031. Merasakan Kehadirannya

842 93 6
                                    

Terlihat seorang lelaki tengah berjalan masuk kesebuah pemakaman dengan membawa sebuket bunga tulip berwarna putih di tangannya. Lelaki itu selalu membawa bunga tulip putih itu setiap mengunjungi makam tersebut. Karena bunga itu memiliki arti tersendiri yaitu, Permohonan Maaf.

Lelaki itu terus berjalan menelusuri setiap gundukan tanah yang tertutup oleh rumput jepang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lelaki itu terus berjalan menelusuri setiap gundukan tanah yang tertutup oleh rumput jepang. Lalu, lelaki itu pun berhenti di sebuah makam yang masih terdapat bunga-bunga dan juga beberapa fotonya, foto dengan lelaki itu, bahkan foto keluarganya.

Dari sebuah batu nisan yang terukir sebuah nama Sagaf. Lelaki itu pun berjongkok didepan makam dan meletakan buket bunga itu diatasnya. Kemudian, ia mengusap rerumputan yang tertanam dan memenuhi gundukan tanah itu. Karena di setiap makam disana di tanami rerumputan jepang seperti itu dengan sengaja.

"Kak. Maafin gue ya, gue udah gagal. Gue udah gagal buat lindungi orang lagi, orang yang sama kayak lo. Orang yang menyandang disabilitas yang menjadi sahabat gue. Dia baik kayak lo, dia juga sama ga pernah dianggap sama adiknya sendiri."

Abim, lelaki itu adalah Abim. Kini, ia tengah menghampiri tempat peristirahatan terakhir kakaknya yang sudah lama berpulang kepangkuan tuhan dari 4 tahun yang lalu. Meninggal karena kecelakaan karena menyelamatkan kucing kesayangan Abim. Kucing Abim selamat, tetapi Sagaf harus kehilangan nyawanya dengan darah yang terus keluar dari tubuhnya.

Semua pejalan kaki itu pun langsung mengerumuninya dan ada yang menelpon ambulan untuk menyelamatkannya. Abim yang melihat kejadian yang mana Kakaknya tertabrak oleh mobil dan terpental cukup jauh pun langsung menghampiri sang Kakak yang tengah di kerumuni oleh orang-orang dengan berlari sekuat tenaganya. Ia pun langsung mendapati kakaknya yang sudah terkapar lemas diatas jalan itu sembari terus mengeluarkan darah dibagian kepalanya.

"Kak Sagaf, bagaimana bisa lo sampai kayak gini? Hah? Lo ngapain?" Abim mengangkat kepala Sagaf dan kakinya ia gunakan untuk bantalan kepala Sagaf. Sagaf pun menjawabnya dengan menggunakan bahasa isyarat yang sudah jelas Abim memahaminya.

"Kakak menyelamatkan kucing kesayangan kamu. Dia hampir saja tertabrak mobil. Kakak tahu kamu sangat menyayangi kucing itu jadi kakak menyelamatkannya"

"Kak, lo itu bodoh tau ga? Lo pertaruhin nyawa lo demi nyelametin kucing gue. Kenapa lo lakuin ini?"

"Aku tidak ingin membuat mu sedih karena harus kehilangan kucing kesayanganmu itu"

"Gue minta maaf Kak. Gue udah banyak salah sama lo. Lo udah pertaruhin nyawa lo sendiri buat nyelametin kucing gue"

"Tidak apa-apa Abim. Kakak sudah banyak bersyukur karena kakak memiliki adik seperti kamu. Tolong jaga kucing kamu baik-baik ya dan juga jaga Mama. Kakak pamit ya"

"Ngga, lo ga boleh pergi Kak"

"Selamat tinggal, Abim"

"Kak Sagaf, bangun. Gue bilang bangun bangsat!! AAAA"

Hadiah Terakhir Kakak [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang