Part 25

5.7K 363 4
                                    


Usai menghadiri pesta pernikahan Stevan dan Sindi, Luciro segera mengajak Arabelle untuk segera meninggalkan gedung pesta, bukan tanpa sebab Luciro melakukannya selain sudah tengah malam, Luciro juga enggan berlama-lama berada di pesta ini, ia geram melihat mata para lelaki di sana memandang tubuh wanitanya dengan penuh nafsu, ia juga risih dengan Sindi yang selalu menatapnya terang terangan, tak enak hati dengan Stevan sebab ulah Sindi yang menurutnya berlebihan.

Seolah pengantin prianya bukan Stevan, matanya menatap Luciro penuh cinta, siapa saja yang ada di sana pasti akan tau dengan arti tatapan sang pengantin wanita, walaupun begitu Luciro tetap berharap akan kebahagiaan mereka berdua, yah terlepas sikap Sindi yang sudah keterlaluan.

Jika Stevan sudah memutuskan untuk menikahi wanita itu, Luciro harus mendukung keputusan Stevan,toh yang menjalani rumah tangga adalah Stevan dan Sindi, semoga saja ini adalah keputusan yang terbaik untuk mereka.

"Ciro apa aku boleh bertanya? " Suara merdu Arabelle memecah lamunannya terhadap Stevan dan Sindi.

Saat ini mereka sedang berada dalam perjalanan pulang, padahal Arabelle enggan untuk meninggalkan pesta jika saja Luciro tak memaksanya untuk pulang, pasti saat ini Arabelle masih menikmati hidangan pesta yang menggugah selera.

"Hem.. " Luciro hanya berdehem, ia tetap fokus dengan kemudi.

"Emm, apa kau dan Sindi pernah ada hubungan yang spesial? " Tanya Arabelle ragu, Luciro melirik Arabelle sekilas, rupanya penglihatan dan intuisi Arabelle tajam dan tepat sesaran, mendengar pertanyaan Arabelle, Luciro tersenyum miring.

"Apa kau cemburu?" Seperti biasa Luciro menjawab pertanyaan Arabelle dengan sebuah pertanyaan lagi, lihat saja wajah dan senyumnya yang menyebalkan.

Sudah Arabelle duga jika pertanyaannya tak akan di jawab Luciro dengan mudah.

Arabelle mendengus
"Akui saja jika kau cemburu" Lanjut Luciro, nampaknya kebahagiaannya tak akan lengkap jika sehari saja ia tak menggoda Arabelle.

"Tidak aku hanya penasaran" Jawab Arabelle dengan memutar bola mata jengah.

"Tak perlu kuatir aku tak menyukai wanita itu, apalagi dengan statusnya saat ini, aku bukan pebinor"

"Pebinor? " Beo Arabelle yang tak mengerti dengan istilah kata Luciro yang terdengar aneh.

"ck... Perebut Bini Orang " Jawab Luciro kesal.

"hahahaha" Arabelle tertawa lepas mendengar ucapan Luciro serta ekspresinya yang lucu, tawanya pun terhenti ketika mobil berhenti secara mendadak.

ciiiiiit..... suara ban mobil berdecit, Luciro menginjak rem mendadak, sebab tawa Arabelle yang sangat merdu di pendengarannya, sungguh suara yang indah bagai nyanyian surga.

"Auh... Luciro... apa perlu aku daftarkan namamu di tempat kursus mengemudi" Geram Arabelle karena Luciro mengerem dengan mendadak, hingga dahinya terbentur.

"Mau ngapain? " Teriak Arabelle terkejut melihat Luciro yang mencondongkan badannya tepat di depannya.

Pletak... Dahi Arabelle di sentil oleh Luciro, namun detik selanjutnya ia mengelus dahi Arabelle di bagian yang sedikit memerah karena ulahnya.

"Apa yang kau pikirkan, kau kira aku akan menciummu? " Luciro berbicara sembari menatap dalam mata Arabelle, kini wajahnya berada tepat di hadapan Arabelle hingga tanpa sadar Arabelle menahan nafasnya, berada dekat dengan wajah Luciro membahayakan jantung Arabelle.

Tanpa memperdulikan jawaban Arabelle ia melajukan lagi kendaraan besinya yang gagah melesat membelah jalanan malam ibu kota.

Arabelle hanya diam di sisa waktu perjalanannya, ia masih mencoba mengatur laju detak jantungnya, hingga tanpa sadar mobil Luciro sudah berada di dsepan gerbang mansionnya.

"Sudah sampai apa kau mengharapkan aku ikut masuk ke mansionmu?

Tersadar dari lamunannya kala suara bariton Luciro menyindirnya seolah membenarkan perkataan Luciro, Arabelle buru-buru masuk ke mansion tanpa berpamitan.

Luciro terkekeh dengan sikap Arabelle yang menggemaskan jika sedang salah tingkah seperti ini.

"Selamat malam, semoga mimpi indah" Teriak Luciro dari dalam mobil, Arabelle yang mendengarnya langsung berlari kecil menuju pintu masuk mansionnya.

Setelah Arabelle menutup pintu masuk, ia beresandar di depan pintu sambil menghela nafas lega, tak berapa lama terdengar deru mobil lamborgini Luciro yang meninggalkan mansionnya.

Beraambung...

PEMBALASANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang