●40● RAVA MARAH?

4.2K 508 21
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian disini sebelum membaca part ini dengan cara pencet tombol bintang yang ada di bawah. Jangan sampai lupa ya biar aku semangat updatenya.

Happy Reading <3

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Ya, sekarang Syasa sudah kelas dua belas. Kelas akhir yang banyak menempuh ujian sebagai bekal kelulusan. Bahkan hari kelulusannya bisa di hitung sebentar lagi karena tak lama lagi mereka akan mengikuti ujian sekolah. Dan di kelas dua belas ini, umur Syasa hampir menginjak tujuh belas tahun. Walau belum masuk bulan dan tanggal lahirnya namun sudah terhitung jika sebentar lagi dirinya juga akan berulang tahun.

"SYASA, LILI, HALEN, SALSA. KEMBALI KE KELAS SEKARANG!!!"teriak guru bk dengan muka memerah menahan amarah.

"Mampus. Kabur-kabur,"ucap Syasa lalu mereka lari menuju kantin membuat guru bk itu berhenti mengejarnya.

"Anak-anak itu selalu saja buat saya darah tinggi,"gumamnya.

"Awas aja kalau dapat nanti ku pites satu-satu,"lanjut guru itu kembali ke ruangannya lagi.

Sedangkan Syasa dkk sudah sampai di kantin sambil tertawa terbahak-bahak. Mereka baru saja berbuat hal kecil yang membuat guru bk itu marah dan hampir mengejarnya.

"Capek gue njir. Berasa di kejar kuda lepas,"ucap Lili.

"Bukan kuda lagi Li,"ucap Syasa.

"Terus apa?"

"Kingkong,"jawab Syasa dengan tidak berdosanya membuat mereka tertawa bersama.

"Cabut aja yok. Lagian jamkos kan?"tanya Syasa membuat para sahabatnya menatapnya tak percaya.

"Lo bercanda? Bisa habis kita sama abang-abang lo kalau tau lo cabut,"ucap Halen.

Syasa menganggukkan kepalanya setuju. Jangan sampai pompom menjadi sate kelinci kalau ia ketahuan bolos lagi.

"Yaudah lah balik ke kelas aja."

"Mager,"ucap Syasa.

"Sini gue seret,"ucap Salsa membuat Syasa berbinar.

"Boleh deh sekalian cosplay jadi suster ngesot."

Ketiga sahabatnya itu hanya bisa menepuk dahinya pasrah.

Saat mereka menyusuri lorong sekolah, mereka memilih melewati jalur yang lebih lama menuju kelasnya. Tapi tak sengaja mereka mendengar suara aneh saat lewat di depan ruang kelas yang tak lama sudah tak terpakai.

"Shttt kalian dengar sesuatu gak?"tanya Syasa menghentikan langkahnya.

"Iya anjir gue kira kuping gue yang terlalu peka,"balas Lili.

"Cek gak ni?"tanya Halen.

"Cek Sya,"ucap Salsa membuat Syasa melotot terkejut.

"Kok Syasa? Nanti kalau di gondol gimana? Kalian bakal kangen loh sama Syasa. Syasa kan langka,"ucap Syasa.

"Manusia purba lo?"ucap Halen membuat Syasa cemberut namun tak urung ia maju lebih dulu dengan di ikuti ketiga sahabatnya dari belakang.

"Tikus lagi kawin kali,"ucap Syasa yang masih berjalan mengendap-endap.

"Kucing lagi semedi kalau kata gue,"ucap Salsa.

"Diam heh malah pada tebak-tebakan. Kalau tuyul yang keluar kan gak lucu,"ucap Lili gemas.

"Kalau tuyul plorotin aja celananya biar gak ganggu kita,"ucap Halen.

"MANA BISA DIA KAN SETAN!!!"

PRETTY SAVAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang