●03● KANTIN

15.1K 1.3K 70
                                    

Seperti biasa sebelum membaca part ini kalian bisa tinggalkan jejak kalian dulu di sini. Jangan sampai lupa ya hehe..

Happy Reading <3

Pagi sudah tiba. Syasa sudah berangkat bersama abang dan teman-teman abangnya. Kenzo dan Anji juga membawa mobil mereka sendiri karena hari ini mereka akan bersekolah di tempat Syasa bersekolah. Mereka hanya ingin mengawasi dan menjaga adik kesayangan mereka itu.

"Bang kuncirin,"ucap Syasa kepada Satriya karena saat itu ia duduk di apit oleh Satriya dan Rava.

"Sini,"jawab Satriya sambil mengumpulkan rambut milik Syasa.

"Mana dasinya?"tanya Rava yang langsung di pahami oleh Syasa.

Dengan cekatan Syasa mengambil dasi dan memberikannya ke Rava. Rava pun memakaikan dasi itu ke gadis kecilnya. Iya gadis kecil yang selama ini ia tunggu. Bagaimana dia tahu? Karena ia sempat melihat foto anak kecil di kamar Syasa tadi malam saat akan memberikan ponsel Syasa yang tertinggal.

"Gue ada jepit cantik nih,"ucap Fergi memperlihatkan jepit itu ke Syasa.

"Dapet dari mana lo? Nyolong ya?"tanya Enzi yang masih menyetir.

"Nuduh masuk neraka,"ucap Fergi.

"Nuduh ya masuk neraka gak mungkin masuk kandang buaya,"ucap Syasa menoleh Fergi saat mengatakan buaya.

"Punya siapa bang?"tanya Syasa mengambil jepit cantik itu dan di pasangkan Satriya di rambutnya agar terlihat lebih manis.

"Punya adek gue,ngambil diem-diem,"ucap Fergi senang.

"Berarti ngambil kan?"tanya Syasa yang diangguki Fergi.

"ITU SAMA AJA NAMANYA NYOLONG,"ucap Syasa dan lainnya kompak membuat Fergi tertawa.

"Gak papa pake aja. Dia juga gak bakal nyari orang gak pernah pake begituan,"ucap Fergi.

"Lah kenapa?"tanya Syasa bingung.

"Kayak cowok,"ucap Fergi.

"KAN EMANG COWOK ADEK LO,"ucap yang lain.

"Ya habisnya kalau marah kayak cewek mana suka banget nguras dompet gue. Untung masih bocah,"ucap Fergi.

"Kok punya jepit rambut?"tanya Syasa bingung.

"Suka nemu terus di bawa balik dari sekolahnya,"ucap Fergi.

"Astaghfirulloh. Adek lo Fer ada masalah apa sih?"tanya Enzi tertawa

"Mana gue tau,"jawab Fergi.

"Sabar. Ini ujian atas semua dosa lo di dunia,"ucap David.

Tak lama dari itu mereka sampai di parkiran sekolah.

"Hari ini masa perkenalan akan lebih banyak. Kalau capek jangan di paksain,"ucap Enzi.

"Abang, Syasa mah anaknya kuat. Kalian gak lupa kan Syasa ini tahan banting,"ucapnya percaya diri.

"Heleh,"jawab mereka kompak membuat Syasa terkekeh kecil.

"Semua udah di bawa kan? Gak ada yang ketinggalan?"tanya Rava menatap Syasa.

"Udah dong,"jawab Syasa tersenyum manis.

"Pinter,"ucap Rava dengan senyum tipisnya.

Syasa pun pergi dari hadapan mereka menuju lapangan.

"Manis banget adek lo. Pengen gue pajang di museum jadinya,"ucap David.

"Lo Kira adek gue manusia purba,"ucap Enzi sinis membuat David terkekeh.

***

Dengan langkah riangnya, Syasa menuju lapangan. Banyak yang menatapnya gemas karena rambutnya yang di kuncir ekor kuda dan berlari kesana kemari seperti anak-anak.

PRETTY SAVAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang