●43● MINE

3.5K 451 27
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian disini sebelum membaca part ini dengan cara pencet tombol bintang yang ada di bawah. Jangan sampai lupa ya biar aku semangat updatenya.

Happy Reading <3

Sudah seminggu Syasa menjalani ujian sekolahnya dengan baik dan lancar. Tapi entah kenapa kali ini ia merasakan perasaan yang aneh pada dirinya.

"Kok perasaan Syasa gak enak ya,"gumamnya sambil menatap ponsel. Syasa sendiri bingung apa yang ia membuat ia menatap ponselnya terus.

"Kenapa sayang? Kamu sakit?"tanya Raina menghampiri Syasa yang sedang duduk di taman belakang.

"Bun, perasaan Syasa gak enak."

Raina menatap Syasa bingung. "Gak enak gimana hm? Kamu lagi capek mungkin. Istirahat aja nanti bunda bangunin kalau jam makan malam,"ucap Raina.

Syasa pun mengikuti saran bundanya lalu beranjak dari halaman belakang menuju kamarnya.

Setelah makan malam, Syasa kembali ke taman belakang melihat bintang dan bulan di langit. Syasa juga sedang menunggu panggilan dari orang yang ia tunggu-tunggu, Rava.

"Gak mungkin dia belum nyampek. Tapi kok belum ada kabar,"gumamnya sambil membuka ponsel miliknya.

Tiba-tiba Syasa di kagetkan oleh orang yang memegang pundaknya. Saat ia menoleh ternyata bundanya.

"Bunda?"

"Ikut bunda sebentar,"ucap Raina yang di angguki Syasa.

Raina membawanya masuk ke kamar dan yang membuat Syasa terkejut adalah ia melihat satu gaun cantik dan alat make up yang sudah tertat rapi di meja riasnya.

"Sekarang kamu duduk,"ucap Raina membuat Syasa bingung.

"Kamu duduk diam dan ikuti setiap perintah bunda. Paham?"

"I-iya,"jawab Syasa membuat Raina tersenyum.

"Good girl."

Tak membutuhkan waktu yang lama Syasa sudah siap dengan segala riasan natural di mukanya.

"Sekarang kamu ikut bang Azka. Dia yang akan antar kamu ke suatu tempat,"ucap Raina dengan senyum mencurigakan.

"Kenapa gak sama bunda? Bunda juga dah siap kan,"ucap Syasa sambil menatap bundanya yang juga sudah merias dirinya sebelum merias Syasa.

"Jangan bawel sayang. Udah sana bang Azka udah nungguin,"ucap Raina menyuruh Syasa segera menemui Azka.

"Iya-iya bun."

Syasa menghampiri Azka yang duduk di teras depan.

"Bang,"panggil Syasa.

Azka menatap Syasa diam dan melongo.

"Anjir adek gue cantik bener,"gumamnya.

"Anaknya bunda Raina sama ayah Vian nih,"ucap Syasa sombong membuat Azka memutar matanya malas.

"Bang kok lo juga rapi banget? Kita mau ke acaranya siapa?"tanya Syasa yang sudah duduk di mobil.

PRETTY SAVAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang