemu lagi." seru Rafasya kepada Jina. Lalu, Akmal dan juga Zie langsung menghadapkan kursi mereka ke arah meja Jina.

"Apa-apa? Kalian udah saling kenal?" Tanya Zie.

Jina menganggukan kepalanya "iya baru semalem gue ketemu sama dia pas dia nolongin gue." jawab Jina.

"Wah, jodoh emang ga kemana ya." celetuk Akmal yang lalu mendapatkan pukul di tangannya oleh Jina. "Jangan sembarangan!"

Hadiah Terakhir Kakak [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang