●02● JALAN-JALAN

16.7K 1.4K 27
                                    

Seperti biasa, tinggalin jejak kalian sebelum baca part ini. Gak nyangka sih kalau banyak yang suka sama ceritanya.

Happy Reading <3

Hari mulai siang. Syasa masih menunggu abangnya datang menjemputnya.

"Bang Koko mana si, bang Enzi juga mana?"gumam Syasa cemberut sambil menendang batu kecil kesembarang arah.

"Telfon kali ya,"lanjut Syasa.

Tin tin..

Suara klakson mobil membuat Syasa berbinar. Tanpa memikir dua kali, ia langsung masuk ke mobil tanpa melihat ada siapa saja di dalam mobil itu.

"ABANGG LAMA BANG-"ucapan Syasa terhenti saat ia sadar bukan hanya dirinya dan kedua abangnya yang ada di dalam mobil.

"Kicep kan. Gak lihat-lihat dulu sih,"ucap Enzi yang ada di tempat pengemudi.

"Bang Koko mana? Kok gantinya para dedemit gini?"tanya Syasa sinis.

"Ada kelas tambahan katanya,"jawab Enzi.

"Dih. Masih ngabek dek?"tanya David terkekeh melihat muka menggemaskan adik temannya itu. Andai saja, mamanya mau membuatkan adik untuknya pasti ia akan sangat beruntung seperti Enzi.

"Gak ada,"jawab Syasa cuek.

Bagaimana ia tidak kesal, saat jam istrirahat abang dan teman-temannya itu dengan seenak jidat mereka menarik dirinya selayaknya anak kucing. Niat ingin menghindari abang dan teman-temannya agar terhindar dari masalah karena banyaknya fans yang bertebaran malah mereka membuat gadis itu masuk ke ruang lingkup mereka dengan sengaja.

"Es krim sepuasnya,"ucap Rava membuat Syasa berbinar.

"Oke deal. Gak jadi marah tapi es krim sama jajan sepuasnya,"ucap Syasa dengan muka cerianya.

"Gampang banget bujuknya,"ucap Satriya tak percaya. Ia kira, adik temannya ini akan meminta barang-barang mewah namun ternyata pikirannya salah. Yahh,jadi ingin punya adik seperti Syasa pikirnya.

"Enak ya punya adek kayak Syasa. Marah sogokannya cuma makanan. Coba adek gue, pasti udah kosong dulu dompet gue,"ucap Fergi miris.

"Adek lo layak di jadiin makanan ikan piranha Fer. Terus minta buatin adek lagi sama nyokap bokap lo,"ucap David.

"Kalau bisa yang siap jadi bang,"ucap Syasa membuat orang di mobil tertawa karenanya.

Sesanpainya mereka di mall, Syasa dengan riangnya berjalan lebih dulu membuat ke lima cowok itu menggeleng melihat keantusiasnya.

"Berasa jagain anak TK, asli,"ucap Fergi.

"Udah ayok. Keburu di telan bumi tu bocah satu,"ucap Enzi.

Syasa menatap binar semua es krim yang ada di depan matanya. Hal itu membuat penjual toko menggeram gemas melihatnya. Namun saat melihat beberapa cowok seperti menjaga gadis itu, penjual itu pun mengurungkan niatnya untuk mengunyel-unyel pipi gempil itu.

"Pilih aja. Gue yang bayar,"ucap Rava sambil menggenggam tangan milik Syasa.

Syasa sempat terkejut namun sedetik kemudian ia berpikir mungkin agar ia tidak hilang di tengah keramaian.

"Jangan berlebihan. Gigi lo sakit lagi, gue gak mau belain,"ucap Enzi. Setiap adiknya itu berlebihan makan es krim pasti malamnya akan demam dan mengeluh jika giginya itu sakit. Jika sudah seperti itu, hampir satu rumah akan menceramahinya tapi Enzi yang selalu membelanya dengan berbagai banyak alasan.

Syasa tak mendengarkan ucapan Enzi, malah berjalan dengan riangnya sambil mengambil es krim yang ia inginkan.

"Kenapa jatuhnya kayak bapak bawa anaknya sih?"ucap David melihat Rava menggenggam tangan Syasa.

PRETTY SAVAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang