Part 15 Acara Pertunangan

7.6K 510 0
                                    

Happy Reading !!! Jangan lupa tinggal kan komen dan vote nya biar @penaeni tetep semangat update ceritan nya, kalau mau follow @penaeni juga boleh banget entar @penaenu fatback deh 😉 Terimakasih dan Selamat membaca gaes ❤

💫💫💫💫

Malam ini adalah malam terindah,
Dimana sang dewi rembulan sedang bersanding dengan dewa bintang,
Memancar kan sinar yang menghanyut kan,
Memberi isyarat kepada semesta,
Bahwa mereka sedang di mabuk cinta,
Romansa membara,
Pahit nya racun pun terasa bagai manis nya madu,
Sama hal nya dengan aku,
Yang sedang hanyut oleh pesona mu,
Terjerat dalam jebakan senyum manis mu,
Terperangkap dalam indah perangai mu,

Malam ini,
Mata enggan terpejam,
Wajah mu mulai terbayang,
Senyum mu yang memikat,
Merah nya gincu di bibir mu,
Tak semerah ceri di tangan ku,
Membuat ku semakin tak sabar,
Menyemat kan cincin di jari manis mu,
Mengikat mu dengan ku,
Bersanding bersama ku,

~ Luciro Marquez ~

❤❤❤

💫💫💫

Sudah tiba waktunya, acara pertunangan Arabelle dan Luciro, akan dihadiri oleh keluarga inti dan para sahabat terdekat saja, cukup tertutup memang, hal ini sengaja Luciro lakukan karena ingin melindungi Arabelle dari musuh Luciro, mungkin setelah hari ini akan sedikit menambah warna dalam hidup mereka.

Dalam acara ini Arabelle nampak anggun dalam balutan gaun putih, rambutnya ia biarkan terurai dengan sedikit hiasan yang menambah kadar kecantikkannya, serta gincu merah semerah buah ceri yang menambah keseksiannya.

Sedang Luciro dengan jas formal putihnya membuat ketampanan pria itu semakin sempurna, sungguh pasangan yang sangat cocok, acara pun sudah di mulai cicin pun sudah tersemat dalam jari mereka, tepuk tangan pun menggema dalam gedung acara, kini saatnya menikmati hidangan yang tersedia.

Meski tertutup, hanya keluarga saja yang menghadiri acara, namun kesan mewah tetap melekat dalam acara pertunangan ini, jika mereka menikmati pesta pertunangan itu, beda halnya dengan gadis manis satu ini.

Ia tengah nelangsa karena orang yang ia cinta tengah bertunangan dengan wanita lain, ia hanya dapat memandang sendu lelaki pujaannya itu, setelah ia menguatkan mental dan hatinya ia beranjak menghampiri pasangan yang tengah menebar senyum dan menjabat tangan para tamu yang memberi ucapan selamat

"Kak Luciro... " Panggilnya dengan suara agak bergetar, nyatanya hanya sekedar menyampaikan selamat saja sangat menyakitkan, butuh tekad kuat untuk sekedar mengucap kata selamat.

Sedang pria yang di panggil hanya memandangnya datar, selalu begitu tatapan tak suka yang selalu ia dapat.

"Kak selamat atas pertunangan kalian" Ucapnya kembali setelah membasahi tenggorokannya yang mendadak kering.

Tak ada jawaban dari Luciro hanya tatapan tak suka yang kentara serta wajah datar pria itu saja yang pria itu tampakkan. "Makasih Stevi"

Arabelle mencoba menengahi ketegangan yang mendadak tercipta dari mereka.

Stevi hanya mendengus tak suka ia tak butuh jawaban dari Arabelle ia hanya ingin mendengar suara Luciro, sekali saja ia ingin mendengar Luciro menyebut namanya, lalu tersenyum padanya. Saat musik mengalun merdu tiba-tiba Luciro mengulurkan tangannya dan berkata.

"Elle mau kah, kau berdansa dengan ku?"

Suara lembut mengalun merdu dari bibir Luciro, mendadak jantung Elle berdebar mendengarnya, tak butuh waktu lama ia menerima uluran tangan Luciro dan mengangguk menandakan bahwa ia menerima ajakannya untuk berdansa.

Meninggalkan Stevi yang masih memandang mereka dengan mata berkaca-kaca

Arabelle dan Luciro mulai jadi pusat perhatian karena dansa indah yang tengah mereka lakukan, meski pun hanya gerakan sederhana namun kesan romantis dan serasi melekat sempurna pada suasana.

Mereka saling berhadapan, sebelah tangan Arabelle ia letakkan di pundak Luciro, sedang tangan satunya di genggam Luciro dan sebelah tangan Luciro melingkar indah di pinggang Arabelle, tubuh mereka saling menempel, kini jarak yang begitu dekat menambah laju detang jantung keduanya.

Mereka saling bertatap mata menyelami perasaan satu sama lain, Arabelle dengan tatapan terpesona, sedang Luciro dengan tatapan binar penuh cintanya.

Mereka mulai bergerak sesuai irama, mengikuti melodi yang terdengar indah, sehingga tercipta lah suasana romantis di gedung ruang acara

Kalau sudah dalam kondisi gini, pasti merasa dunia hanya milik mereka berdua yang lain hanya penonton saja.

Benar saja mereka terhanyut dalam suasana yang mereka ciptakan meskipun Arabelle belum mencintai Luciro namun mungkin sedikit lagi ia akan jatuh dalam pesona Luciro yang tak dapat ia abaikan begitu saja.

Stevi yang masih memandang mereka dengan tatapan berang, mencoba menguatkan hati, ia mengepalkan tangan hingga baku jarinnya terlihat memutih.

"Sebaiknya kita pergi dari sini" Tepukan di pundak mengalihkan ia dari pandangan di hadapannya, meski sesekali ia masih memandang ke arah tempat dansa.

"Ayo pergi, kita susun rencana untuk memisahkan mereka nanti" Ucapan sang ayah menambah tekadnya, bak dapat angin segar, dukungan ini menguatkan niat dan tekadnya untuk memisahkan mereka dan merebut Luciro dari tangan Arabelle.

Ayahnya benar, ia harus mendinginkan isi kepalanya dulu agar bisa menyusun rencana. Acara masih berlangsung, Arabelle dan Luciro juga sudah selesai berdansa, senyum bahagia tercetak jelas dari wajah kakek Danzo.

Ketika Arabelle tengah menikmati minuman dan makanan kesukaannya, Luciro pun duduk di samping sang kakek sambil mengamati gerak gerik sang tunangan yang asik menyantap makanan dengan lahapnya

"Kau senang Ciro? "

"Ya kek, terimakasih berkat kakek aku dapat memenuhi impian ku sekarang"

Luciro tersenyum tulus ke arah sang kakek yang juga sedang memandangnya penuh kasih.

"Kakek juga bahagia melihatnya Ciro"
Ujar sang kakek sambil memandang ke arah Arabelle yang tengah tersenyum kearah sang kakek dan Luciro yang tengah mengobrol ringan.

Kakek Danzo melambaikan tangannya dan membalas senyuman Arabelle.


Bersambung........

PEMBALASANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang