Part 16

7.2K 460 2
                                    

Happy Reading !!! para readers makasih yang sudah memberi kan vote buat cerita ini ❤

💫💫💫💫

Dret.. dret.. dret..

Dering ponsel berbunyi nyaring, seorang wanita yang masih betah bergelung dengan selimut merasa enggan untuk membuka mata, ia mengabaikan dering ponsel yang tak berhenti mengganggu tidur nyenyaknya.

Sampai pada akhirnya wanita itu terganggu dan frustasi karena dering ponsel yang tak kunjung berhenti, hingga mengusik tidur sang wanit yang sedang bermimpi indah.

"Aaaarrrgh, siapa sih yang ganggu tidur ku pagi buta gini"

Ia meraba nakas dengan mata yang masih terpejam, lalu mengangkat telephone tanpa melihat siapa sang penelephone.

"Haloo, siapa nih?"

"Dasar wanita pemalas, jam segini masih tidur"

Hardik sang penelephone nyaring, Arabelle yang mendengar kata ejekan itu pun sontak membuka mata, lalu melihat nama kontak yang sedang melakukan panggilan dengannya, setelah tau nama sang penelephone ia semakin geram.

"Lucirooo..... "

Pekiknya sekuat mungkin kalau bisa biar sang penelephone tuli sekalian, terdengar suara kekehan tawa dari sang penelephone, Arabelle yang sedang emosi menarik nafas dalam lalu menghembuskannya pelan, ia sedang meredam emosi di pagi butanya ini.

"Kamu gila ya Ciro, jam segini udah nelphone ganggu mimpi indah ku aja"

"Bangun cepat wanita pemalas, satu jam lagi aku jemput"

"Ngapain pakek jemput segala ? memang mnya kita mau kemana?"

"Dasar bawel, pokoknya satu jam lagi aku jemput dan kamu sudah harus siap, memangnya kamu ngak mau ke kantor"

"Ya ampun Ciroo... ini baru jam berapa, kamu buta ya ini kepagian Cirooo"

"Kamu yang buta, ini tuh udah siang, udah jam 8 Elle, bangun cepat, kalau aku sampai sana dan kamu masih tidur, akan aku mandiin kamu saat itu juga"

"Dasar luciro mesuuum"

Tut.. tut.. tut..

Panggilan ia matikan secara sepihak, tak perduli jika lawan bicaranya tersinggung, ia geram dengan Luciro yang sudah mengganggunya, entah mungkin Luciro sudah salah minum obat atau jangan-jangan memang obatnya habis sehingga membuat dia jadi gila dan bersikap aneh hari ini.

Ia menguap, rasanya ia ingin kembali tidur tapi ia juga takut dengan ancaman Luciro yang akan memandikannya langsung, ia pun masih bermalas-malasan di tempat tidur, sambil bermain handphone, di tengah asiknya ia memainkan gawainya ia mendapat dua pesan yang membuatnya penasaran.

Pesan pertama dari Kris, sebuah pesan yang membuatnya jengah, ia bosan mendapat spam chat dari Kris, kenapa baru sekarang ia memberi perhatian setelah kini ia telah cantik dan mapan, dulu kemana saja ia saat Arabelle masih menjadi tunangannya.

"Abel, berangkat kantor jam berapa? aku jemput ya"

"Abel" Nama panggilannya dulu ketika masih menjadi anggota keluarga Hamzah, kini panggilan itu membuatnya muak, ia hanya membaca pesan dari Kris tanpa berniat membalasnya sedikit pun.

Pesan kedua dari nomer baru, namun isi pesan yang di kirimkan membuat Arabelle dapat menebak siapa sang pengirim pesan.

"Wanita jalang, temui aku di alamat yang aku kirim, kalau sampai ngak datang akan aku buat kamu perhitungan"

Setelah membaca pesan itu, Arabelle jadi penasaran apa yang akan di bicarakan oleh seorang Carla Grattenda kepadannya.

"Wanita ini tak ada habisnya, dasar ular betina" Gumamnya jengkel.

Setelah puas memainkan gawainya ia memillih untuk bersiap-siap sebelum Luciro datang dan menyeretnya mandi, pagi ini adalah pagi yang cukup menguras emosi baginya, sungguh awal aktivitas yang buruk.

Benar saja sesuai apa yang di ucapkan mnya melalui sambungan telephone tadi, kini Luciro sudah bertengger santai bersandar pada mobil lamborgini putih miliknya, di depan pintu mansion, tak lama menunggu, terlihat Arabelle sedang berjalan kearah Luciro, sigap Luciro masuk ke mobil memposisikan tubuhnya senyaman mungkin di bagian kursi pengemudi.

Arabelle pun sudah masuk mobil dan duduk di samping sang kemudi sambil menggerutu, Luciro yang melihat wajah cemberut Arabelle pun tersenyum samar.

"Ngapain sih kamu jemput segala, kan aku bisa berangkat sendiri, biasannya juga aku berangkat sendiri"

Gerutunnya kesal mengkomat kamitkan bibir, mengumpati Luciro secara terang-terangan.

Luciro lalu memajukan tubuhnya ke arah Arabelle tanpa berkata. Arabelle yang terkejut dengan apa yang di lakukan Luciro reflek memundurkan tubuhnya guna menghindar agar tak terlalu dekat dengan tubuh Luciro yang sialnya aroma wangi parfum Luciro menguar tajam di indra penciumnya membuat Arabelle seketika membeku seperkian detik, setelah sedikit menguasai kesadarannya ia pun bersuara.

"Mau ngapain kamu jangan aneh aneh ya" Namun Luciro seakan tuli, hingga terdengar suara "klik" lalu Luciro menyentil dahi Arabelle "pletak"

Sontak sentilan itu membuat Arabelle meng aduh dan memegangi dahinnya yang memerah sedang Luciro sudah memposisikan tubuhnya untuk mengemudi.

"Masih pagi udah mesum aja" Arabelle mendelik tajam ke arah Luciro karena mendengar ucapannya yang mengatai bahwa dirinya mesum.

"Kamu yang mesum dasar pria cabul"

Luciro diam saja kala umpatan kecil yang di lontar mkan oleh Arabelle, justru ujung bibirnya sedikit terangkat tipis.

Tak lama mobil lamborgini yang di tumpangi oleh Arabelle memasuki gedung pencakar langit, setelah sampai di tempat tujuan Arabelle langsung bergegas keluar tanpa berpamitan pada sang pengemudi, Luciro menurunkan kaca mobil dan sedikit meninggikan suaranya.

"Elle mulai sekarang aku akan mengantar jemput kamu dan jangan ge-er dulu ini perintah kakek bukan kemauan ku"

Setelah mengatakan sesuatu yang membuat Arabelle melongo mematung di tempat, Luciro melajukan lamborgininya meninggalkan gedung pencakar langit milik perusahaan AR Crop itu.

Bersambung....

PEMBALASANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang