●45● KETEGASAN SYASA

5.1K 478 43
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian disini sebelum membaca part ini dengan cara pencet tombol bintang yang ada di bawah. Jangan sampai lupa ya biar aku semangat updatenya.

Happy Reading <3


Setelah makan malam, niatnya Syasa akan keluar sebentar ke minimarket terdekat sambil membeli beberapa pesanan dari omanya. Berta sudah menyuruh Syasa mengajak Rava untuk menjaganya. Namun Syasa menolak karena ia tak mau membuat Rava bolak balik lagi dari apartemen ke mansion mereka. Rava juga butuh istirahat pikirnya.

"Bener gak mau diantar Rava? Atau pake supir aja?"tanya Berta khawatir.

"Gak papa oma, Syasa udah besar bisa jaga diri kok,"jawabnya.

"Bukan gitu, kamu kan baru beberapa bulan disini. Oma takutnya kamu tersesat sayang,"ucap Berta.

"Kan minimarketnya deket oma. Udah ya nanti keburu malem,"ucap Syasa yang tetap nekat.

"Yaudah hati-hati,"ucap Berta.



Sesampainya di minimarket, Syasa mencari apa yang ia butuhkan dan beberapa pesanan omanya.

"Udah semua kayaknya,"gumamnya sambil mengecek kembali belanjaan miliknya.

"Tambah cemilan lagi deh ini masih kurang kayaknya,"ucap Syasa lalu berjalan ke stan cemilan.

Setelah di rasa semua cukup,ia segera membayarnya dikasir. Saat ia keluar tiba-tiba ada yang menahan lengannya.

"Sya,"panggil orang itu membuat Syasa menoleh ke arahnya.

"Kak Rio?"gumam Syasa lalu mencoba melepaskan cekalan lengannya dari tangam Rio.

"Kenapa kak?"tanya Syasa sedikit memberi jarak mereka.

"Bisa ngomong sebentar?"tanya Rio membuat Syasa bingung harus menjawab apa.

"Gue mau ngomong sesuatu sama lo. Ini penting. Boleh ya?"lanjut Rio.

"Gue harus pulang kak,"jawab Syasa.

"Sebentar Sya gue janji cuma sebentar,"ucap Rio memohon.

"Hm,"jawab Syasa yang akhirnya menyerah.

Rio tersenyum lalu membawa Syasa ke taman yang tak jauh dari sana.

"Jangan basa basi kak gue gak ada waktu,"ucap Syasa yang mulai tak nyaman.

"Sya gue cuma mau bilang kalau gue, gue sayang sama lo sebelum lo jadian sama Rava,"ucap Rio membuat Syasa diam menatap Rio tak percaya. Ia kira Rio sudah melupakannya tapi ternyata??

"Kak gue hargai perasaan lo. Tapi maaf gue gak bisa balas perasaan lo itu. Gue cuma cinta dan sayang sama satu orang yaitu Rava tunangan gue. Jadi gue harap lo bisa lupain gue."

"Sya, lihat gue. Gue bener-bener sayang sama lo. Gimana cara gue buat lupain lo kalau lo cinta pertama gue?"ucap Rio memegang kedua bahu Syasa erat.

Syasa mencoba melepaskan cekalan tangan Rio pada bahunya.

"Gue tahu kak. Tapi lo harus ingat,cinta gak harus memiliki. Gue cuma anggap lo kakak kelas gue gak lebih. Gue udah punya pengisi hati gue sendiri kak dan itu bukan lo. Gue harap lo dewasa dalam hal ini."

"Apa kurangnya gue Sya? Apa yang Rava bisa gue juga bisa,"ucap Rio yang keras kepala membuat Syasa harus bersabar sebelum emosinya tak terkontrol.

"Banyak. Salah satunya, Rava gak punya sifat licik kayak lo yang pernah berpikir untuk hancurin hubungan orang lain,"jawab Syasa membuat Rio terdiam.

"Sya kenapa lo jahat? Gue nyimpen perasaan ini sendirian dan lo gak mau terima gue hanya karena cowok lo itu? Oke gue tau kalian udah bertunangan tapi kalian belum menikah jadi gue masih ada kesempatan buat gantiin-"ucapan Rio terhenti saat Syasa menampar keras pipinya.

Plakk

"Denger ya kak sampai kapan pun gue cuma mau Rava bukan orang lain apalagi lo. Lo gak malu ngomong kayak gitu di depan gue? Dimana harga diri lo? Jangan ganggu gue ataupun Rava lagi mulai sekarang. Dan anggap aja lo gak pernah kenal sama gue karena apa? GUE JIJIK KENAL LAKI-LAKI KAYAK LO."ucap Syasa lalu pergi meninggalkan Rio yang diam mematung.

"Semuanya berakhir,"gumam Rio tertawa hambar.

"SEMUA BERAKHIR. CINTA GUE GAK TERBALASKAN SIALAN,"teriak Rio membuat orang-orang disana menatapnya aneh.




Syasa tak habis pikir dengan ucapan yang dilontarkan oleh Rio padanya. Bahkan ia sangat lega bisa menampar cowok itu tadi.

"Bagus ya?"ucap laki-laki yang suaranya sangat Syasa kenal.

Syasa menoleh kebelakang dan melihat Rava yang sudah menatapnya datar.

"Rava,"cengir Syasa.

"Kenapa gak ngabarin aku?"tanya Rava mendekati Syasa.

"Kan deket Rav,"cicit Syasa takut karena melihat tatapan tajam milik Rava.

"Kenapa mau bicara sama cowok brengsek itu? Kenapa kamu gak langsung pulang?"ucap Rava lagi membuat Syasa menatapnya.

"Kamu tau?"kaget Syasa.

"Jawab Sya,"gertak Rava walau tidak terlalu keras.

"Maaf,"ucap Syasa menunduk takut.

Grepp

"Jangan gini lagi lain kali sayang. Kamu tanggung jawab aku. Kalau sampai ada apa-apa sama kamu, aku bisa aja sakitin diri aku sendiri."

Ya, Rava memeluknya karena tak tega melihat muka takut dan menyesal tunangannya itu.

"Kamu gak marah?"tanya Syasa pelan.

"Enggak. Aku udah denger semua pembicaraan kalian,"jawab Rava menangkup kedua pipi Syasa.

"Terimakasih,"ucap Rava.

"Buat apa?"tanya Syasa bingung.

"Terimakasih udah cinta sama aku dan terimakasih ydah jaga kepercayaan aku juga hati aku."

Syasa tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Sama-sama."

"I Love you Syasa,"ucap Rava.

"Me too,"jawab Syasa lalu berhamburan kepelukan hangat Rava.








Hai semua?

Hehe anggap aja ini double up ya

Bonus karena aku lama upnya

Gimana part kali ini?

Ada pesan buat Rio?

Ada pesan buat Syasa/Rava?

Jangan lupa like dan comentnya ya

See yu papai👋👋👋👋

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PRETTY SAVAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang