Prolog

23.7K 957 12
                                    

Menatap mukanya barang sebentar pun muak, sekaligus penasaran bagaimana reaksinya jika orang yang dia buang, dia rendahkan, dia campakkan berdiri di hadapannya.

Bukan sebagai anak, melainkan sebagai klien yang akan mereka jilat untuk memajukan perusahaan yang terancam bangkrut, bersiap bersaing dengan pembisnis lain agar mendapat proyek besar.

Dengan percaya diri dan bangganya mereka menjabat tangan Arabelle satu persatu seolah ia tak merasa jijik sama sekali, tatapan jijik yang dulu mereka layangkan kepada Arabelle berubah menjadi tatapan memuja.

"Dasar tak tau malu" Batin Arabelle berkecamuk sekarang Arabelle muak dan benci namun sebisa mungkin Arabelle tahan, agar rencana balas dendamnya lancar, baginya mereka hanya seorang penjilat.

Dulu mereka membuangnya lalu tak mempercayanya, padahal Arabelle adalah darah daging mereka. Apakah Arabelle kecewa? tentu saja ia kecewa, orang yang seharusnya menjadi panutannya kini berbalik menjadi musuhnya.

"Lihat saja akan aku buat mereka menyesal karena membuangku dulu, nikmati saja permainanya dan tunggu  waktunnya" Arabelle mendengus jengkel sedetik kemudian bibirnya menyeringai, mengingat rencana yang telah ia susun rapi di otak cerdasnya.

"Tiba saatnya nanti, kalian akan sujud memohon kepadaku hanya untuk kata maaf, namun maafku sungguh mahal, tak akan cukup hanya dengan sujud kalian, apalagi kehancuran keluarga kalian tak akan mampu membeli maafku, meski kata orang memaafkan itu mulia namun aku sadar aku bukan orang yang mulia" Batin Arabelle

Yah mau bagaimana lagi saat ini Arabelle hanya bisa berbicara lewat batin saja, ia belum bisa mengungkap segala yang ada di fikirannya, belum saatnya Arabelle membungkam mereka satu persatu tanpa terkecuali.

Dendam yang membara, menumpuk hingga menjadi kobaran api yang siap melahap siapa saja dan kapan saja. Sebuah dendam yang bagai bom waktu siap meledak kapanpun itu.

Selama ini Arabelle hidup dengan memupuk dendam di hatinya, dendam yang selalu menjadi pacuan agar dia bisa sukses, di saat ia akan menyerah dengan keadaan yang menyiksa dendam itulah yang mengingatkannya agar bangkit dan tidak terpuruk terlalu lama. Dendam yang Arabelle jadikan sebagai motivasi untuknya.

Terbukti dengan memupuk dendam itu kini Arabelle mampu memimpin puluhan karyawan, ketika banyak orang yang berkata wanita itu kodratnya di rumah menjaga keluarga, memasak, mengurus rumah anak serta suami. Dan nyatanya meski Arabelle seorang wanita muda ia mampu memimpin ribuan karyawan.

Tak jadi masalah wanita bekerja dan berkarir jika wanita itu mampu menjalani peran keduanya dengan baik kenapa tidak di jalankan semuanya saja toh wanita itu mampu.

Lalu mengenai dendam tak ada salahnya menyimpan dendam, tak ada salahnya pula membalaskan dendam asal dengan cara yang baik. Bagaimana bisa membalas dendam dengan cara yang baik?

Buktinya Arabelle mampu membalaskan dendamnya dengan cara baik, menjadikan dendam itu sebagai senjata untuk memacu dirinya agar tak patah semangat dan selalu bangkit dalam keterpurukan ataupun kondisi sejatuh apapun itu.

Mengarahkan dendam itu kearah yang positif, menjadikan dendam sebagai motivasi, membalaskan dendam dengan cara yang anggun, yaitu muncul di hadapan mereka orang-orang di masalalunya sebagai orang yang sukses melebihi mereka.

Lalu nikmati lah ekspresi mereka satu persatu yang akan menjilat mu dengan cara apapun, dengan cara merayu atau dengan cara baik-baik bahkan mereka akan tunduk di kekuasaan kita.

Seperti Arabelle yang memulai membalaskan dendamnya dengan cara muncul di hadapan mereka sebagai CEO perusahaan ternama, bahkan namanya melebihi nama mereka orang-orang di masalalu.

Jangan terburu-buru muncul di hadapan mereka dengan cara seperti ini adalah permulaan ibarat makanan ini adalah hidangan pembuka bakal ada hidangan utama bahkan hidangan penutup yang akan Arabelle suguhkan kepada mereka.

💫💫💫

Apakah Arabelle mampu membalaskan dendamnya?
Atau justru ia berdamai dengan keadaan, dan tak mau lagi berurusan dengan mereka?

Ikuti terus ceritanya,jangan lupa suport cerita ini, dengan cara komentar dan votenya.

Bersambung....

PEMBALASANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang