●05●BERNYAYI BERSAMA

12.3K 1.1K 39
                                    

Seperti biasa tinggalkan jejak kalian disini. Jangan sampai lupa-!! Maksa ni saya😂

Happy Reading <3

Pagi ini Syasa sudah siap dengan seragam olahraganya. Di hari terakhir masa perkenalannya ini, hanya akan ada gladi bersih dan mencari di mana kelas yang akan mereka tempati untuk belajar.

"ABANG YUHUU AYO BERANGKAT,"teriak Syasa sampai terdengar di setiap sudut ruang.

"GAK USAH TERIAK. SUARA LO MERUSAK MASA DEPAN,"ucap Kenzo dan Anji kompak.

"YAUDAH SIH GAK USAH NGEGAS,"balas Syasa teriak lagi.

"KALIAN BISA DIAM TIDAK? BUNDA PENGEN MELEDAK DENGAR TOA KALIAN,"ucap Raina yang akhirnya turun tangan.

"Setiap hari telinga gue senam pendengaran mulu ya. Semoga aja sehat sentosa,"ucap Enzi.

Vian yang melihat itu hanya tersenyum kecil dan menggeleng. Baginya ini sudah membuat bahagia. Bisa melihat interaksi keluarga-keluarganya.

"Ayah sama bunda jadi ke Australia sebulan ini?"tanya Koko dengan nada malasnya.

"Iya,"jawab Vian sambil meminum kopi buatan Raina.

"Ngapain ngajak bunda sih yah. Biasanya juga sendiri, biar bunda sama kita aja,"ucap Syasa yang sudah ikut bergabung di meja makan.

"Gak. Ayah butuh bunda. Kalian sudah besar jangan manja,"ucap Vian tak mau kalah.

"Ayah juga udah tua jangan manja dong,"ucap Syasa tanpa sadar.

"Bilang apa kamu?"ucap Vian menatap Syasa tajam.

Syasa yang sadar dengan ucapannya pun menyengir tak berdosa. Mulutnya ini memang suka lepas landas jadi harus di maklumi.

"Enggak kok yah hehe. Tapi kalau  bunda ikut ayah, yang jaga rumah sama jaga kita siapa?"tanya Syasa cemberut.

"Kalian kan sudah besar. Lagi pula abang-abang kamu disini semua buat jaga kamu. Ayah juga udah sewa bodyguard buat jaga kamu dari dekat maupun dari jauh,"ucap Vian santai.

"Ingat, walaupun bunda gak ada sama kalian disini, jangan harap kalian terlepas dari pentauan bunda. Sampai bunda tahu kalian berbuat di luar batas, bunda akan hukum kalian setelah bunda dan ayah pulang. Paham?"ucap Raina lembut namun sudah cukup membuat anak-anaknya itu meneguk salivanya kuat-kuat.

"I-iya bun hehe gak janji sih,"ucap Syasa dan Enzi kompak.

"Kalian berdua masih bunda pantau,"ucap Raina melirik kedua anak nakalnya itu.

Syasa dan abang-abangnya itu sudah sampai di sekolah. Hari ini adalah hari terakhir Syasa mengikuti masa perkenalan lingkungan.

"Pagi cantik,"ucap Fergi membuat abang-abang Syasa dan Rava menatapnya tajam.

"Lo udah bosen hidup ya Fer?"tanya Rava tajam.

"Sorry tadi typo. Gak jadi gue, pawangnya aborsian,"ucap Fergi.

"Aborsi?"tanya Syasa bingung.

"EMOSI GOBLOK,"ucap Rava dan kawan-kawan membuat Syasa tertawa melihat Fergi ternistakan.

"Enak ya ternyata lihat bang Fergi di nistain,"ucap Syasa.

"Ingin mengumpat tapi nanti kena lagi. Dahlah gue diem aja,"ucap Fergi pasrah.

***
Semua murid baru sudah berbaris dengan rapi sesuai arahan anak osis. Namun bukan Syasa namanya jika dia bisa diam untuk waktu yang lama.

"Ngomong mulu gak capek apa? Syasa yang berdiri merenungkan nasib gak canda, berdiri dari tadi aja capek,"ucap Syasa mendumel.

PRETTY SAVAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang