●36● GILA?

3.8K 516 20
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian disini dengan cara pencet tombol bintang yang ada di bawah. Jangan sampai lupa ya biar aku semangat updatenya.

Happy Reading ♡

Entah ada angin apa, malam begini Syasa ingin keluar mencari udara sebentar. Ia harus bermain petang umpet dengan para pawang-pawangnya agar bisa keluar dari mansion itu.

"Dek-dek tolong saya bantu menyadarkan orang yang mau bunuh diri di sana dek,"ucap seorang cewek dengan raut muka khawatir.

"Dia kesurupan? Panggil ustadz aja mbak. Syasa kalau panik malah salah baca doa mau makan,"ucap Syasa yang malah membuat cewek itu menggeram gemas.

"BAWEL BANGET DAH LO DEK UNTUNG GEMOY,"ucap si cewek membuat Syasa merinding.

"Mbak jangan genit ya. Syasa sukanya batang,"ucap Syasa membuat cewek itu frustasi.

"Ikut saya sebelum orang itu benar-benar bunuh diri,"ucap si cewek yang di angguki Syasa.

Lumayan jauh Syasa dan si cewek itu lari membuat keduanya terengah-engah.

"Awas aja kalau tu orang cuma ngeprank Syasa, Syasa cabutin bulu keteknya,"ucap Syasa kesal.

"Mana orang yang mau bunuh diri mbak?"tanya Syasa celingukan.

"Gak tau saya. Tadi sih di sana,"ucap si cewek menunjuk ayun-ayunan di taman.

"Dia mau bunuh diri apa mau ngulang masa kecil sih?"gumam Syasa melongo.

Baru kali ini ia tahu ada orang yang mau bunuh diri di ayunan. Apakah gak ada tempat lain gitu? Comberan misalnya.

"NAH ITU ORANG GILA NYA,"teriak si cewek membuat Syasa terkejut.

Syasa pun menolehkan matanya ke arah yang di tuju oleh si cewek. Seketika matanya itu membulat penuh dan menganga tak percaya. Ia melihat orang yang ia kenal sedang berbicara sendiri dan ketawa-ketawa sendiri. Bahkan tak urung orang itu mengejar beberapa pengguna jalan kaki yang ada disana.

"Kak Lita?"lirih Syasa tak percaya.

"Lo kenal sama orang gila itu?"tanya si cewek menatap Syasa sekilas.

"Iya kenal."

"Kasihan dia kehilangan janinnya dan menjadi gila.Lusa kemarin banyak yang lihat termasuk gue, tu cewek jatuh di dekat trotoar situ. Dan kita tolong dia sampai ke rumah sakit. Kata dokter anaknya gak bisa di selamatin. Ibu mana yang gak sedih dan terpukul kalau anaknya pergi ninggalin dia sebelum melihat dunia,"ucap si cewek membuat Syasa terkejut. Apa tadi katanya? Kehilangan anaknya? Artinya Lita??

"Maksutnya dia--dia keguguran?"tanya Syasa ragu yang diangguki si cewek.

Syasa benar-benar terkejut sampai menutup mulutnya menggunakan tangannya dan air matanya pun tak bisa ia tahan lagi.

"SYASA/ADEK/SAYANG,"panggil beberapa krang yang suaranya Syasa sangat kenal.

"Yasudah dek. Makasih. Dan maaf mengganggu saya kira dia mau bunuh diri di ayunan situ kan saya takut jadi arwah gentayangan tadinya,"ucap si cewek lalu pergi dari sana.

"Ye mbaknya masih sempet-sempetnya ngelawak,"gumam Syasa menggeleng.

"Kamu gak papa kan Sya? Kenapa gak bilang aku kalau bosen di rumah kann bisa aku temenin. Ini juga kenapa kamu nangis? Ada yang jahatin kamu? Mana bilang biar aku lepas kepalanya,"ucap Rava khawatir.

"Gak gitu juga anjir!"ucap Enzi menggaplok kepala Rava pelan.

"Ya kan ceritanya gue khawatir. Makannya cari pacar biar tau rasanya khawatir. Betah amat lo ngejomblo,"ucap Rava membuat Enzi mengacungkan jari tengahnya dan tatapan penuh permusuhan.

PRETTY SAVAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang