●11●SYASA&RAVA

8.8K 999 75
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian disini. Jangan sampai lupa ya:)

Happy Reading <3

Saat ini Syasa dan yang lainnya sudah ada di ruang keluarga sambil memakan makanan yang di siapkan oleh maid.

"Diem ya kalau ada makanan,"ucap David menatap Syasa yang masih asik dengan makanannya.

"Anak kecil bakal diem kalau dikasih makanan kan,"ucap Satriya membuat Syasa menatap.

"Jadi Syasa anak kecil gitu? Gak ya bang. Walau badan Syasa kecil tapi nyali Syasa itu besar. Sebesar kepala bang Fergi kalau dapetin mangsa baru,"ucapnya membuat yang lain tertawa kecuali Fergi yang menatapnya kesal.

"Gue diem aja kena ya,"ucapnya berusaha tabah.

"Bocah kalau ngomong itu jujur kalau lo lupa,"ucap Enzi yang masih tertawa kecil.

"Bang Satriya mabar kuyy,"ucap Syasa semangat yang diangguki Satriya.

"RAVAA PINJEM HP DONG,"teriak Syasa karena Rava sedang ada di dapur.

"Buset dah. Samperin kenapa suka banget teriak. Ini rumah orang loh Sya,"tegur Enzi membuat Syasa menyengir lucu.

"Kata bang Kenzo kalau lagi di rumah temen anggap aja rumah sendiri,"ucap Syasa.

"Sesat fiks ajaran sesat,"ucap David terkekeh.

Tak lama dari itu Rava kembali membawa sepotong cake untuk Syasa. "Makan dulu mainnya nanti."

Syasa menatap cake itu dengan penuh binar membuat yang lain tertawa melihat tingkahnya. "Siapa yang nolak coba." Ucap Syasa bertepuk tangan seperti anak kecil.

"Gemes banget,"ucap Rava tersenyum kecil sambil mengelus rambut Syasa lembut.

Tiba-tiba panggilan masuk pada ponsel milik Rava dan Rava segera mengangkatnya.

"Hm?"tanya Rava.

"The kord cari masalah di stadion lagi bang,"

"Ada korban?"tanya Rava yang sedang menahan emosinya.

"Ada bang. Tapi anak-anak bisa urus semua,"

"Gue sama yang lainnya kesana sekarang,"

"Oke bang,"

Sepertinya tanpa menjelaskan kembali, Enzi dan yang lainnya sudah paham arti tatapan Rava.

"Syasa gimana?"tanya Enzi.

Mereka diam sambil menatap cewek yang masih asik melahap cake pemberian Rava.

"Biar disini dulu. Ada bokap gue. Tenang aja dia aman,"ucap Rava yang diangguki lainnya.

"Sya, kamu jangan kemana-mana. Kamu boleh ambil makanan apa saja yang ada di dapur tapi jangan keluar dari sini. Paham?"ucap Rava lembut namun terkesan tegas di setiap katanya.

"Kalian mau kemana?"tanya Syasa curiga.

"Ada urusan sebentar. Ingat pesan Rava,"ucap Enzi yang diangguki oleh Syasa tanpa bertanya lagi.

PRETTY SAVAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang