●23● KEUWUAN KAUM BUCIN

6K 662 27
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian disini sebelum membaca part ini dengan cara pencet tombol bintang yang ada di bawah. Jangan sampai lupa ya biar aku tambah semangat ngetiknya-!!!

Happy Reading <3

Keesokan harinya, Syasa sudah siap dengan seragam sekolahnya. Syasa akan berangkat bersama Rava. Sebenarnya Syasa sudah melarang keras, Rava untuk tidak masuk sekolah terlebih dahulu. Tapi Rava tetap kekeh untuk masuk dengan alasan untuk menjaga Syasa dari mata buaya darat yang bertebaran di area sekolah.

"Udah?"tanya Rava yang sudah duduk manis di motor kesayangannya.

"Gak lihat?"ucap Syasa jutek. Jujur ia masih kesal dengan Rava yang tak mau mendengarkan ucapannya.

Rava menatap Syasa sekilas lalu terkekeh. "Masih marah hm?"

"Iya lah gitu aja tanya,"jawab Syasa tanpa menatap Rava yang menatapnya geli.

"Sya,"panggil Rava sambil memegang dagu Syasa namun Syasa masih enggan menatapnya.

"Sayang,"panggil Rava lagi yang berhasil membuat Syasa menatapnya dengan muka terkejut.

"Giliran di panggil sayang aja nengok. Bilang dong kalau mau di romantisin,"ucap Rava sambil mencolek pelan hidung mungil milik Syasa.

Syasa mendengus kesal mendengarnya. "Jadi berangkat gak?"

"Jadi. Tapi ini dulu,"ucap Rava sambil menunjuk pipi kirinya pertanda ia ingin di cium dulu oleh Syasa.

Syasa menatap Rava aneh namun tak bisa di pungkiri hal itu membuat Syasa harus mati-matian menahan senyumnya.

"Senyum mah senyum aja neng. Cepet kiss dulu baru kita berangkat,"ucap Rava menggoda Syasa.

"Dih mau banget masnya?"tanya Syasa tertawa.

"Oke gue ngabek,"ucap Rava tapi sedetik kemudian ia dibuat diam mematung karena merasakan benda basah menyentuh pipinya.

"Dah kan. Sekarang berangkat ya cakep,"ucap Syasa mulai menaiki motor Rava.

"Pegangan. Nanti lo jatuh kepala gue yang jadi tumbalnya,"ucap Rava sambil mengalungkan kedua tangan Syasa kepinggangnya.

"Modus,"ucap Syasa terkekeh kecil.

"Sama pacar sendiri gak papa lah. Kalau gue modus ke cewek lain nanti lo marah,"ucap Rava dengan senyum nakalnya.

"Coba aja kalau berani. Syasa tarik ulur bulu hidung Rava baru tau rasa,"ucap Syasa yang merasa kesal mendengar ucapan Rava.

Rava hanya tertawa kecil mendengarnya. Sepertinya ia akan memiliki hobi baru, yaitu menggoda pacarnya ini.

Sesampainya mereka di sekolah, Syasa dan Rava menjadi bahan tontonan. Apalagi dengan Rava yang secara terang-terangan merangkul bahu Syasa agar tak jauh-jauh dari dirinya.

"Pagi Sya,"sapa Rio dengan senyum kikuknya. Sebenarnya ia juga merasa panas melihat tangan Rava yang dengan seenaknya nankring di pundak Syasa.

"Pagi,"jawab Rava bukan Syasa.

"Kok yang jawab Rava. Kan Syasa yang di sapa,"ucap Syasa menatap Rava yang lebih tinggi darinya.

PRETTY SAVAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang