●29● CAMPING 2 (PERSIAPAN)

4.4K 564 39
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian disini sebelum membaca part ini dengan cara pencet tombol bintang yang ada di bawah. Jangan sampai lupa ya karena vote kalian penyemangat update.

Happy Reading<3

"Udah di telpon?"tanya Koko ke Enzi.

"Udah bang tapi gak aktif,"jawab Enzi yang sudah keberapa kali.

Saat ini keluarga Syasa sedang cemas karena Syasa belum pulang juga. Enzi sudah mengatakan pada keluarganya jika Syasa pergi bersama Rava dan teman sekelas Syasa untuk mencari perlengkapan camping.

"Telpon lagi,"ucap Saga cemas.

"Tenang aja Syasa gak bakal kenapa napa. Ada Rava kali,"ucap Enzi memutar matanya malas.

"Telfon Ravanya aja Zi,"ucap Raina angkat suara.

"Udah bundaku sayang. Ponsel mereka berdua sama-sama mati,"jawab Enzi harus benar-benar ekstra sabar menghadapi keposesifan keluarganya. Ia memang posessife pada Syasa tapi tidak seperti ini juga pikirnya.

"ASSALAMUALAIKUM MY FAMILY. SYASA YANG CANTIK INI COME BACK HOME. MANA KARPET EMASNYA,"teriak Syasa membuat keluarganya mendesah lega.

"Akhirnya yang di tunggu-tunggu pulang,"ucap Vian menggeleng.

"Ponakan siapa si?"ucap Nola menggeleng.

"Ponakan kita,"jawab Fasya terkekeh kecil.

Saga langsung menghampiri Syasa dan memeluknya erat membuat Syasa sempat terkejut karena Saga tiba-tiba memeluknya.

"Kemana aja kamu tu? Di cariin juga mana ponsel mati kita cemas disini Sya lain kali izin dulu sama orang rumah paling enggak izin ke ayah apa bunda kamu kalau ini diulang lagi abang gak bolehin kamu keluar rumah ini sendiri harus ada penjaga paham,"ucap Saga mengomel dengan ucapannya yang cepat.

"Gak paham si tapi yaudah lah iya in aja,"gumam Syasa pelan.

"Kenapa gak kasih tau abang?"tanya Koko yang ikut mendekat lalu memutar tubuh Syasa seperti sedang mengecek apa ada yang lecet atau tidak.

"Abang berhenti Syasa pusing dong,"ucapnya cemberut. "Syasa udah bilang kok sama bang Enzi,"jawab Syasa memiringkan kepalanya menatap Enzi yang sedang menatapnya sambil bersedekap dada.

"Apa?"ucap Enzi ngegas. Ia masih kesal dengan keras kepala adiknya.

Syasa cemberut dan melipat bibirnya ke bawah. "Bang Enzi gak asik ah."

Enzi menghela nafasnya pasrah lalu mendekati Syasa dan menjewer telinganya pelan. "Bandel."

"Ayahhh,"rengek Syasa menatap Vian yang juga diam sedari tadi.

"Apa?"tanya Vian seolah tak mengerti jika anaknya meminta pertolongan.

"HUAAAA BUNDAAA,"rengek Syasa membuat mereka semua tertawa melihatnya.

"Cengeng. Dah sana naik terus bersih-bersih kalau udah turun makan dulu,"ucap Raina mendekati Syasa dan mengelus kepalanya sayang.

Syasa menatap yang lain dengan tatapan kesal dan ingin menangis. "Emang bunda yang paling peka."

"Ayah enggak?"tanya Vian terkekeh kecil melihat muka imut puteri kesayangannya.

"No. Syasa gak like. Ayah gak peka,"ucap Syasa lalu pergi dari sana menuju kamarnya dengan menghentak-hentakkan kakinya.

Mereka hanya terkekeh dan menggeleng melihat kelakuan menggemaskan tuan puteri mereka itu.

"Gak mau bikin lagi yang kayak Syasa bun?"tanya Koko tertawa.

PRETTY SAVAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang