Part 26

5.4K 364 4
                                    


Siang ini matahari sedang cerah, teriknya menyentuh kulit tangan Arabelle, Arabelle yang menikmati sinar sang surya sembari menyesap kopi di tangannya, sorot mata tajam mengarah ke seberang jalan, disana seorang pria yang akhir-akhir ini selalu mengusik fikirannya sedang santai duduk dengan seorang wanita yang tak ia tau wajahnya, sebab posisi duduknya yang membelakangi.

Cemburu, mungkin itu kata yang cocok untuk mendefinisikan apa yang Arabelle rasakan saat ini, benih cinta itu semakin bertumbuh seiring berjalannya waktu, meski pria itu masih menampilkan wajah datarnya namun Arabelle tidak bodoh, terlihat jelas dari gestur tubuh sang wanita jika ia sedang menggoda sang pria.

Ada yang bilang wanita akan tau perasaan wanita lainnya hanya dengan tatapan mata saja begitupun sebaliknya, Arabelle membenarkan pepatah itu, sebab Arabelle mengalaminya saat ini.

(Katanya lagi nemuin klien tapi ini justru sedang asik makan sama wanita) batin Arabelle.

Arabelle mencoba menelfon pria di seberang sana, namun tak di angkat, ia mengirim pesan dan tak di balas percuma saja, dia lagi asik ngobrol tanpa memperdulikan handphonenya, namun tiba-tiba ada seseorang yang duduk di hadapannya.

"Nampaknya priamu sedang berselingkuh" Orang itu berkata dengan santai, dengan terpaksa Arabelle mengalihkan atensinya ke arah seseorang yang duduk manis di hadapannya.

"Dia hanya sedang berbincang dengan kliennya" Sahut Arabelle dengan santai, Arabelle tau wanita yang ada di hadapannya ini tengah mencoba memprovokasinya.

" Oh ya? hanya klien? tapi mengapa sampai mereka intim begitu? "

"Stevi aku heran kenapa kamu tidak cemburu melihat pria yang kamu suka sedang makan bersama wanita lain? Justru kini kamu sedang duduk di hadapnku, mencoba memprovokasiku?" Arabelle melontarkan pertanyaan yang nampaknya tepat sasaran.

Stevi diam seribu bahasa ia tak menjawab pertanyaan Arabelle, bagaimanapun Stevi juga cemburu melihat Luciro dekat dengan wanita, apalagi Stevi tau jelas bahwa sang wanita tergila-gila dengan Luciro, namun disisi lain ia heran mengapa Arabelle tak cemburu melihat tunangannya sedang makan dengan wanita lain.

"Aku cemburu" Jelas Stevi terang-terangan tanpa berniat menutupi rasa cemburunya, toh Arabelle juga sudah tau kalau Stevi menyukai Luciro.

"Lalu apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Arabelle santai.

"Lalu kau sedang apa? kamu tak cemburu?" Tanya Stevi heran, tak tau saja ia bahwa Arabelle sedang mati matian menahan rasa cemburunya.

"Tidak" Jawab Arabelle singkat dengan nada santai sekaligus dingin secara bersamaan.

Stevi terperangah, ia tak percaya jika Arabelle tak cemburu sama sekali, apalagi Stevi tau jika Arabelle mulai tertarik dengan Luciro.
"Kau serius tak cemburu dengan tunanganmu? "

"Mengapa aku harus cemburu? toh pada akhirnya dia juga akan kembali padaku, kau lupa bahwa sebentar lagi kita akan menikah?" Masih dengan santai Arabelle menjawab sembari menyeruput kopi hitamnya yang sudah tinggal sedikit.

Hening Stevi dan Arabelle hanya bungkam, mereka larut dengan fikirannya masing-masing.

"Aku pergi dulu" Arabelle berdiri dari kursinya lalu menepuk bahu Stevi menyadarkan Stevi dari lamunan panjangnya.

"Mau kemana? " Tanya Stevi heran mengapa Arabelle tiba-tiba pergi.

"Apa kita sedekat itu? hingga aku harus melaporkan segala kegiatanku padamu?"

Stevi melongo dengan perkataan Arabelle memang masuk akal sih, Arabelle dan Stevi tidak pernah bertegur sapa, ini kali pertama Stevi mengajak Arabelle mengobrol santai layaknya teman.

💫💫💫💫

[Kamu dimana? ]
Pesan singkat dari Luciro yang hanya di baca oleh Arabelle tanpa berminat membalas pesan itu, ia masih kesal dengan Luciro yang berbohong.

[Nanti aku tidak bisa mengantarmu pulang, aku ada urusan.]
Lagi-lagi Luciro mengirim pesan singkat, Arabelle sedikit aneh mengapa di pesan ini Luciro tak menjelaskan urusannya, padahal biasanya dia akan menjelaskannya tanpa di minta, melaporkan apapun kegiatannya, menceritakan semua aktivitasnya meski dengan kata singkat padat dan jelas.

Arabelle pusing ia tak mau memikirkannya lebih dalam, biarkan saja nanti juga Luciro akan menceritakannya sendiri.

[Nanti Arman akan mengatarkan mu dan Ana pulang, tunggu Arman sampai datang, jangan pulang sebelum Arman datang. ]

"Apa ini? mengapa isi pesannya aneh?" Gumam Arabelle perasaannya mulai tak enak ia sedikit tak tenang, sudah hampir 5 jam lamanya Arabelle menunggu pesan lagi dari Luciro biasanya Luciro akan langsung melakukan panggilan jika Arabelle tak membalas pesannya, apalagi ini Arabelle sengaja hanya membuka pesannya, menunjukkan bahwa Arabelle sedang marah.

Dering ponsel Arabelle berbunyi nyaring

"Hallo kek? " Dan tiba-tiba Arabelle membeku di tempat handphonenya sudah terlepas dari genggamannya.

"Tidak mungkin... " Gumam Arabelle lagi, badannya lemas seketika, tubuhnya merosot, ia menutup mulutnya dengan tangan yang bergetar.

Rasa yang takut kehilangan mendominasi diri Arabelle, Ana yang mendengar suara berisik dari dalam ruangan Arabelle bergegas masuk tanpa mengetuk pintu, memastikan bahwa Arabelle baik-baik saja.

"Ara... " Teriak Ana yang terkejut melihat Arabelle duduk di lantai sembari tangannya bergetar dan air mata yang mengalir deras tanpa suara isak tangis.

"Bawa aku kerumah sakit sekarang" Ucap Arabelle lirih.

"Ada apa? mengapa harus kerumah sakit? apa kau terluka" Tanya Ana beruntun.

"Ana sekarang... " Teriak Arabelle yang mengejutkan Ana.

Bergegas Ana menuntun Arabelle keluar, banyak karyawan yang memandang Arabelle dan Ana dengan tatapan bertanya, melihat penampilan Arabelle sekarang wajar saja jika banyak pertanyaan di dalam benak mereka tanpa mampu melontarkannya.



Siapa wanita yang sedang makan bersama Luciro? dan
Sebenarnya apa yang sedang terjadi?

Bersambung.....

PEMBALASANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang